Desa Lolong Pekalongan dalam Sepotong Ingatan: Ebiet G. Ade, Durian, hingga Penyesalan terhadap Mantan

Desa Lolong dalam Sepotong Ingatan: Om Ebiet G. Ade, Durian, hingga Penyesalan terhadap Mantan mojok.co

Jembatan Lolong (Foto: desakupekalongan.id)

MOJOK.CODesa Lolong populer berkat musisi 80-an Ebiet G. Ade. Lagunya yang berjudul “Lolong” berhasil mengangkat nama desa yang terkenal dengan durian dan wisata alam ini.

Sebagai putra Pekalongan generasi 90-an, sejatinya saya tidak begitu mengenal Ebiet G. Ade. Tahu lagunya pun hanya sedikit. Yang paling favorit tentu saja “Berita Kepada Kawan”, sebab dulu sering nonton iklan Djarum pada Ramadan 2004. Sementara untuk lagu “Lolong”, saya hanya tahu tapi tak familiar.

Padahal, lagu tersebut acap muncul dalam perbincangan keluarga besar di momen lebaran, demikian dengan sosok Ebiet G. Ade. Berdasarkan cerita dari bapak, nenek, paklik, pakde, musisi asal Banjarnegara itu pernah singgah di rumah semasa muda. Beliau adalah teman baik alm. pakde.

Awalnya saya biasa saja. Sampai akhirnya menyaksikan sendiri kedatangan Om Ebiet ke rumah pada suatu malam. Dari sana saya sadar perbincangan di ruang tamu saat lebaran itu benar. Seketika pula saya ingat Desa Lolong.

Desa Lolong

Desa Lolong pernah jadi bagian dari hidup saya. Saat remaja, saya beberapa kali berkunjung ke sana. Motif kunjungannya beragam, dari ikut kegiatan kemah sekolah, main di kali batu bersama kawan-kawan, hingga membeli durian.

Lolong merupakan sebuah desa yang terletak di kecamatan Karanganyar, Pekalongan, Jawa Tengah. Desa ini terletak di daerah perbukitan, tepatnya berada di ketinggian 250 mdpl dengan luas wilayah 613.616 Ha. Melansir data terakhir BPS, pada 2020 penghuni Desa Lolong berjumlah 2.051.

Jika menggunakan kendaraan bermotor, jarak tempuh dari Kota Pekalongan menuju ke sana berkisar 1,5 jam. Sepanjang perjalanan, kamu akan disuguhi hamparan pohon durian di kanan-kiri jalan. Jika beruntung, kamu juga bisa menjumpai beberapa kera bergelantungan.

Memasuki desa, kamu akan disambut dengan jembatan lengkung. Di bawahnya terdapat sungai yang airnya dingin dan jernih–karya Tuhan yang menginspirasi Om Ebiet menciptakan lagu “Lolong”.

Durian jadi andalan

Mayoritas warga Desa Lolong berprofesi sebagai petani. Komoditas yang dihasilkan antara lain adalah buah durian, pete, jengkol, pisang, padi, dan lain-lain. Namun, sejak dulu durianlah yang jadi komoditas andalan. Durian lokal hasil tanah Lolong memiliki cita rasa yang khas; manis, legit, gurih, dan ada pahit-pahitnya sedikit.

Sadar akan potensi durian Desa Lolong, Pemerintah Kabupaten Pekalongan pun rutin menggelar Festival Durian tiap tahun. Tahun ini, festival ini digelar pada 29 Januari 2023 di Lapangan Rejomulyo, Desa Lolong. Acara ini merupakan momen memperkenalkan durian unggulan dari penjuru desa di Kabupaten Pekalongan, tak terkecuali Desa Lolong.

Durian dari masing-masing desa dikonteskan untuk mencari yang terbaik atau terlezat. Ribuan pengunjung dari berbagai wilayah di Kab. Pekalongan maupun luar daerah biasa datang untuk berpesta durian. Sebab, panitia selalu menyediakan durian untuk dibagikan kepada pengunjung secara cuma-cuma.

Baca halaman selanjutnya: Wisata Desa Lolong…

Wisata Desa Lolong

Beberapa tahun terakhir, Pemkab setempat mulai menyadari potensi alam Desa Lolong. Pelan tapi pasti bermunculan tempat-tempat wisata alam di sana. Kini, Desa Lolong menjadi desa wisata yang kerap jadi jujugan orang untuk melepas penat.

Wisata yang ada di desa tersebut antara lain arung jeram, tubing, outbond, jungle tracking, dan camping. Pengunjung dari luar kota tak perlu mengkhawatirkan perihal tempat tinggal. Sebab di sana sudah banyak home stay untuk wisatawan. Harganya bahkan jauh lebih murah dibanding menginap di hotel di kota.

Desa Lolong selalu punya tempat dalam benak saya. Kenangan saya main bareng teman-teman di kali batu, berkemah, susur sungai, jerit malam, dan tentu saja dongeng-dongeng yang dituturkan oleh alm. paklik dan alm. pakde saya tentang Om Ebiet.

Sayangnya, sewaktu remaja saya belum sempat membawa pacar saya ke sana. Andai pernah, mungkin saya bisa mendapatkan inspirasi untuk membuatkannya puisi sebagus larik lagu “Lolong”.

Gadis manis duduk di sebelahkuMenyematkan kembang di saku bajukuDan berc’rita tentang sepasang burungYang bercumbu di atas dahan

Andai puisi ada dan kuberikan padanya, mungkin sekarang kita masih bersama. Ahsudahlah~

Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Menyelami Kenangan yang Tertinggal di Tirta Sari Pekalongan, Kolam Renang Sebagus Itu kok Bisa sampe Tutup sih?!

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Exit mobile version