Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Kilas

Pesawat Nurtanio yang Melengkapi Kejayaan Darat, Laut, dan Udara

Redaksi oleh Redaksi
14 November 2017
0
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Susah bagi rakyat Indonesia untuk tidak bahagia saat akhirnya Indonesia bisa memproduksi pesawat sendiri. Maklum saja, dulu di tahun ’90-an Indonesia pernah begitu berbahagia saat bisa memproduksi pesawat N-250 Gatot Kaca sebelum akhirnya kebahagiaan tersebut sirna karena produksi pesawat itu terpaksa dihentikan akibat krisis ekonomi 1997.

Kini, (((di bawah rezim Jokowi))), Indonesia akhirnya resmi kembali punya pesawatnya sendiri.

Lain dengan kakaknya si N-250 dengan nama Gatot Kaca, pesawat Indonesia yang baru ini namanya N-219 Nurtanio.

Pesawat ini diresmikan oleh Jokowi Jumat, 10 November kemarin di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma.

“Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya resmikan pesawat N-219 sebagai pesawat Nurtanio,” ucap Jokowi dengan lantang saat meresmikan pesawat ini.

Pesawat N-219 Nurtanio merupakan pesawat hasil kerja sama PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Ia merupakan pesawat perintis bermesin ganda yang sanggup menampung 19 penumpang.

Nama Nurtanio diambil dari nama pahlawan dirgantara, yakni Laksamana Muda Udara Anumerta Nurtanio Pringgoadisuryo yang merupakan pendiri dan perintis industri penerbangan di Indonesia.

Pengembangan pesawat Nurtanio sudah dimulai sejak 2006 dan dilakukan secara intensif pada 2012. Pengembangan pesawat ini menunjukkan bentuk fisiknya tahun 2015 dan selesai tahun 2017. Pesawat ini pun resmi terbang perdana 17 Agustus lalu.

Biaya pengembangan pesawat N-219 sampai resmi diujiterbangkan menghabiskan biaya investasi sebanyak Rp827 miliar. Dan jika ditambah dengam biaya uji dan sertifikasi, biayanya mencapai 1,1 triliun.

Setelah merampungkan tahap uji terbang, pesawat Nurtanio ini akan bersiap untuk memasuki tahapan produksi dan bisa mulai dikomersialkan pada awal 2019.

Ini tentu saja sebuah kabar yang sangat menggembirakan bagi seluruh rakyat Indonesia. Akhirnya kita bisa bikin pesawat sendiri. Ke depan, semoga kita juga bisa bikin kapal induk sendiri, satelit sendiri, bahkan kalau perlu, kita bisa perumahan luar angkasa sendiri.

Bermimpi kan boleh-boleh saja. Lha wong bermimpi Indonesia bebas korupsi saja boleh, apalagi cuma bermimpi Indonesia bisa bikin satelit sendiri. Ya tho?

Dengan pesawat Nurtanio, kejayaan di darat, laut, dan udara akan semakin jelas. Di darat kita punya Setya Novanto, di laut kita punya Nyi Roro Kidul, dan di udara, kita punya Nurtanio. Lengkap sudah.

Pesawat nurtanio

Terakhir diperbarui pada 15 November 2017 oleh

Tags: IndonesiajokowiNurtaniopesawat
Iklan
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

naik pesawat, pengalaman pertama naik pesawat.co
Ragam

Pengalaman Pertama Naik Pesawat: Sok Berani padahal Takut Ketinggian, Berujung Malu dan Jadi Aib Tongkrongan

16 Juni 2025
kerja sama indonesia prancis.MOJOK.CO
Sosial

Indonesia-Prancis Teken Kerja Sama Perfilman di Candi Borobudur, Angin Segar Industri Sinema Tanah Air

29 Mei 2025
Wings Air 22 Tahun Mengudara: Jangkau Pelosok Negeri hingga Torehkan Prestasi Jadi Operator ATR 72 Terbesar di Dunia
Kilas

Wings Air 22 Tahun Mengudara: Jangkau Pelosok Negeri hingga Torehkan Prestasi Jadi Operator ATR 72 Terbesar di Dunia

24 April 2025
Irfan Afifi: Kalau Tidak Ada Tanda Maju, Mengapa Indonesia Tidak Pilih Mundur Saja?
Movi

Irfan Afifi: Kalau Tidak Ada Tanda Maju, Mengapa Indonesia Tidak Pilih Mundur Saja?

26 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jogja Tanpa Klakson Itu Omong Kosong, Nggak Usah Berlebihan Bikin Narasi Puji-pujiannya

Jogja Tanpa Klakson Itu Omong Kosong, Nggak Usah Berlebihan Bikin Narasi Puji-pujiannya

10 Juli 2025
Toyota Avanza Jawaban Nafsu ASN yang Gadai SK demi Beli Mobil MOJOK.CO

Toyota Avanza 2011, Mobil Bekas Terbaik untuk ASN yang Nafsu Menggadai SK Demi Membeli Mobil Setelah Resmi Menjadi Abdi Negara

11 Juli 2025
Pangan dari Tanaman Liar: Budhe Somplak dan Upaya Merawat Alam lewat Pertanian Berkelanjutan

Pangan dari Tanaman Liar: Budhe Somplak dan Upaya Merawat Alam lewat Pertanian Berkelanjutan

10 Juli 2025
game clash of champions ala ruangguru. MOJOK.CO

Rakyat Jelata Tak Bisa Gembira dengan Pertunjukkan Clash of Champions, Cuman bikin Kesal Anak Broken Home yang Suka Adu Nasib

10 Juli 2025
Repotnya KKN dengan mahasiswa kaya MOJOK.CO

Repotnya KKN Bareng Mahasiswa Kaya: Sibuk Rebahan dan Main HP, Enggan Bergaul Malah “Rendahkan” Kehidupan Warga Desa

8 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.