[MOJOK.CO] “Bisa bikin vertical vlog, tapi belum bisa muter video vertikal YouTube dengan sempurna.”
Tahun 2017 menjadi tahun terakhir masa bakti Samsung Galaxy Grand Prime yang saya miliki. Pasalnya ponsel itu layarnya sudah retak parah dan akhirnya menjadi alasan saya untuk saatnya mengganti ponsel.
Tepat sehari sebelum tahun baru, sebuah paket kotak kayu dari Tangerang datang ke rumah. Bagi keluarga kami, Desember telah menjadi semacam ritual tersendiri. Bapak yang bekerja di sebuah pabrik electronic wire di Tangerang selalu berkata, “Sabar, tunggu Desember” untuk setiap permintaan dari anak-anaknya yang sekiranya akan merogoh kocek.
Begitu kotak kayu dibuka, ternyata Samsung lagi, Samsung lagi. Meski sedikit kecewa karena awalnya saya meminta dibelikan iPhone agar bisa merasakan pengalaman baru, apa daya, yang punya duit kan bapak saya.
Sedikit kilas balik. Saya sudah menggunakan ponsel Samsung semenjak 2011. Dari awalnya Samsung Galaxy Mini lalu ganti ke Samsung Galaxy Young, baru kemudian Samsung Galaxy Grand Prime. Dan sekarang Samsung Galaxy J7 Pro. Benar-benar pengguna setia Samsul, eh, Samsung.
Samsung J7 Pro pertama kali dirilis Juli 2017, bersamaan dengan rilisnya Samsung J5 Pro. Keduanya termasuk jenis ponsel kelas menengah yang mengusung tagline “more than selfie”. Samsung awalnya membanderol Galaxy J7 Pro seharga Rp3.999.000. Saat tulisan ini tayang, harganya sudah agak turun pada kisaran 3,5 jutaan di situs-situs e-commerce Indonesia.
Spek lengkap Samsung J7 Pro bisa dilihat pada tabel berikut.
Saya sendiri merasa ukuran Samsung J7 Pro (5,5”) ini kebesaran di tangan saya yang terbiasa mengetik dengan satu jempol pada Samsung Galaxy Grand Prime (5,0”). Tapi, setelah saya oprek, ternyata ponsel ini menyediakan fitur One Hand Mode.
Fitur tersebut berguna untuk memperkecil layar sehingga pas untuk saya yang terbiasa menggunakan satu jempol ketika membalas chat. Tapi ya itu, layarnya justru jadi kekecilan buat mengetik dengan satu jempol. Untuk yang satu ini, saya tetap merasa lebih nyaman dengan Grand Prime.
Fitur andalan ponsel ini tersemat dalam slogan “more than selfie”, yang artinya ponsel ini mempunyai kemampuan lebih dari sekadar selfie. Apa itu? Tidak lain karena ponsel ini ingin menyasar para vlogger.
Jika biasanya kamera smartphone lain hanya optimal bagian kamera belakangnya, J7 Pro menawarkan kualitas kamera depan yang setara dengan kamera belakangnya. Keduanya sama-sama mempunyai ukuran 13 MP dan dilengkapi dengan LED Flash. Cocok untuk mengambil video pada lingkungan kurang cahaya sekalipun.
Fitur lain yang menarik adalah Dual Messenger. Bagi Anda yang merasa perlu membeli handphone baru hanya demi menampung berpuluh-puluh grup nostalgia teman-teman sekolah maupun teman sehobi, ponsel ini adalah jawaban dari Tuhan. Karena fitur Dual Messenger-nya siap menampung dua nomor WhatsApp dalam satu ponsel sekaligus! Bukan hanya WhatsApp, tetapi akun-akun lain semacam Line, Facebook, Skype, dan Messenger pun bisa. Dahsyat.
Soal keamanan, Galaxy J7 Pro sudah dilengkapi dengan sensor sidik jari dan Samsung Secure Folder. Fitur Secure Folder memungkinkan semua file/folder dalam ponsel hanya bisa dibuka oleh pemiliknya. Jadi, meskipun sidik jari gebetanmu bisa digunakan untuk membuka kunci ponselmu, dia tetap tidak akan bisa melihat folder-folder rahasiamu.
Oya, karena sedang ngetren video vertikal, Samsung Indonesia mengajak YouTuber Edhozell untuk mengenalkan konsep video vertikal kepada para pengguna ponsel Samsung J Pro Series. Jika lazimnya vlogger membuat video dalam bentuk horizontal, Samsung justru ingin penggunanya mulai mempertimbangkan untuk membuat video vertikal.
Perdebatan mengenai video vertikal vs video horizontal sebenarnya sudah terjadi lama. “Di mana-mana video itu ya horizontal bos. Lu nonton film di TV, di bioskop, semuanya horizontal!” Argumen yang biasanya dikeluarkan bagi orang yang menolak penggunaan video vertikal.
Saya tidak menampik argumen tersebut. Bagaimanapun, pada mulanya cara kita menggenggam ponsel itu ya vertikal. Terlebih sekarang sedang zaman orang upload foto/video lewat Instastory atau story-story lain yang cara pengambilan gambarnya cenderung menggunakan moda vertikal.
Beberapa video Youtube mulai dibuat dalam bentuk vertikal. Misalnya klip video lagu Havana milik Camila Cabello, ada versi klip vertikalnya. Cuma, bagi pengguna Samsung, tak terkecuali saya yang menggunakan Galaxy J7 Pro, harus bersabar. Untuk menikmati fitur video vertikal ini masih belum bisa. Bisa sih, tapi pasti masih muncul latar berwarna hitam (black bars) di bagian kanan dan kiri video saat ditampilkan ke dalam layar penuh.
Dari informasi yang beredar, saat ini video vertikal tanpa black bars hanya bisa dinikmati pada aplikasi Youtube untuk iOS (iPhone). Rasanya tak akan lama lagi pengguna Android bisa melihat video Youtube secara vertikal tanpa black bars.
Jadi, apakah Anda tertarik menjajal ponsel keluarga Samsung J Pro Series satu ini?