Apakah Memukul Guru Memang Sebercanda Itu?

Guru-dan-Murid-MOJOK.CO

[MOJOK.CO] “Viralnya permainan online memukuli guru yang muncul setelah kasus penganiayaan oleh murid.”

Nama SMAN 1 Torjun, Sampang, Madura, tercoreng. Salah satu siswanya ditengarai menjadi penyebab seorang guru honorernya meninggal dunia akibat penganiayaan.

Adalah Achmad Budi Cahyanto, atau akrab dipanggil Budi, seorang guru honorer yang mengampu mata pelajaran Seni Rupa di SMA tersebut, yang menjadi korban meninggal dunia.

Peristiwa ini bermula dari sikap MH, salah seorang siswa, yang saat itu tidak memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh Budi. Peringatan dari Budi yang berujung pada perdebatan ini malah berkembang ke arah baku hantam dengan akibat fatal.

Kasus ini muncul sejak Kamis (1/2/2018). Namun, per tanggal 3 Februari 2018, MH secara resmi ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan pada kasus ini. Budi sendiri dinyatakan meninggal di hari penganiayaan terjadi, tepatnya pada pukul 9.40 malam setelah ia dilarikan ke rumah sakit di Surabaya.

Sedih banget, my lov 🙁

Mirisnya, di waktu yang hampir bersamaan, berita mengenai sebuah game berbau kekerasan muncul. Permainan dari Belanda ini diterbitkan oleh developer Poki dan bisa diakses luas melalui situs resmi Poki. Disebut, game berjudul Pukul Guru Anda ini sebenarnya telah lama beredar.

Seperti judulnya, permainan ini menampilkan usaha seorang murid (tokoh utama) untuk melakukan kekerasan pada gurunya sendiri. Dalam game, pemain bisa memilih “senjata” yang akan dipakai: kursi, kabel listrik, payung, vas bunga, dan lain sebagainya.

Tidak hanya menampilkan adegan memukul guru, penyiksaan dan kekerasan yang dilakukan dalam game ini bervariasi, tergantung pada “senjata” apa yang dipilih pemain. Tokoh guru bisa dicekik, dilempar benda berbahaya, atau dicekoki obat serangga.

Kabarnya, Kemkominfo pun akan memblokir permainan ini. Keterangan resmi langsung dikeluarkan pihak Kemkominfo melalui akun Twitter-nya.

Lebih lanjut, Kemkominfo menjelaskan:

#breakingtweet Hal ini segera ditindaklanjuti oleh tim Aduan Konten dan telah dikomunikasikan ke penyedia konten pada Jumat (2/2/2018) pukul 15.30.

#breakingtweet Penyedia konten diminta untuk menutup (takedown) dalam waktu 2×24 jam. Apabila tidak dipenuhi, sanksi yg diberikan adalah pemblokiran.

Meninggalnya Guru Budi dan terkuaknya game bertema kekerasan cukup menjadi sorotan para netizen. Banyak orang yang menyayangkan perlakuan pada guru yang seharusnya dihormati.

Sungguh, hal ini ibarat awan kelabu dalam dunia pendidikan Indonesia.

@Dodit_Mulyanto:

Waktu usia 27 aku jadi guru dan main Biola dikelas, kita sama Bro. #RIPguruBudi hukuman maksimal

@Tereza_1969

tahun 90-an masa saya sekolah dulu, banyak org tua yg bilang ke guru, “jewer aja buk kalo anak saya nakal di sekolah”, yang itu juga bikin murid dulu segan dan lebih menghargai guru di depan kelas.

beda jauh sama sekarang ya, yang guru aja berani digebukin.

@kebanyakanbias:

dibalik guru yang kalian bilang kasar itu, dia setengah mati mikir gimana caranya ngerubah perilaku buruk muridnya, bikin rencana pembelajaran yang sangat ga gampang, muter pikiran bikin media pembelajaran apa yang bisa memenuhi karakteristik siswanya yang beda beda, hargailah.

@HeriSetiyawa:

DULU jaman kita sekolah (80’s – 90’s an) sangat menghormati para guru, pernah nakal tapi senakal-nakalnya kita dulu kalo sudah ditegur guru selalu patuh. KINI… #GuruMeninggal #PenganiayaanMuridTerhadapGuru

Namun, ada sebuah komentar netizen yang menarik dalam menanggapi tuntutan netizen lain yang ingin memblokir game tadi. Sesungguhnya, hal ini bisa menjadi renungan kita bersama.

@ReiBorn_:

Mobile Legend emang isinya apasih.

Free Fire isinya apasih.

PUBG isinya apasih.

Dota isinya apasih.

CS isinya apasih.

Oh iya. Gak ada unsur guru-murid sih ya disitu. Cuma ada unsur bunuh-bunuhan doang.

Pada dasarnya, selalu ada sela dan kemungkinan kekerasan pada game manapun, yang kita ketahui atau yang belum kita ketahui.

Kuncinya, setiap guru dan murid harus kembali memahami nilai-nilai yang diembannya dan saling menghargai.

Setidaknya, sebagai sesama manusia, lah.

Yah, tulisan kali ini rasanya sedih banget aing 🙁

Exit mobile version