MOJOK.CO – Setelah seminggu lebih mengalami koma, Tri Fajar Firmansyah (23), korban ricuh suporter yang terjadi Senin (25/7/2022) meninggal dunia. Fajar, dirawat di RSPAU Hardjolukito usai jadi korban pengeroyokan suporter di depan supermarket kawasan Babarsari, Sleman. Fajar menghembuskan nafas terakhir pada Selasa (02/08/2022) sekitar pukul 14.00 WIB.
Ribuan orang pun tampak melayat di rumah duka Dusun Tambakbayan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Rabu (03/08/2022). Karangan bunga pun tampak berjejer di sekitar rumahnya.
Bahkan sejumlah pejabat Sleman seperti Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa serta Sekda Sleman, Harda Kiswaya ikut takziah. Setelah pelayat melakukan salat jenazah, almarhum pun dibawa ke peraduan terakhirnya di pemakaman Tambakbayan sekitar pukul 11.30 WIB.
Kakak ipar Tri Fajar, Hendra Karsandi saat ditemui mengungkapkan kondisi kesehatan Fajar selama dirawat di RS tidak stabil. Meski sudah dilakukan operasi, Fajar tetap tidak sadarkan diri hingga meninggal dunia. “Sampai meninggal tidak sadar dari koma,” jelasnya.
Hendra menjelaskan, Tri Fajar dikenal sebagai anak yang baik dan ceria. Orang-orang mengenalnya sebagai sosok yang loyal dan gampang bersosialisasi.
Tri Fajar pun sebenarnya bukan merupakan tukang parkir seperti yang banyak diberitakan. Pekerjaan adiknya tersebut sehari-hari menjadi kurir makanan salah satu e-commerce.
“Temannya yang jadi tukang parkir, bukan adik saya [fajar],” jelasnya.
Saat kejadian kerusuhan, lanjut Hendra, Fajar dikeroyok orang-orang yang tidak dikenal. Berdasarkan informasi dari teman-temannya, Tri Fajar sempat lari dan terjatuh hingga dua kali.
Orang-orang kemudian membawa Tri Fajar yang terluka akibat keroyokan ke RS. Di RS diketahui dia mengalami luka kepala bagian kanan.
“Saat dirontgen kelihatan [kepalanya] retak dan keluar cairan dari kepala karena bengkak. Dari tempurungnya juga pecah,” paparnya.
Keluarga minta pelaku ditindak tegas
Hendra menambahkan, selama ini Fajar aktif menjadi suporter PSS Sleman. Karenanya banyak sekali suporter bola yang melayat dan mendoakan Fajar sejak semalam.
Atas kejadian kerusuhan yang menyebabkan meninggalnya Fajar, keluarga meminta aparat kepolisian untuk bertindak tegas pada para tersangka. Proses hukum pun harus dilanjutkan hingga pelakunya ditangkap dan dijatuhi hukuman setimpal.
“Ini kan sudah menyangkut nyawa ya, jadi keluarga meminta proses hukum pelaku,” ungkapnya.
Ketua RT 13, Dusun Tambakbayan, Sabardi menambahkan, orang-orang mengenal Tri Fajar sebagai anak muda yang baik. Putera ketiga Wahyudi itu bahkan ikut belajar menggali kubur saat waktu senggangnya. “Anaknya juga rajin ikut organisasi, ikut gali kubur juga padahal masih muda,” paparnya.
Kerabat korban itu menambahkan, Tri Fajar selalu membantu ekonomi keluarganya. Termasuk membantu ibunya yang berjualan gorengan di depan salah satu toko di Babarsari.
Karenanya pihak keluarga kaget saat mendengar Tri Fajar menjadi korban keroyokan saat kerusuhan antarsuporter. Dia selama ini merupakan anak yang baik dan tidak pernah aneh-aneh.
Sementara Sekda Sleman, Harda mengungkapkan kerusuhan antarsuporter tersebut diharapkan menjadi pelajaran bagi semua pihak agar tidak terulang kembali. Apalagi ada korban jiwa yang jatuh akibat kerusuhan tersebut.
“Saat menjadi suporter, kita harapkan menjadi suporter yang baik sehingga tidak menimbulkan ekses[kerusuhan] seperti ini. Mudah-mudahan ini tidak terulang, saya mengharapkan semua masyarakat mengambil hikmah dengan membina anak-anak kita jadi suporter yang baik, yang sehat dan santun,” imbuhnya.
Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Agung Purwandono