Menjadi Pemimpin Bedebah Ala Game Simulasi Pemerintahan Tropico 5

Game Simulasi Pemerintahan Tropico 5 Mojok.co

Game Simulasi Pemerintahan Tropico 5 Mojok.co

MOJOK.COSebelum nyaleg dan nyapres, ada baiknya main game simulasi Tropico 5 ini dulu biar merasakan betapa sulitnya mengurus rakyat yang beda kemauan.

Punya niatan ingin jadi kepala daerah atau bahkan presiden sekalipun? Gampang. Tinggalkan sejenak Mobile Legends atau FIFA 18, lalu coba mainkan saja game Tropico 5.

Tropico 5 cocok buat sampean jika ingin jalan yang mudah, bebas repot, dan aman dari tuduhan makar karena kebelet ingin jadi presiden. Bahkan, sebagai pemain, sampean bisa leluasa untuk membuat usaha-usaha ekstrem yang dinilai bisa bikin kisruh negara. Sekalipun di dalam game Tropico 5 ini sampean tidak bisa dapat gaji sekaya presiden beneran.

Tapi, sampai di sini jangan kecewa dulu. Karena ini berbeda. Tidak seperti game-game simulasi strategi lainnya. Semisal SimCity, game yang konon katanya dimainkan oleh Bu Risma sebagai bahan pembelajaran beliau untuk merancang tata kota Surabaya.

Di SimCity sampean hanya berfokus pada pengaturan tata kota saja. Tapi di Tropico 5 tidak. Sampean akan benar-benar jadi presiden yang sebenarnya, termasuk berurusan dengan urusan politik di dalam dan luar negeri. Lalu sibuk mengurus rakyat yang tidak tahu diri lantaran sudah tahu negara bangkrut, eh malah nuntut ini itu. Juga berhadapan dengan lawan politik yang berusaha menjatuhkan sampean saat pemilu berlangsung, masalah ekonomi yang kian mencekik, sampai pada tragedi bencana alam yang siap mengazab negara sampean.

Sampean juga punya kebebasan untuk menentukan gaya kepemimpinan sendiri. Mau jadi El Presidente yang baik, disumpah untuk mengabdi rakyat dan berpedoman pada ‘salus populi suprema lex esto’ alias ‘keselamatan rakyat itu adalah hukum tertinggi suatu negara’.

Atau malah jadi presiden mbeling yang menginjak-injak kebebasan pers, tidak peduli dengan kesejahteraan rakyat yang amburadul, dan pada akhirnya menjadikan militer sebagai alat untuk membungkam rakyat. Bahkan sampean bisa mengirim tentara untuk menembaki rakyat yang demo di sudut-sudut kota.

Masih kurang? Sampean bisa mencurangi hasil pemilu, sehingga bisa menjabat sebagai El Presidente sak modhar’e. Bebas, bebas…

Ngomong-ngomong soal politik, di game Tropico 5 ini juga ada partai-partai politik. Mereka ini adalah gerombolan-gerombolan rakyat di negara sampean yang tergabung dalam kelompok kapitalis, komunis, environmentalis, globalis, industrialis, militaris, nasionalis, dan relijius. Bajingannya mereka ini banyak tuntutan dan ngewohake (menjadi beban). Karena biasanya jika satu kelompok minta sesuatu maka kelompok lainnya akan menentang jika kemauan kelompoknya itu dipenuhi.

Misalnya begini, saat kelompok industrialis minta kilang minyak dan sampean memenuhinya, maka giliran kelompok environmentalis akan teriak-teriak karena kilang minyak itu dituding menjadi salah satu sumber polusi. Jika tingkat polusi sudah terlanjur tinggi, sampean bisa didemo. Tinggal sampean yang mau menutup kilang minyak atau kirim tentara agar mereka ditembaki.

Jika sampean malas buat menembaki, karena akan berpengaruh pada citra sampean sebagai presiden yang bakalan berpengaruh pada pemilu selanjutnya, tinggal kirim intel agar mereka-mereka ini “dibersihkan” seolah-olah mereka ini meninggal karena kecelakaan. Hiiy, ngeri!

Plot waktu dari Tropico 5 ini terbilang panjang. Dimulai dari era kolonial yang teknologi serta kebijakan-kebijakan yang dibuat masih rendahan, hingga kemudian berkembang ke era perang dunia, perang dingin, dan pada akhirnya berada pada era modern.

Semua dikisahkan sesuai dengan kondisi aslinya. Misal di era perang dingin, sampean bisa nemplok ke USSR atau Amerika. Saat era modern, sampean bisa membangun peradaban yang lebih baik. Seperti misalnya bikin proyek luar angkasa atau proyek nuklir yang imbasnya bisa bikin anget negara-negara sebelah.

Tak hanya soal infrastuktur dan pembangunan, tetapi penetapan kebijakan dan konstitusi yang sampean terapkan bakalan berpengaruh pada kondisi rakyat, ekonomi, politik, dan ujungnya pada kondisi sampean sendiri. Di sini sampean perlu perhitungan yang matang, salah-salah sampean malah bakal dituduh sebagai pemimpin bedebah.

Oya, di sela-sela game ini terkadang sampean juga berpeluang untuk memperkaya diri dengan cara korupsi. Misalnya imbalan $5000 di rekening sampean yang letaknya ada di Swiss. Jika sampean mau, buatlah restoran fast food yang sampai Dajjal turun ke bumi tidak akan pernah menguntungkan keuangan negara. Atau juga sogokan-sogokan agar sampean mau membuat skenario kisruh di dalam negeri.

Tapi seperti halnya pemerintahan yang sebenarnya, sampean juga bisa tiba-tiba dikudeta, diserang pasukan pemberontak jika tingkat kepuasan rakyat di negara sampean rendah, diinvasi tetangga sebelah, dan kalah saat pemilu. Jika hal-hal itu terjadi, ya wasalam. Sampean harus mengulang game dari awal lagi alias GAME OVER.

Karena ini Tropico 5, maka sudah sewajarnya ada Tropico 4, Tropico 3, Tropico 2, dan Tropico (1). Tapi percayalah, sekalipun saya belum pernah main game Tropico (1) dan Tropico 2 serta Tropico 6 yang kabar burungnya baru akan dirilis tahun ini, Tropico 5 ini adalah seri terbaik dari game Tropico hingga hari ini. Apalagi jika sampean punya versi full expansion-nya.

Jika sampean berminat mengunduh berbagai mod-nya, permainan sampean akan tambah hot lagi. Sampean bisa lebih curang dan lebih kurang ajar. Oya, game yang dikembangkan oleh Haemimont Games ini hanya hanya bisa dimainkan pada platform Windows, OS X, PS 4, dan Xbox.

Buat saya, Tropico 5 ini lebih dari sekedar game SimCity yang hanya berfokus pada tata kota, sekalipun desain bangunannya tak selengkap SimCity. Pada Tropico 5, unsur politik dalam mengelola sebuah pemerintahan lebih ditonjolkan ketimbang strategi militernya yang tampak ditunjukkan setengah-setengah.

Jadi, jika sampean ingin menjadi diktator bangsat tetapi takut untuk diadili dan akhirnya dibui, atau menjadi pemimpin yang tidak adil tapi takut digebuk di neraka, maka sampean perlu main game ini. Ya, lumayanlah bisa icip-icip jadi presiden atau minimal jadi kepala daerah yang risikonya tidak benar-benar nyata!

Exit mobile version