MOJOK.CO – Kontroversi influencer Tasyi Athasyia dan Tasya Farasya kembali menyita perhatian. Konflik yang menyeruak ke publik ini bukan kali pertama. Netizen kemudian mempertanyakan lagi keharmonisan hubungan saudara kembar yang memiliki jutaan pengikut itu.
Dalam dunia psikologi, ketidakakuran dua bersaudara itu bisa dijelaskan dengan istilah sibling rivalry. Banyak orang mengira sibling rivalry hanya terjadi pada anak-anak, akan tetapi orang dewasa banyak juga yang mengalaminya.
Sibling rivalry adalah persaingan antar saudara yang biasanya ditemui pada mereka dengan jarak usia yang tidak terpaut jauh. Mengutip tulisan ilmiah berjudul “Fenomena Anak kembar: Telaah Sibling Rivalry” yang ditulis oleh Yoga Waluyo dan Eny Purwandari, persaingan antar saudara biasa terjadi pada anak-anak dengan berjenis kelamin sama, khususnya perempuan dengan perempuan.
Kemunculan persaingan di dalam keluarga dimulai ketika ada perbedaan reaksi yang diberikan orang-orang di sekitar, termasuk ayah atau ibu, terhadap anak-anak. Reaksi itu menimbulkan anggapan orang tua yang lebih menyayangi salah satu anak. Kondisi ini mendorong anak berlomba mendapat afeksi atau cinta kasih orang tua. Sehingga bisa mempengaruhi hubungan antar saudara kandung secara negatif, seperti muncul berbagai pertentangan dengan saudara kandung.
Terjadi pada orang Dewasa
Tidak hanya terjadi pada anak-anak, sibling rivalry juga terjadi pada orang dewasa. Hal ini ditandai dengan kesulitan bergaul satu sama lain, saling terasing, dan kerap berdebat.
Di usia dewasa, bukan tidak mungkin orang tua lebih dekat atau lebih mendukung salah satu anaknya. Mengutip verywellmind, alasan ini menjadi paling banyak dilaporkan menjadi pemicu persaingan antar saudara kandung di usia dewasa.
Kedekatan orang tua dengan salah satu anak dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kedekatan secara geografis, kepribadian yang mirip, sudut pandang yang sama, dan masih banyak lagi. Walau menyakitkan, adanya kecenderungan kedekatan orang tua ke salah satu anak adalah hal yang lumrah.
Beberapa tips dari verywellmind agar sibling rivalry di usia dewasa tidak memperkeruh hubungan antar saudara maupun orang tua:
1. Tidak perlu diambil hati
Sebagai seseorang yang sudah dewasa akan lebih mudah menghindari sibling rivalry. Seseorang bisa memulainya dengan berusaha memahami bahwa orang tua bukannya lebih mencintai saudara yang lain dan bermaksud melukai yang lain. Mereka hanya lebih dekat, bahkan mereka bisa saja tidak menyadari kedekatan itu.
2. Mencari dukungan lain
Tidak ada salahnya mencari dukungan dari orang-orang lain di sekitar apabila tidak mendapatkannya dari orang tua atau keluarga. Orang lain mungkin lebih bisa memberikan kasih sayang, rasa menerima, dan lebih terbuka.
3. Jangan beri kesempatan persaingan antar sibling rivalry muncul
Jangan biarkan sibling rivalry berkembang. Ini bisa disikapi dengan lebih menerima hubungan dengan orang tua. Seseorang juga tidak perlu membandingkan hubungan yang terbentuk itu dengan hubungan orang tua dengan saudara-saudara lain.
4. Menerima kenyataan
Perasaan akan lebih baik apabila bisa menerima kenyataan bahwa orang tua tidak mendukung. Seseorang bisa mengambil alternatif sikap dengan lebih menghargai hubungan yang pernah ataupun masih terjalin sejauh ini.
5. Fokus pada keluarga sendiri
Daripada memikirkan hubungan yang rumit antara saudara dan orang tua, akan lebih baik memfokuskan diri untuk memikirkan hal-hal lain, misalnya keluarga sendiri. Lebih baik fokus apa yang diperlukan ke keluarga dan diri sendiri.
6. Dapatkan dukungan tambahan, apabila diperlukan
Bukan tidak mungkin, sibling rivalry semasa kecil masih tersisa hingga seseorang dewasa hingga menimbulkan tekanan tersendiri. Apabila merasakan tekanan yang signifikan dari situasi ini, disarankan untuk segera menghubungi profesional.
Sumber: www.verywellmind.com, Jurnal Ilmiah Psikologi Indigenous
Penulis: Kenia Intan