Pakar Politik UGM: Angkat Relawan Jadi Menteri, Siasat Jokowi Buat Tetap Jadi ‘King Maker’

jokowi king maker mojok.co

Ilustasi Presiden Jokowi (Mojok.co)

MOJOK.COPresiden Jokowi melakukan kocok ulang di kabinet alias reshuffle. Ada yang tidak biasa dari reshuffle ini. Pengamat politik UGM Arga Pribadi Imawan memandang itu merupakan upaya Jokowi untuk tetap jadi “king maker” di Pemilu 2024.

Reshuffle pada Senin (17/6/2023) kemarin, Jokowi mengangkat Ketua Relawan Projo Budi Arie Setiadi sebagai Menkominfo yang baru.

Pengangkatan tersebut, tentu di luar kebiasaan Jokowi. Pasalnya, pertama, orang nomor satu ini tidak mengangkat menteri dari kalangan elite partai politik sebagaimana biasanya. Padahal, Jokowi kerap memberi jatah menteri ke partai-partai koalisi sebagai upayanya “menyenangkan” parpol.

Kedua, Jokowi tidak melakukan upaya “depolitisasi” kepada Partai NasDem. Padahal, partai Surya Paloh tersebut telah dianggap berkhianat dari Jokowi sehingga menteri-menterinya layak dipreteli.

Dalam artian, dalam reshuffle kali ini Jokowi bisa saja mengganti para menteri dari elite Partai NasDem. Tapi nyatanya, ini tak dilakukan Jokowi dengan tetap mempertahankan Siti Nurbaya Bakar (Menteri LHK) dan Syahrul Yasin Limpo (Menteri Pertanian).

Lantas, ada manuver apa yang sedang diupayakan Jokowi di balik reshuffle ini?

Penegasan Jokowi sebagai “king maker” pemilu

Pakar politik UGM Arga Pribadi Imawan menyebut, bahwa Presiden Jokowi ingin menegaskan posisinya sebagai king maker dalam Pemilu 2024 melalui reshuffle-nya itu.

“Jokowi ingin menegaskan posisinya sebagai king maker pemilu. Sebab nama besarnya sebagai elite politik sudah ia pupuk sejak sebelum 2014 dan ia ingin mempertahankannya,” kata Arga.

Jika diperhatikan, misalnya, di satu sisi keputusan Jokowi mengangkat pimpinan relawannya sebagai menteri baru, secara tidak langsung tidak memberikan “nilai tambah” apapun. Baik itu kepada PDIP, koalisi pendukung Ganjar Pranowo, bahkan Prabowo Subianto sekalipun.

Di sisi lain, keputusan ini dianggap juga tak memberikan “nilai kurang” kepada Partai NasDem maupun Anies Baswedan—yang dianggap antitesa Jokowi.

Dengan demikian, langkah tersebut bakal bikin Jokowi tetap berpeluang menjadi king maker untuk siapapun yang akan menjadi penerusnya nanti—kecuali Anies Baswedan—meskipun hanya dengan bantuan satu kaki. Yakni kaki kanan di pihak Prabowo Subianto, dan kaki kiri pada Ganjar Pranowo.

Ia berada di posisi tengah dengan tidak menarik menteri dari kalangan PDIP dan Gerindra, ataupun mencopot menteri dari Partai NasDem.

“Suka tidak suka, motif Jokowi mengangkat relawan itu telah membuktikan bahwa Jokowi akan akan terlibat dalam kancah kontestasi politik atau Pemilu 2024, secara tidak langsung,” tegasnya, saat dihubungi Mojok, Rabu (19/7/2023).

Menjaga kepuasan publik

Selain menegaskan posisi sebagai king maker, menurut Arga, dengan mengangkat Budi Arie sebagai menteri, Jokowi punya kesan ingin menjaga kinerja pemerintahan dan kepuasan publik terhadap dirinya.

“Manuver yang kedua, menurut saya, Jokowi ingin menjaga kinerja pemerintahan yang ia pimpin dan juga kepuasan publik kepada dirinya,” jelas Arga.

Kata Arga, mengingat Pemilu 2024 sudah semakin dekat, maka akan sangat riskan untuk mengangkat menteri dari elite partai. Sebab, sudah barang pasti para elite-elite ini akan lebih banyak memprioritaskan energi mereka ke pemilu, ketimbang melakukan kerja-kerja praktis pemerintahan.

Jika itu terjadi, maka kinerja pemerintahan akan menurun dan kepuasan terhadap Jokowi akan berkurang. Padahal, dalam beberapa hasil survei terakhir, masyarakat Indonesia mengaku puas dengan kinerja pemerintahan, terutama dalam hal pembangunan.

“Tapi kita tidak pernah tahu, apakah pengangkatan Budi Arie ini akan menjadi ‘pupuk’ untuk para relawannya menduduki jabatan publik berikutnya,” pungkasnya.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA AHY: Iklim Demokrasi Turun, Demokrat Serius Bangun Koalisi Perubahan

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Exit mobile version