[MOJOK.CO] “Xiaomi gitu lho, berani pasang harga murah tapi nggak murahan. Kecuali urusan baterai untuk ponsel satu ini.”
Saya masih ingat betul alasan terakhir kali membeli hape baru. Ketika itu Samsung Galaxy S4 yang sudah saya miliki sejak tahun 2014 harus diganti dengan hape baru. Alasannya, baterainya makin soak dan memori internal yang sudah terkatung-katung. Sepengalaman saya menggunakan gawai, jika dua hal itu sudah terjadi, sinyal untuk beli hape baru menyala hijau.
Akhirnya saya memutuskan untuk membeli ponsel pabrikan Tiongkok, Redmi Note 4. Hape ini menjadi salah satu ponsel andalan jelang 2017. Ketika itu harga barunya masih pada kisaran 2,3 juta, separuh harga baru Samsung Galaxy S4 yang saya beli dua tahun sebelumnya. Selisih harga yang lumayan untuk kerja lebih ngebut dan ukuran perangkat lebih lebar.
Pertimbangan memilih Redmi Note 4 selain karena harganya bersahabat, juga karena kapasitas baterainya yang bikin mata membelalak, yaitu sekitar 4100 mAh. Masih jarang banget kan smartphone yang kapasitas baterainya lebih dari 4000 mAh.
Selain itu, kapasitas memori penyimpanannya juga sudah mencapai 64 GB. Bandingkan dengan Galaxy S4 yang kapasitas baterainya cuma 2600 mAh dan memori internal yang hanya 16 GB. Tapi ya itu, saya masih merasa lebih puas melihat hasil jepretan kamera gawai pabrikan Korea satu itu ketimbang Redmi Note 4.
Jika tahun lalu Xiaomi mengeluarkan seri Redmi Note 4, tahun ini Xiaomi lagi-lagi meluncurkan seri pamungkasnya, Xiaomi Mi A1 (Android One). Bisa dibilang ponsel tersebut adalah ponsel spek tinggi berharga miring buat pengguna kelas menengah yang tidak mau menyisihkan isi kocek banyak-banyak untuk membeli perangkat high-end. Inilah ponsel idaman yang ditunggu-tunggu oleh khalayak Mi Fans.
Awalnya ponsel ini sengaja diproduksi hanya untuk kawasan India. Berkat ramainya tagar #BawaMiA1keIndonesia beberapa waktu lalu, akhirnya Android One dirilis secara resmi di Indonesia. Donovan Sung, direktur Manajemen Produk Xiaomi, benar-benar kepincut dengan besarnya pasar pengguna Xiaomi di Indonesia.
Seperti yang banyak digembar-gemborkan, Xiaomi Mi A1 adalah hasil kolaborasi Xiaomi dengan Google yang tergabung dalam proyek Android One. Slogannya “Created by Xiaomi, Powered by Google”. Secara perangkat keras, Mi A1 dibuat oleh pabrikan Xiaomi, tetapi secara perangkat lunak sudah didukung penuh oleh Google.
Ini artinya Android One tidak akan menggunakan ROM milik Xiaomi, yaitu MIUI, melainkan akan menggunakan ROM ofisial milik Google Android, sama seperti ROM yang digunakan pada perangkat Google Pixel. Andoid One bakal didukung dengan pembaruan Android OS selama dua tahun ke depan. Jadi, semisal OS bawaannya Android Nougat, maka pengguna bisa mencicipi seri Android O dan P.
Di Android One, pengguna tidak akan menemukan aplikasi bawaan Mi semacam Mi Cloud, Mi Account, Mi Weather, dan beberapa aplikasi bawaan Mi lainnya. Aplikasi yang terpasang hanyalah aplikasi bawaan dari Android saja.
Buat saya ini menarik karena pengguna sudah tak lagi menghadapi iklan-iklan yang tiba-tiba muncul dan tak sengaja kepencet selagi membuka gawai, juga tak lagi melihat aplikasi-aplikasi tak berguna yang kadang ditulis dengan aksara Cina, ciri khas MIUI.
Lalu, apakah Xiaomi Mi secara performa lebih baik ketimbang Redmi Note 4?
Menurut saya sih tidak lebih baik. Keduanya bahkan cenderung sama. Keduanya masih menggunakan prosesor tipe Qualcomm Snapdragon 625 dengan arsitektur 2GHz octa-core. Sama-sama mempunyai kapasitas RAM 4 GB dan memori internal 64 GB.
Soal spek kamera, bedanya juga tak begitu jauh. Dua belas tiga belaslah. Kamera belakang Android One masih menggunakan ukuran 12 MP, sedikit lebih kecil dibandingkan Redmi Note 4 yang sudah menggunakan ukuran 13 MP. Sedangkan kamera depannya masih sama-sama menggunakan ukuran 5 MP. Hasil jepretan yang dihasilkan pun sama-sama mempunyai resolusi 1080 x 1920 px. Beneran nggak beda jauh kan? Lagian, fitur kamera dalam smartphone buat saya cuma sebagai pelengkap saja.
Bagaimanapun juga, kalau ingin jepretan yang yahud mending sekalian beli kamera mirrorless atau DSLR. Yakin deh, hasilnya tidak nanggung dan pasti lebih natural ketimbang hasil jepretan kamera smartphone. Dan nggak usah khawatir soal bagaimana hasil jepretan kamera highend diunggah ke aplikasi pamer foto semacam Instagram karena kebanyakan sudah bisa ditransfer melalui jaringan WiFi.
Kelebihan Android One salah satunya yaitu dalam hal teknologi kamera. Ia mengusung kamera ganda, masing-masing berkapasitas 12 MP. Sejenis kamera yang menawarkan efek bokeh yang lebih baik dibanding kamera tunggal yang ada pada smartphone pada umumnya. Efek yang bisa membuat objek-objek di belakangnya disamarkan (blur) sehingga kesannya lebih fotogenik gitu deh. Ditambah lagi ada fitur beautify yang konon bisa membuat jepretan swafoto semakin cerah.
Secara fisik, ada tiga bagian utama yang ditawarkan oleh Xiaomi Mi A1, yaitu kamera ganda, layar besar, dan bodinya yang terbuat dari logam. Meskipun tidak ada embel-embel Note-nya, Android One seukuran dengan Redmi Note 4, yaitu sekitar 5,5 inci.
Harga Android One yang mulai tersedia pada awal Oktober 2017 ini dibanderol hingga 3,1 juta. Sedikit lebih mahal dibanding Moto G5S Plus keluaran Lenovo yang sama-sama mengusung dual kamera. Mi A1 tersedia dalam tiga varian warna, yakni black, gold, dan rose gold.
Sayangnya, ya mohon maaf sekali, kapasitas baterai Android One jauh dari harapan. Bagi saya ukuran kapasitas baterai smartphone 3080 mAh saat ini adalah ukuran minimal kapasitas baterai smartphone. Saya tidak cukup yakin kapasitas baterainya bisa bertahan seharian jika digunakan terus-menerus.
Meskipun sudah didukung kamera ganda yang akan menghasilkan jepretan lebih baik, tapi teknologi itu justru akan semakin membuat boros baterai yang kapasitasnya hanya sekitar 3080 mAh. Apalagi buat pengguna yang punya hobi fotografi dan swafoto. Belum sempat difoto, eh baterai keburu habis. Baru jalan enam jam, eh sudah lowbat.
Jadi, buat apa beli hape kalau baterainya cepat habis? Mending nunggu nanti saja kalau kapasitas baterainya sudah lebih tinggi, ya kan?