MOJOK.CO – Tokoh senior Muhammadiyah, Amien Rais yang juga pendiri Partai Ummat menginginkan gerakan-gerakan Islam yang ada di Indonesia untuk bersatu. Menurutnya, konsolidasi kekuatan berbagai organisasi dan lembaga Islam akan menentukan masa depan bangsa ke depannya.
Melalui paparannya, Amien Rais menjelaskan terkait rasa bangganya bahwa di usia yang ke-110, Muhammadiyah makin memantapkan eksistensinya sebagai wadah gerakan Islam terbesar di Indonesia dan dunia.
“Alhamdulillah, makin tambah usia, Muhammadiyah kita ini tidak tambah lemah dan berkurang salehnya. Sebaliknya, makin tambah tua, makin bertambah amal solehnya,” paparnya, dalam video yang diunggah di Youtube Amien Rais Official, dikutip Kamis (3/11/2022).
“Tidak berlebihan, Muhammadiyah adalah gerakan jammiyah perserikatan Islam yang terbesar di muka bumi dan tertua,” sambung Amien Rais. Kesimpulannya itu karena ia telah berkeliling dunia dan tinggal di beberapa negara Islam. Ia melihat kini Muhammadiyah sudah menglobal dan mendunia.
Ketua PP Muhammadiyah ke-12 ini juga mengingatkan, bahwa selain Muhammadiyah terdapat pula organisasi dan gerakan-gerakan Islam lain di Indonesia yang harus dirangkul. Sebut saja Nadhlatul Ulama (NU), Persatuan Islam (Persis), Al-Irsyad dan lain sebagainya.
Ia pun berharap, kekuatan-kekuatan ini nantinya dapat bersatu. Menurutnya, dengan persatuan kekuatan-kekuatan muslim yang besar ini, dapat menentukan masa depan bangsa Indonesia.
“Selain Muhammadiyah ada gerakan Islam lain yang besar. Sebut saja NU, Persis atau Persatuan Islam, Al-Irsyah Al-Islamiyyah dan lain-lain,” jelasnya.
“Jika kekuatan ini bersatu, akan menjadikan kekuatan keislaman besar, yang akan menentukan masa depan negeri muslim Indonesia kita ini,” Amien Rais menegaskan.
Di akhir paparannya, Amien Rais juga menyinggung soal Muktamar Muhammadiyah, yang ia anggap akan menentukan seberapa panjang nafas pergerakan lembaga ini ke depannya.
Sebagai mantan Ketua PP Muhammadiyah, ia mengaku bahwa kebanggaan terbesar yang pernah ia rasakan adalah ketika diamanati untuk memimpin lembaga ini. Bersanding dengan nama-nama pendahulu, seperti KH Ahmad Dahlan, KH Ibrahim, KH Mas Mansur, hingga AR Fahrudin.
“Pada tahun 1995, dalam Muktamar Muhammadiyah ke-43 di Aceh, saya terpilih sebagai Ketua PP Muhammadiyah,” katanya.
“Jika ada hari-hari yang paling bahagia yang diberikan Allah pada saya, adalah saat mengetahui bahwa dalam Muktamar itu saya dipilih oleh muktamar dan muktamirat, sebesar 98,5 persen mendukung saya.”
Muktamar Muhammadiyah ke-48 sendiri akan diadakan di Solo, tepatnya pada Jumat-Minggu, 18-20 November 2022 mendatang. Menurut rencana, agenda ini akan dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo.
Berdasarkan informasi dari Panitia Pelaksana, Muktamar Muhammadiyah ke-48 ini, selain diikuti oleh ribuan peserta dari PPM/PPA, PWM/PWA, PDM/PDA dan PCIM/PCIA Luar Negeri, juga akan dihadiri kurang lebih 1-2 juta Penggembira dari berbagai pelosok negeri dan 35 kota/kabupaten se-Jateng.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono