MOJOK.CO – Catatan sejarah menunjukkan, Yogyakarta pernah mengalami 12 kali gempa bumi dahsyat yang menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan parah di berbagai tempat. Agar memiliki kesiapan menghadapi bencana, abdi dalem Keraton Yogyakarta dilatih simulasi pada Selasa (26//022).
Komandan Tanggap Darurat Keraton Yogyakara Hadiningrat, Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) Tirtawijaya mengatakan, simulasi dilakukan atas perintah Ngarso Dalem Sri Sultan HB X. “Ngarso Dalem minta digelar simulasi seperti yang terjadi 2006 lalu. Sebelumnya pernah dilakukan 2017 untuk kebakaran,” jelasnya.
Menurut Tirtawijaya, gempa pada 2006 menyebabkan beberapa bangunan di keraton mengalami kerusakan berat. Salah satunya adalah kagungan dalem Bangsal Trajumas. “Ini salah satu bangunan yang secara fisik rusak berat,” papar Tritawijaya. Bangsal Trajumas pada masa lalu difungsikan sebagai tempat menggelar pengadilan bagi abdi dalem atau kerabat keraton yang melanggar aturan kerajaan.
Menengok data sejarah seperti dikutip dari UGM.ac.id, DIY pernah mengalami 12 kali bencana gempa bumi yang merusak. Tahun 1840 dan 1859 gempa bumi menyebabkan tsunami, 1867 (5 tewas dan 327 rumah roboh), tahun 1875, 1937 (2.200 rumah roboh, 1943 (250 tewas, 28 ribu rumah roboh), 1957, 1981, 1992, 2001, 2004, dan tahun 2006 (6.234 korban jiwa Jateng dan DIY serta lebih dari 70 ribu rumah rusak berat).
Salah satu peristiwa gempa bumi yang menyebabkan kerusakan parah di bangunan milik keraton terjadi pada 1867. Peristiwa tersebut tercatat dalam Babad Pakualaman karya permaisuri Paku Alam VI, Gusti Kanjeng Raden Ayu Adipati Paku Alam atau Siti Jaleka. Bencana yang berlangsung hanya dua menit itu membuat kawasan Kotagede, Makam Imogiri, Keraton Yogyakarta, Beteng Vrederburg, Gedung Agung rusak.
Dua bangunan yang paling parah saat itu adalah Tugu Golong Gilig dan kawasan Tamansari. Tugu Golong Gilig yang tingginya 25 meter itu roboh. Jadi Tugu yang sekarang banyak digunakan untuk foto-foto itu hanya replika saja. Kawasan Tamansari yang sebelumnya sudah rusak karena serangan pasukan Inggris di Tahun 1812 kian berantakan karena gempa bumi di tahun 1867.
Simulasi menghadapi bencana gempa bumi dilakukan oleh Keraton Yogyakarta bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY. Simulasi ini juga jadi rangkaian peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana yang jatun pada 26 april. Simulasi ini dirasa penting sebagai upaya mitigasi bencana di dalam kawasan keraton.
Sementara Kepala Bidang Operasi TRC BPBD DIY, Endro Sambodo menjelaskan, simulasi kali ini merupakan kolaborasi BPBD DIY dengan Keraton Yogyakarta. Kegiatan melibatkan para abdi dalem yang bertugas di lingkungan Keraton.
Simulasi kali ini meliputi antisipasi ancaman gempa bumi dan penanganan kebakaran. Keduanya merupakan potensi bencana yang terjadi di lingkungan Keraton, termasuk potensi runtuhan bangunan dan dampaknya.
“Pelatihan harapannya apabila kebencanaan baik abdi dalem maupun masyarakat sekitar siap siaga menghadapi kondisi apapun,” imbuhnya.
Reporter: Yvesta Putu
Editor: Agung Purwandono