MOJOK.CO – Raharja Waluyo Jati tutup usia. Selama ini ia dikenal sebagai aktivis reformasi ’98 yang pernah diculik pemerintah Orde Baru.
Kabar duka kembali menghampiri. Setelah sebelumnya tokoh literasi Nirwan Ahmad Arsuka berpulang, kini aktivis ’98 Raharja Waluyo Jati dipanggil menghadap yang Maha Kuasa pada Selasa (8/8/2023) pagi di RSCM Jakarta.
Jati, demikian panggilannya, merupakan aktivis yang konsisten berjuang di jalur politik. Saat berkuliah di Filsafat UGM ia bersama Andi Arief dan Budiman Sudjatmiko tergabung di Partai Rakyat Demokratik (PRD).
Saat menjadi aktivis PRD bahkan ia menjadi salah satu korban penculikan rezim Orde Baru. Melansir dari antikorupsi.org, Jati adalah salah satu korban penculikan oleh Kopassus pada Maret 1998.
Jati diculik ketika sedang bersama Faisol Riza berjalan dari YLBHI di Cikini. Selama periode kelam ini, ia mendapat beberapa siksaan. Di antaranya adalah pukulan, sundutan rokok, jeratan leher, hingga setruman tongkat listrik.
“Satu siksaan yang hingga sekarang membuat saya trauma terhadap listrik,” kata Jati dua bulan setelah lolos dari penculikan.
Ucapan belasungkawa dari Anies
Raharja Waluyo Jati lahir di Jepara, 24 Desember 1969. Sebagai aktivis ia sempat berkiprah di beberapa organisasi.
Jati tercatat pernah mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari PDIP bersama Budiman Sudjatmiko. Lalu, ia juga pernah aktif di Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi pada tahun 2014.
Sejumlah politisi mengungkapkan rasa duka citanya atas kepulangan Raharja Waluyo Jati. Salah satunya Anies Baswedan.
Anies menuliskan ungkapan duka di akun Instagramnya. “Jati meninggal jam 5 pagi ini di RSCM, begitu bunyi pesan yg datang pagi ini. Duka cita itu kembali terkabarkan. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un,” tulisan Anies
Ia pun melanjutkan kenangannya terhadap sosok Jati:
Raharja Waluya Jati, nama lengkapnya. Dia seorang aktivis yang idealismenya tak pernah luntur. Saya kuliah di Fakultas Ekonomi, Jati di Fakultas Filsafat. Kami bersahabat walau sering berdebat dan berbeda pandangan saat masa kuliah. Dalam 10 tahun terakhir ini kami berjuang bersama, sepemikiran dan bergerak bersama.”
Jati adalah salah satu korban penculikan aktivis mahasiswa tahun 1998. Siksaan tak berbatas, mulai jeratcekikan kabel di leher hingga setruman listrik tanpa henti. Ia sempat trauma jika ada urusan dengan listrik.
Tapi semua kita mencatat dan rasa hormat: Penyiksaan yg dialaminya itu tak pernah sanggup menghentikan semangatnya. Semangatnya utk Indonesia yang lebih baik tak pernah surut. Dia wafat saat sedang berjuang, sedang pada semangat tertingginya. Husnul khatimah, insyaAllah.
Berurutan, Allah panggil pulang pribadi-pribadi pejuang, penuh idealisme. Tapi yakinlah, masih berderet panjang pribadi-pribadi yang akan meneruskan estafet perjuanganmu, untuk Indonesia yang kita cintai ini.
Sahabatku Jati, pagi ini dari tanah Situbondo, kukirimkan Al-Fatihah terbaikku padamu…
Selamat jalan, Raharja Waluyo Jati…
Penulis: Purnawan Setyo Adi