MOJOK.CO – Realme C11 ini kurang worth bagi saya. Baterai cadas, tetapi mengisi kembali dayanya bikin kesabaran terkuras. Murah sih, tapi harusnya bisa dapat lebih.
MediaTek Helio G35, baterai 5000mAh, desain mirip iPhone 11, disusun menjadi Realme C11. Harga Rp1,6 juta untuk konfigurasi 2GB/32GB dan Rp1,7 juta untuk konfigurasi 3GB/32GB.
Menariknya apa?
Realme memang agresif soal ponsel baru di kelas menengah-bawah. Pimpinan jagoan 2020 ada Realme 5i seharga Rp2,2 juta (4GB/64GB), disusul Realme C3 seharga Rp1,9 juta (3GB/32GB), dan hadir pula si Realme C11. Selisih harganya tipis-tipis, jadi worth-kah membeli sang anak bungsu?
Pada Realme C11, Helio G35 hanyalah optimasi dari Helio P22, masih mengusung teknologi jadul
MediaTek Helio G35 adalah prosesor keluaran 2020 untuk low-end gaming, diposisikan di antara G25 yang digadang-gadang hadir di salah satu varian Redmi 9 dan G70 milik Realme C3.
Core-nya masih mengandalkan jagoan lama ARM untuk prosesor hemat daya, yaitu Cortex-A53 dengan delapan inti berkecepatan 2.3 GHz. Jangan berharap banyak dibandingkan terhadap pengguna Cortex-A55, apalagi Cortex-A7x. Biarkata intinya hanya enam dan kecepatannya lebih rendah, bisa jadi mereka menang karena teknologi yang lebih terbarukan.
Melawan Helio P22 milik Realme C2 pun, G35 sebenarnya tidak unggul banyak selain kecepatan CPU GPU yang diatur sedikit lebih tinggi. CPU sama-sama Cortex-A53 dengan P22 di 2.0GHz dan G35 di 2.3GHz. GPU sama-sama PowerVR GE8320, hanya saja P22 di 650MHz dan G35 di 680MHz.
Perbedaan skor yang signifikan pada P22 dan G35 lebih dikarenakan optimasi performa, bukan perbedaan teknologi. Performa akhirnya untuk Helio G35 hanya sedikit lebih baik dari Snapdragon 625 andalan dua tahun lalu dan Snapdragon 439 milik Redmi 4X, berdasarkan hasil pengujian aplikasi AnTuTu v8. Bermain PUBG Mobile di Realme C11 memberikan setting tertinggi Balanced-Medium, itu pun tidak tergolong mulus.
Main sih bisa, tetapi jangan mengharapkan pengalaman yang istimewa. Ingat harga, Bos.
Ya, memang sulit ditoleransi. Dengan G70 di Realme C3, GPU dan CPU Realme C11 masing-masing lebih lambat 50 dan 37 persen. Dengan selisih harga Rp200 ribu untuk sama-sama varian 3GB/32GB, perbedaan performa sesignifikan ini sulit ditoleransi.
Masih mirip pendahulu dan saudaranya
Realme C11 adalah pengganti Realme C2 dan adik dari Realme C3. Bisa diduga pastinya bahwa ketiganya memiliki kemiripan yang cukup signifikan.
Pertama, soal dimensi, Realme C11 mirip ke Realme C3. Bobotnya hampir 200 gram dan sama-sama dibekali layar IPS LCD berukuran diagonal 6.5 inch dengan resolusi HD+ dan poni waterdrop notch. Akan tetapi, tidak ada informasi tentang pelindung layar seperti Gorilla Glass atau sejenisnya pada C11.
Waduh, Redmi 8A Pro saja punya Gorilla Glass 5 lho! Padahal harga lebih murah Rp100 ribu untuk varian memori yang bersesuaian.
Kedua, soal kamera, Realme C11 lebih mirip ke C2. Mereka sama-sama mengusung konfigurasi satu lensa kamera depan beresolusi 5MP dan dua kamera belakang beresolusi 13MP (utama) + 2MP (depth sensor). Apa yang hilang dari C3 adalah lensa makro, tetapi saya rasa ini tidak masalah.
Meskipun resolusi lensa utama kamera belakang lebih tinggi dari C3, perbedaan ukuran piksel tentu tetap membuat foto di C3 tampil lebih baik, apalagi juga dengan pemrosesan yang lebih baik. Kemampuan merekam video untuk lensa depan dan belakang mencapai Full HD di 30fps, cukup baik tetapi tetap biasa saja.
Ketiga, soal konektivitas dan baterai, Realme C11 juga serupa dengan C3. Sama-sama mengusung Bluetooth 5.0, WiFi 802.11 bgn, GPS, micro-USB OTG, adanya jack audio 3.5mm dan kemampuan FM Radio, serta tidak ada NFC. Baterai yang digadang-gadang cadas tanpa batas, 5000mAh itu, diisi dengan daya 10W dan kemampuan reverse charging. Ya, Redmi 8A Pro juga punya baterai sebesar itu, bahkan lengkap dengan quick charge 18W berkabel USB-C (adaptor pengisian cepat dibeli terpisah).
Keempat, jangan berharap sensor sidik jari di Realme C11 ini ya, karena tidak ada sama sekali. Hal ini cukup merepotkan jika berada di luar rumah. Kita tentu butuh privasi lebih dengan tidak mengetikkan sandi, ditambah sandi itu juga butuh waktu lebih lama untuk diketik. Ya kan?
Desain Realme C11mirip iPhone 11? Tidak juga
Satu-satunya yang mungkin menarik perhatian adalah penggunaan bingkai kotak berwarna hitam di pojok kiri atas di Realme C11 ini. Sesuai namanya, inspirasi bisa dipastikan datang dari iPhone 11. Ini memang lebih mewah dari Realme C2 dan C3 yang lensa kamera belakangnya dijejer ke bawah, tetapi bukan masalah untuk ponsel menengah-bawah dengan harga Rp1 jutaan.
Toh, dengan ukuran lensa kamera yang lebih kecil dan tidak menonjol, belum lagi warna bodi yang berbeda dan tidak berkilau, orang pasti tahu bahwa bukan si ponsel apel berboba yang kita punya.
Penanda merek Realme ditulis dari atas ke bawah dengan font yang besar, juga berbeda dengan perilaku Apple yang menaruh logonya dengan ukuran kecil di bagian tengah bodi ponsel. Jika teman Anda adalah orang yang termasuk tech geeks, mereka justru tertawa melihat Anda membeli C11. Meminjam iklan Samsung ya. Awesome screen, biasa ah. Awesome camera, biasa ah. Awesome battery life, terasa hambar tanpa fast charging.
Redmi 8A Pro, atau turun ke Redmi Note seri lama? Rasanya lebih baik
Realme C11 adalah ponsel serba tanggung. Pembaca tentu akan protes, kan di segmen low-end itu, beda Rp100 ribu saja sangat terasa. Ya memang, tetapi Redmi 8A Pro bisa menawarkan sesuatu yang lebih all-rounder dengan harga lebih murah dari Rp100 ribu alias sangat terasa dan masih pakai bonus “banget”.
Iklan di MIUI bukan sesuatu yang luar biasa, karena kita hanya perlu sedikit pandai mengakalinya agar tidak terganggu ketika bekerja. Uang Rp100 ribu itu sudah bisa dicarikan adaptor Quick Charge 3.0 kan? Jadilah baterai cadas tanpa batas dan lebih cepat selesai mengecas!
Tidak ada salahnya melirik ponsel keluaran lama dengan konfigurasi memori serupa. Banyak toko daring masih menjual stok lama Xiaomi Redmi Note 5 dan Redmi Note 6 Pro. Baterai lebih kecil dengan kapasitas 4000mAh mungkin tidak masalah karena performanya bermodal Snapdragon 636.
Layar lebih kecil dengan dahi dan dagu tebal (Redmi Note 5) maupun layar dengan poni lebar seperti iPhone X (Redmi Note 6 Pro) mungkin juga lebih Anda sukai jika ingin kesan nostalgia sebelum era waterdrop notch dan punch hole merajalela. Quick Charge 3.0 berdaya maksimal 18W juga ada, tentu dengan konsekuensi versi Android stabil terakhir mentok di Android 9. Sementara Realme C11 datang dengan Android 10.
Silakan ditimbang jika Anda memang membutuhkan versi Android terbaru terus untuk aplikasi tertentu.
Ogah Redmi? Butuh performa yang lebih baik?
Sekadar informasi saja, konfigurasi 3GB/32GB itu benar-benar ngepas. Jika Anda masih work from home dan butuh banyak aplikasi, sulit menyimpan data pribadi sekalipun hanya berupa sedikit foto dan musik. Ada dedicated slot microSD memang, tetapi itu sudah cukup memperlambat performa sekalipun dibandingkan terhadap eMMC bawaan ponsel. Jika masih mungkin menabung, mencicil, atau menaikkan budget, Realme 5i dengan Snapdragon 665, RAM 4GB, dan ROM 64GB tetap jadi pilihan yang paling nice.
Realme C11 ini kurang worth bagi saya. Varian RAM 2GB, jelas kurang. Varian RAM 3GB, ngepas. Baterai cadas, tetapi mengisi kembali dayanya tentu membuat kesabaran terkuras. Performa juga menimbulkan tangis. Ya sudah, tak perlu ditakis alias skip.