Berkhidmat kepada Bung Valentino “Jebret” Simanjuntak

valentino simanjuntak

170912 KILAS BUNG JEBRET valentino simanjuntak

Selama beberapa waktu terakhir ini, siaran laga timnas sepakbola kita selalu menjadi pertandingan yang layak dinantikan. Bukan hanya karena kita ingin mendukung timnas, tetapi juga karena komentator sejuta diksi, Valentino Simanjuntak.

Nama Valentino “Jebret” Simanjuntak  memang sedang menjadi buah bibir di masyarakat. Komentator pertandingan sepakbola spesialis timnas yang memopulerkan kata jebret ini semakin moncer sejak ia tampil dengan membawa aneka pilihan kata dan frasa yang lucu dan tak lazim.

Bayangkan, ketika komentator lain mungkin akan menggunakan frasa “tendangan spekulatif” untuk sebuah percobaan tendangan jarak jauh, Valentino Simanjuntak justru memilih menggunakan “tendangan LDR”. Ketika komentator lain menggunakan “umpan terobosan”, Si Bung Jebret justru menggunakan “umpan membelah lautan”. Ditambah sederet frasa brengsek lainnya seperti “peluang 24 karat”, “umpan gratifikasi”, “pasing cuek”, “gelandang penimba sumur”, “duo bendungan jatiluhur”, “heading sang mantan”, sampai “gerakan 378”.

Jelas, hanya manusia yang urat tertawanya sudah putus yang tak tertawa saat mendengar aneka diksi nyeleneh bin bangsat ala Valentino Simanjuntak tadi.

Tak hanya lucu, Bung Jebret juga mampu menumbuhkan optimisme maksimal pada penampilan timnas. Maklum, dengan cerocosan mulutnya yang sporadis itu, serangan yang tidak begitu berbahaya bisa dikonversikan menjadi sebuah serangan yang sangat mematikan. Dengan mulut yang sama, ia juga bisa mengubah kondisi diserang menjadi menyerang.

“Indonesia terus memberikan tekanan,” ujarnya dalam salah satu sesi saat Indonesia melawan Malaysia di ajang Sea Games beberapa waktu yang lalu. Padahal, di layar kaca, terlihat jelas bahwa Timnas berkali-kali diserang. Hal yang kemudian membuat banyak orang membatin, “Tekanan ndiasssmu…”

Indonesia punya banyak stok genre komentator bola, dari mulai genre informatif seperti Tommy Welly alias Bung Towel dan Mohamad Kusnaeni alias Bung Kus, sampai genre yang atraktif seperti Valentino Simanjuntak alias Bung Jebret. Semuanya tentu punya keunikan dan keunggulan sendiri-sendiri.

Namun, jika melihat prestasi sepakbola nasional kita yang belum hebat-hebat amat ini, agaknya pilihan genre atraktif ala Valentino “Jebret” Simanjuntak yang paling layak digunakan. Karena hanya Bung Jebretlah bisa membuat orang Indonesia yang tetap tertawa dan bahagia kendati tim nasionalnya kalah.

Takluk dari Malaysia pun tak mengapa, orang akan segera lupa, sebab yang mereka ingat “umpan gratifikasi”, “tendangan LDR”, dan “gol kelok sembilan”.

Puji Tuhan, semoga Bung Jebret diberikan umur panjang. Setidaknya sampai Indonesia lolos Piala Dunia.

Exit mobile version