Tak ada yang tak menarik dari apa pun yang diucapkan oleh seorang Fadli Zon, dari puisi-puisinya, sampai pernyataan-pernyataannya. Hal tersebut lagi-lagi terbukti melalui akun twitternya.
Beberapa waktu yang lalu, Fadli Zon berkicau di twitter menyebutkan bahwa Indonesia butuh pemimpin seperti Putin.
“Klu ingin bangkit n jaya, RI butuh pemimpin spt Vladimir Putin: berani, visioner, cerdas, berwibawa, nggak byk ngutang, nggak planga plongo,”
Tak pelak, twitnya yang jelas sangat kontroversial ini langsung memancing banyak tanggapan dari tokoh-tokoh politik lain. Maklum saja, selama ini, Putin memang dikenal sebagai presiden yang menjalankan pemerintahan dengan gaya kepemimpinan yang cukup otoriter.
Ketua DPP PDIP, Hendrawan Supratikno menegaskan hal tersebut. Ia menjelaskan beberapa tanda-tanda kepemimpinan Putin, di antaranya adalah penjegalan lawan politik potensial sampai penggunaan tentara dan intel sebagai salah satu instrumen pemenangan.
Senada dengan Hendrawan, Sekjen Nasdem Johnny G Plate juga mengatakan bahwa Putin tak cocok dengan kepemimpinan di Indonesia.
“Kalau ingin seperti Putin, pindah saja ke Rusia. Indonesia kepemimpinan kultur nusantara, kultur membangun perekonomian kita dengan cara gotong royong, relasi internasional dengan pendekatan soft power, pendekatan-pendekatan nonmiliter. Yang halus, bukan kasar,” kata Johnny.
Komentar yang lebih pedas terkait pernyataan Fadli Zon datang dari Wasekjen PPP Achmad Baidowi, ia mengatakan, “Kalau elite negeri ini bisanya hanya nyiinyir mulu, kapan majunya?”
Sementara itu, pembelaan datang tentu saja dari sesama kader partai Gerindra. Wasekjen Gerindra Andre Rosiade mengatakan, Indonesia memang butuh pemimpin seperti Putin, tapi dengan catatan, Putin yang versi positif.
“Jadi yang disebut beliau itu ini adah sifat sifat positif yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia. Bukan sifat sifat negatifnya, jadi yang disampaikan bang Fadli itu adalah sifat sifat positif nya Putin. Cerdas, berwibawa, visioner gitu,” kata Andre. “Jangan sampai masyarakat punya pikiran miss persepsi, kan bang Fadli menjelaskan secara detail itu, sifat sifat positifnya, jangan digoreng sifat sifat negatifnya kan jelas disitu,” tambahnya.
Yah, kalau membandingkan pemimpin yang satu dengan pemimpin yang lain, memang jatuhnya bakal selalu menjadi pro-kontra dalam dunia politik, sebab memang tak ada pemimpin yang sempurna.
Kalau mau membandingkan, mbok sekalian saja membandingkan dengan sosok yang punya sifat unggul segalanya. Misal, “Indonesia butuh pemimpin seperti Boy (Si Anak Jalanan), sudahlah ganteng, kekasihnya cantik, kaya raya, baik hati, setia kawan, disukai banyak orang, tidak pernah utang, tidak plonga-plonga, dan kalau berkelahi banyak menangnya.”