Sandiaga Ingin Integrasikan Program Layanan Masyarakat Ke Dalam KTP Agar Masyarakat Tidak Kebanyakan Kartu

kartu sakti

MOJOK.CO – Sandiaga ingin program-program kartu yang selama ini sudah dilakukan oleh Jokowi teritegrasi dalam satu kartu, yakni KTP.

Debat Pilpres Cawapres yang mengangkat tema Pendidikan, Kesehatan, Ketenagakerjaan, dan Sosial Budaya semalam sudah selesai dilaksanakan.

Tak bisa dimungkiri, debat berlangsung dengan sangat membosankan. Andai saja tidak diselamatkan oleh iklan produk pelancar buang air besar Dulcolax, maka lengkap sudah kebosanan debat semalam.

Baik cawapres nomor urut 01 Ma’ruf Amin maupun cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno sama-sama berbicara tentang meneruskan program-program kesehatan dan pendidikan yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah.

Namun, ada satu pembahasan yang cukup menarik, sebab kedua kubu punya pandangan yang sangat berbeda, yakni pembahasan tentang kartu.

Dalam debat semalam, kubu cawapres Ma’ruf Amin sempat mengeluarkan jurus andalan, yakni jurus kartu. Ma’ruf Amin mengatakan, bahwa dirinya bersama Jokowi kelak akan memaksimalkan dan mengeluarkan tiga kartu, yakni kartu kuliah, karto sembako murah, dan kartu pra-kerja. Kartu-kartu ini nantinya akan menyempurkan kerja-kerja kartu yang sudah ada sebelumnya.

“Kami akan keluarkan 3 kartu. Kartu kuliah, kartu sembako murah, kartu pra-kerja. Ini kartu yang akan kami keluarkan itu,” kata Ma’ruf Amin. Gayanya bagaikan para pendekar Yu-Gi-Oh saat mengeluarkan kartu-kartu andalannya.

Nah, pada poin inilah titik balik terjadi. Sandiaga Uno merasa, masyarakat Indonesia terlalu direpotkan dengan banyaknya kartu. Karena itulah, ia mengusulkan agar kelak kartu-kartu yang selama ini menjadi program pemerintahan Jokowi dihilangkan dan cukup diganti dengan satu KTP.

“Kita keluarkan dompet kita, keluarkan satu kartu yang sudah dimiliki yaitu kartu tanda penduduk (KTP). Ini super canggih sudah memiliki chip,” ujar Sandiaga.

Sandiaga mengatakan chip yang ada pada KTP seharusnya sudah cukup untuk mengelola big data masyarakat. Sehingga masyarakat bisa mendapatkan layanan kesehatan, rumah, pendidikan, dan layanan kerja cukup hanya dengan menggunakan KTP tanpa perlu punya banyak kartu.

“KTP ini yang akan menjadi kartu kami,” tegas Sandi yang langsung disambut meriah oleh pendukungnya dengan menunjukkan KTP-nya masing-masing.

Usul Bang Sandi tetu saja bagus, hanya saja… Ah, Bang Sandi ini nggak tahu kali ya, gimana bangganya saat punya dompet tebel, yah, walau tebelnya karena banyak kartunya (dari mulai kartu ATM sampai kartu langganan futsal) bukan tebel karena duit. Kalau kelak kartunya cuma satu, lalu dengan apa lagi para pemilik dompet tipis itu punya kesempatn untuk membanggakan ketebalan dompetnya?

Exit mobile version