MOJOK.CO – Asus kembali merilis ponsel terbarunya di kelas flagship, yaitu Asus Zenfone 5z. Berbekal dapur pacu Snapdragon 845 dan fitur AI Boost, smartphone ini baru bisa sampai ke tangan pembeli setelah lebaran.
Pekan lalu Asus baru saja merilis Zenfone Live L1, Zenfone 5 dan Zenfone 5z pada saat yang bersamaan. Meski banyak pihak yang mencibir kalau Asus Zenfone Live L1 dan Asus Zenfone 5 akan menjadi ponsel gaib karena salah satu cara pemasarannya via jalur flash sale, tetapi itu tidak berlaku pada Asus Zenfone 5z.
Sedikit intermezo soal seri Zenfone 5. Kehadiran ponsel ini bagi beberapa orang serasa mengenang mantan. Zenfone 5 sebelumnya pernah hadir pada tahun 2014, yang saat itu masih dipersenjatai oleh Intel Atom Z2580.
Kalau dipakai lama-lama, gajet tersebut bakal mengeluarkan panas yang subhanallah, di luar dugaan. Sampai-sampai fans sebelah menjuluki ponsel itu sebagai hape setrikaan. Untungnya saat itu seri tersebut mendapat tempat tersendiri di pasar ponsel tanah air. Maka tak salah untuk mengingat Zenfone 5 ini bagai mantan yang sulit dilupakan oleh sebagian orang.
Setelah penamaan seri Zenfone di-restart sejak Zenfone 3, kini mantan itu kembali, lebih cantik dan menarik. Ia datang dengan julukan yang cukup menggelitik: ‘smartphone for sultan’. Julukan tersebut bukan berarti ponsel tersebut hanya diperuntukkan bagi sultan atau raja, melainkan untuk mem-branding ponsel tersebut agar terkesan mewah sebagai ponsel kelas flagship pertama yang kebagian menggunakan jeroan Snapdragon 845.
Snapdragon 845 adalah chipset mobile kelas wahid yang dibuat Qualcomm. Chipset yang dirilis pada Desember tahun lalu ini diproduksi dengan proses manufaktur 10nm. Proses manufaktur ini memang serupa dengan pendahulunya, yaitu Snapdragon 835. Namun, ada sedikit perombakan di sisi manufaktur Snapdragon 845 sehingga menghasilkan kinerja 30% lebih baik dengan konsumsi daya yang lebih rendah.
Pada chipset Snapdragon 845 ini, sokongan kinerja grafis diserahkan pada Adreno 630, sedangkan manajemen dayanya diatur oleh Kryo 385. Salah satu fitur unggulan Zenfone 5z ini adalah fitur AI-nya yang akan diurus oleh DSP Hexagon 685. Fitur kecerdasan buatan ini mengomandoi kinerja ponsel secara keseluruhan, terutama di sektor kamera, sehingga nyaman dipakai dan tentu bakal lebih bertenaga.
Performa tertinggi Zenfone 5z diperoleh saat pengguna mengaktifkan fitur “AI Boost”. Fitur ini akan meningkatkan kinerja perangkat untuk sementara waktu. Bahkan saat fitur ini aktif, skor AnTuTu Benchmark bisa terdongkrak hingga 10.000 poin.
Skor tertinggi yang diklaim Asus mencapai 274.000 poin. Jika saat ini skor tertinggi dipegang Samsung Galaxy S9+ dengan 264.638, maka Zenfone 5z dengan fitur AI Boost sudah mengunggulinya. Sayangnya kalau fitur ini diaktifkan, maka berimbas pada konsumsi daya yang jadi lebih boros.
Bodi Zenfone 5z ini tidak jauh beda dengan Zenfone 5. Keduanya bagai saudara kembar yang cuma beda jeroan. Dari sisi tampilan, fans berat Asus yang sering membuli ponsel-merek-buah-buahan sepertinya harus menanggung bulian balik. Pasalnya, Zenfone 5z ini memiliki poni, takik, atau notch kalau mau keminggris. Meski poninya tergolong lebih kecil, ya tetap saja meniru, eh maaf, terinspirasi. Untungnya, poni ini bisa dinonaktifkan.
Meski punya layar 6,2 inci dengan rasio layar 19:9, body-nya hampir sama dengan ponsel berlayar 5,5 inci, sehingga pas di genggaman. Buat yang suka dengan hape kesan mewah, Zenfone 5z ini cocok digunakan. Sebab balutan bodi aluminum di bagian belakangnya dipoles cukup mentereng dengan pola serupa sinar matahari. Cakep.
Di sektor kamera, Zenfone 5z menorehkan skor DxOMark 93 untuk foto dan 86 untuk video. Skor ini memang hanya disebut-sebut untuk kamera milik Zenfone 5 saja. Soal ini Asus sepertinya sedang bermain gimmick.
Asus ingin mengatakan kalau ponsel mid-range mereka bisa menyodok skor yang dihuni oleh ponsel level flagship. Sebab kamera Zenfone 5z yang notabene flagship kok disamakan? Mbok ya ditingkatkan sampai skornya mendekati Huawei P20 Pro yang mencapai 109 dong, Sus… Asus.
Kamera Zenfone 5z memakai sensor milik Sony, yakni IMX363 dengan ukuran 1.4μm. Meski mendukung kamera ganda di bagian belakang, sayangnya sensor Sony ini hanya dipakai oleh salah satu sisi kamera saja dengan resolusi 12 MP dan bukaan f1.8.
Sementara itu, kamera belakangnya berfungsi sebagai wide-lens dengan resolusi 8MP dan bukaan f2.2. Zenfone 5z ini tidak dibuat untuk mereka yang gemar swafoto, sebab dilihat dari resolusi kamera depan hanya mentok di angka 8MP dengan bukaan f2.0.
Fitur lain yang tidak ketinggalan unik adalah keberadaan Zenimoji. Fitur ini jelas-jelas terinspirasi dari Animoji-nya Apple dan AR Emoji-nya Samsung. Zenimoji ini merupakan animoji yang bisa dikustomisasi sesuai dengan penggunanya. Pengguna bisa membuat avatar lewat suara dan ekspresi wajah sendiri, yang bisa digunakan untuk chatting serta live-streaming.
Sementara itu, fitur AI Ringtone juga menjadi fitur andalan. Fitur ini aktif ketika pengguna berada di lokasi yang gaduh yang menyebabkan volume nada dering akan bersuara lebih keras secara otomatis. Sebaliknya, saat berada di lokasi yang lebih sunyi, volume nada dering akan mengecil dengan sendirinya.
Ada alasan mengapa Asus Zenfone 5z hanya mendongkrak sisi chipset saja. Sementara mereka bermain aman dengan menyamakan spesifikasi lain dengan versi di bawahnya. Kemungkinan alasan yang paling masuk akal adalah soal banderol yang bakal dipasang.
Asus Zenfone 5z dipasang di harga Rp 6.499.000 untuk versi RAM 6 GB dan memori 128 GB, sementara untuk versi RAM 8 GB dan memori 256 GB dibanderol dengan harga Rp 7.499.000. Coba bandingkan dengan Zenfone 5 yang ‘hanya’ Rp 4.299.000.
Dengan banderol segitu, Asus ingin sedikit jumawa jika Zenfone 5z ini punya jeroan dan harga yang cukup setara untuk sekelas ponsel flagship. Sementara untuk Zenfone 5, Asus bakal mendongkrak skor DxOMark yang mencapai 93 poin itu. Sebab, selevel ponsel mid-range, skor sebesar itu sudah cukup jadi kebanggaan tersendiri.
Untuk spek yang menggiurkan itu, apakah masih terlalu mahal? Baiknya pilih Asus Zenfone 5 atau Asus Zenfone 5z? Kedua-duanya mungkin bakal menyita budget THR, jatah bagi-bagi duit ke keponakan, atau apa saja yang berhubungan dengan ongkos lebaran. Sebab meski diluncurkan pada awal ramadan, barangnya bakal tersedia setelah lebaran.
Yang sabar, ya bos…