“Dalam Koalisi Adil Makmur, ada Gerindra, Demokrat, PKS, PAN, Berkarya, dan rakyat. Dalam perjalanannya, muncul elemen setan gundul yang tidak rasional, mendominasi, dan cilakanya Pak Prabowo mensubordinasikan dirinya. Setan gundul ini yang memasok kesesatan menang 62 persen” begitu tulis politisi Partai Demokrat Andi Arief dalam akun Twitternya beberapa waktu yang lewat.
Dan seperti biasa, twit dari Andi Arief tersebut langsung memancing gelombang gejolak, utamanya dalam tubuh koalisi Adil Makmur. Tuduhan Andi Arief tentang adanya sosok setan gundul dalam tubuh koalisi tersebut dianggap bikin gaduh.
Banyak petinggi partai koalisi Adil Makmur menyesalkan pernyataan Andi Arief tersebut.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, bahkan sampai menelpon Andi secara langsung untuk memintanya hadir melihat proses penghitungan real count yang dilakukan tim IT BPN.
Twit soal setan gundul ini tentu saja bukan yang pertama kalinya. Sebelumnya, Andi Arief juga pernah bikin “kisruh” koalisi melalui twitnya yang membawa-bawa istilah jenderal kardus.
Nah, entah karena ada endapan emosi pasca twit masa lalu tentang jenderal kardus itu atau tidak, namun yang jelas, twit Andi Arief tentang setan gundul kali ini sungguh bikin emosi publik Gerindra. Maklum saja, twit tersebut memberi kesan bahwa Prabowo adalah sosok yang lemah dan mudah dipengaruhi.
Waketum Partai Gerindra Arief Poyuono pun langsung bereaksi keras atas twit Andi Arief tersebut. Tak tanggung-tanggung, ia bahkan sampai berani meminta agar Partai Demokrat agar keluar saja dari gerbong koalisi.
“Demokrat sebaiknya keluar saja dari Koalisi Adil Makmur. Jangan elitenya dan Ketum kayak serangga undur-undur ya. Mau mundur dari koalisi aja pake mencla-mencle segala,” terang Arief Poyuono.
Menurut Arief, kehadiran Partai Demokrat ternyata justru menurunkan suara pasangan 02.
“Monggo keluar aja deh, wong nggak ada pengaruhnya menghasilkan suara Prabowo-Sandi kok selama ini. Malah menurunkan suara lho.”
Wajar saja jika Arief meminta Partai Demokrat mundur, sebab dalam beberapa waktu terakhir, Demokrat memang terlihat bermain dua kaki. Beberapa waktu yang lalu, misalnya, AHY sempat mengadakan pertemuan dengan Jokowi. Pertemuan itu dianggap sebagai sinyal jelas bahwa Demokrat memang punya keinginan untuk hengkang dari koalisi. Twit dari Andi Arief semakin memperjelas hal tersebut.
Oleh Arief Poyuono, sikap elit-elit partai Demokrat itu dianggapnya sebagai sikap undur-undur.
“Saya tahu kok kenapa kayak undur-undur, maklum belum clear jaminan hukum dari Kangmas Joko Widodo bagi keluarga SBY yang diduga banyak terlibat kasus korupsi, kayak kasus korupsi proyek Hambalang. Tapi saya yakin Kangmas Joko Widodo tidak akan pernah menjamin kalau keluarga SBY nggak akan diproses hukum oleh KPK ya,” terang Arief.
Wah. Memang Kakang Arief ini bisa aja menemukan spesial hewan politik baru. Setelah cebong dan kampret, kini terbitlah undur-undur.
Politik fana, fauna abadi.