Hoax Membangun Kenapa Harus Di-bully? Letak Salahnya di Mana?

ilustrasi Cara Membahagiakan Orang Tua Bisa Dimulai dengan Meluruskan Informasi Hoaks hoax vaksin mojok.co

ilustrasi Cara Membahagiakan Orang Tua Bisa Dimulai dengan Meluruskan Informasi Hoaks hoax vaksin mojok.co

[MOJOK.CO] “Menyerang #HoaxMembangun adalah bentuk sikap tidak bijaksana netizen. Buruan minta maaf.”

Satu lagi contoh ironi di atas ironi. Baru saja acara pelantikannya selesai, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara yang baru, Djoko Setiadi, langsung menerima hadiah dari netizen berupa trending topic nomor satu bertajuk #hoaxmembangun.

Ini semua gara-gara statement Djoko Setiadi kepada wartawan ketika ditanya bagaimana peran lembaganya ke depan untuk melawan hoax di media sosial. Ia menjawab,

“Tentu hoax ini kita lihat, ada yang positif dan negatif. Saya imbau kepada kawan-kawan, putra-putri bangsa Indonesia ini, mari sebenarnya kalau hoax itu hoax membangun ya silakan saja.”

Ironi di atas ironinya: statement strategi melawan hoax sang kepala baru langsung ditanggapi dengan banjir hoax. Hingga Kamis pagi, tagar #hoaxmembangun masih merajai Twitter. Sungguh bentuk ucapan selamat menjabat yang mengharukan dari netizen sekaligus cara yang sangat buruk untuk memulai jabatan bernama Kepala (((Siber))) dan Sandi Negara.

Mungkin Pak Djoko nggak bisa move on dari istilah fenomenal ala Orde Baru berbunyi kritik yang membangun. Sebagai bentuk kreativitas, beliau bikin improvisasinya.

Dalam merespons hoax membangun, netizen terbelah. Satu golongan bertanya-tanya apa sih maksud hoax membangun, sementara golongan lain langsung bertindak konkret: ngasih contoh.

Berikut kompilasi 12 twit terbaik tentang hoax membangun.

@chaisim1: Rumah tapak. Lokasi Jakarta. 350 juta. Dp 0. #HoaxMembangun

@daraprayoga_: Dimodalin Punya Bisnis! Disediain Tempat Usaha! Dicariin Pembeli! #HoaxMembangun

@ko2w: Tidak ditemukannya bekas kabel telepon di jaman kerajaan Nusantara membuktikan bahwa telepon nirkabel sudah digunakan sejak dulu di Indonesia #HoaxMembangun

@unilubis: #HoaxMembangun itu nama aslinya ‘Propaganda’. Sudah lama dilakukan semua rezim penguasa? #nothingnew

@BaimBaimbimo: Satu lagi berangkat.. Satu lagi berangkat.. #HoaxMembangun calo angkot.

@shandya: “Aku kayak gini cuma sama kamu loh.” #HoaxMembangun

@andiinice: “mbb semalem aku ketiduran” #HoaxMembangun

@gustidha: Rahasia kecantikanku cuma sering sering minum air putih #HoaxMembangun

@mkhumaini: #HoaxMembangun itu

– Dollar 10 rb

– 10 jt Lapangan kerja baru

– Buyback Indosat

– Ekonomi Meroket Sept.

– Pertumbuhan Ekonomi 7%

– Tolak Utang LN

– Stop Impor Pangan

– Tak Akan Hapus Subsidi BBM

– Mobil ESEMKA

– Tidak Bagi-bagi Kursi

– Jaksa Agung bukan Politikus

Lanjutkan…

@ebibitititeliti: Kami nonton drama korea demi memperluas wawasan dan lebih mengenal budaya negara lain. *bukan karena oppa* #HoaxMembangun

@Outstandjing: “Karya anak bangsa” #HoaxMembangun

Dari twit-twit di atas, sebenarnya kita jadi sadar bahwa Pak Djoko Setiadi cuma memberi istilah baru untuk kebiasaan lama. Walau dalam beberapa jam saja setelah ucapannya menjadi viral Pak Djoko Setiadi menyatakan menarik ucapannya dan minta maaf, kalau mau dicermati, sebenarnya nggak ada yang salah dengan pernyatannya. Istilah hoax membangun itu sudah sebenar-benarnya benar dalam mencerminkan realitas.

Kalau memang ada salah, sejujurnya hanya satu, dan dari sekian ribu akun Twitter yang meriuhkan tagar tersebut, hanya satu akun yang memberi perhatian pada kesalahan paling fatal ini. Ini twitnya.

@idwiki: Kalau berdasarkan KBBI, seharusnya #HoaksMembangun (bukan #HoaxMembangun). Oh iya, ini adalah arti “hoaks” menurut KBBI:

Hahaha, mampus kau dikoyak-koyak KBBI.

Exit mobile version