Sepak Terjang PO Tjipto Raja Jalanan Jawa Timur, Lawan Sepadan PO AKAS Pada Masanya

Sepak Terjang PO Tjipto Raja Jalanan Jawa Timur, Lawan Sepadan PO AKAS Pada Masanya MOJOK.CO

Bus Tjipto (wikipedia.org)

MOJOKO.COPerusahaan Otobus (PO) Tjipto saat ini mungkin tak populer di kalangan anak muda. Akan tetapi di masa lalu, armada Tjipto merajai jalanan Jawa Timur.

Bicara bus di trayek Jawa Timur saat ini, nama yang terlintas tak jauh-jauh dari PO AKAS. Wajar kiranya sebab bus tersebut sejak dulu konsisten mengaspal dan mengawal penumpang sampai ke tujuan. Namun, tahukah kamu kalau dulu PO AKAS punya lawan sepadan di jalur yang sama? Siapa lagi kalau bukan PO Tjipto.

Bus Tjipto merupakan angkutan umum yang berasal dari Kota Pasuruan. Bus ini melayani kelas ekonomi dan patas dengan trayek Malang-Jember, Surabaya-Jember, dan Surabaya-Bondowoso. Di era 70 hingga 80-an, kehadiran bus ini begitu dinantikan penumpang setianya.

Sepak terjang si raja jalanan Jawa Timur

PO Tjipto merupakan perusahan otobus yang didirikan oleh H.J.K Soetjipto. Armada milik PO ini punya ciri khas, berwarna putih atau abu-abu dengan stripping biru di bodinya. Dahulu bus ini kerap bersliweran di jalanan Jawa Timur, terutama di daerah Tapal Kuda yang meliputi Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Lumajang, Pasurun, Situbondo dan Probolinggo.

Bus Tjipto terkenal nyaman; armadanya bersih, AC-nya adem, dan bangkunya empuk. Perusahaan ini mengandalkan sasis Hino R Series yang berpadupadan dengan bodi dari karoseri Morodadi Prima yang terkenal nyaman dan awet. Selain itu, PO Tjipto juga pernah memakai produk karoseri New Armada, khususnya untuk bus patas.

Sejumlah sumber mengatakan kalau PO  Tjipto merupakan perusahaan bus pertama yang mengekspansi rute hingga ke Jakarta di tahun 70 hingga 80-an. Trayek Jakarta-Surabaya-Malang merupakan jalur bus malam yang paling elit kala itu. Pemain lain di trayek ini ialah PO Kembang Express, PO Raseko, dan PO Mawar.

Salah satu kebiasaan bus ini adalah mampir di garasi sekaligus kantor pusatnya yang terletak di Jalan Veteran Pasuruan untuk mengontrol karcis dan mengisi solar. Saat proses singgah ini, penumpang akan dihampiri oleh pedagang asongan yang menjajakan kacang rebus, pisang rebus, lumpia, hingga sate kerang. Kebiasaan ini akhirnya menjadi ciri khas yang otentik dari PO ini.

Kemunduran dan kelahiran baru PO Tjipto

Sebagaimana roda busnya yang senantiasa berputar, adakalanya bisnis berada di atas dan di bawah. Memasuki era 2000-an, bisnis PO Tjipto mengalami kemunduran secara teratur. Momen tersebut terjadi sepeninggal pendirinya, H.J.K Soetjipto, yang mangkat menemui Sang Pencipta.

Estafet bisnis PO Tjipto berlanjut kepada anaknya, akan tetapi terbelah menjadi dua. Bus Tjipto tak seperti dulu lagi. Armada patas yang dulu jadi primadona karena kenyamanannya beralih menjadi bus yang sering trouble, bodi kurang terawat, AC tak lagi dingin, dan seterusnya. Trayek juga mulai banyak yang dijual ke PO Ladju sekitar tahun 2010.

PO Tjipto mulai mencoba gebrakan baru dengan melakukan peremajaan unit pada 2014. Armada Mercedes Benz berwarna biru dan ungu eks Pahala Kencana hadir. Tagline baru mengaung “The Great Java Eastern Heritage Autobus”. Julukan yang sejatinya layak tersemat pada perusahaan bus ini.

Namun sayang sekali, baru setahun berjalan PO Tjipto dinyatakan pailit. Kisah kejayaan Tjipto di masa lalu berakhir di sini. Selanjutnya PO Tjipto diakusisi oleh PO Kemenangan dan mengaspal dengan nama baru PO Tjipto G.M.

Di masa pandemi tepatnya sebelum lebaran 2021, PO Tjipto G.M merilis bus terbarunya di Karoseri Tentrem Malang. Bus berwarna hitam dengan livery berwarna merah. Bus ini memakai sasis Mercedes Benz OH 1526 dengan bodi Avante H8.

“Untuk fasilitasnya, sudah menggunakan bangku dengan leg rest serta toilet di kabinnya,” ucap Dimas Raditya, Sales Staff karoseri Tentrem dikutip dari Kompas.com.

Menarik menyaksikan sepak terjang PO Tjipto G.M. Apakah akan sesukses dulu? Kita tunggu saja.

Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA PO Nusantara Kudus: Dulu Jadi Primadona karena Berkelas, Kini Pamornya Meredup
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version