Perjuangan Navita, Tunanetra Peserta UTBK UNY Anak Buruh Harian dari Gunungkidul

Calon mahasiswa UNY tunanetra dari Gunungkidul

Calon mahasiswa UNY tunanetra dari Gunungkidul

MOJOK.COAbellian Dayu Navita, alumnus SMKN 1 Wonosari Gunungkidul ini berjuang mengikuti tes UTBK-SNBT di UNY. Ia merupakan satu dari tiga calon mahasiswa tunanetra yang melakukan ujian di lokasi tes berkebutuhan khusus.

Navita memilih program studi D4 Administrasi Perkantoran di Fakultas Vokasi UNY. Perempuan kelahiran 24 Januari 2005 ini tampak bersemangat mengikuti ujian di tengah keterbatasan. Ia melaksanakan tes pada Rabu (10/5).

Ia merupakan putri dari pasangan Edi Sularno dan Indarti. Edi merupakan buruh harian lepas di Gunungkidul. Anak mereka tercatat sebagai calon mahasiswa dengan beasiswa KIP Kuliah di UNY.

Saat pelaksanaan ujian, ia mendapatkan bantuan pendampingan dari guru SMKN 1 Wonosari Gunungkidul. Khususnya untuk membantu saat penggunaan komputer. Keseriusan gadis ini sudah terlihat sejak lama.

Diketahui, ia sempat mengikuti bimbingan belajar dan sejumlah try out jelang ujian ini. Ia mengaku mendapat dukungan penuh dari orang tua dan pihak sekolah untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Sementara itu, peserta ujian dengan kondisi tunanetra lain, Zukhrufafu Aida, juga tampak serius mengerjakan ujian. Perempuan yang memilih program studi Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi UNY ini mengaku telah bersiap dengan belajar giat jelang masa ujian.

Terlebih, ia bersekolah di MAN 2 Sleman yang merupakan sekolah inklusi. Terdapat fasilitas yang mendukung pembelajaran bagi siswa tunanetra.

Satu lagi calon mahasiswa tuna netra lain yang mengikuti ujian yakni Firman Lukmannul Hakheem. Seperti Aida, lelaki ini ingin bisa lolos di Program Studi Pendidikan Luar Biasa.

Fasilitas tes di UNY

Para calon mahasiswa berkebutuhan khusus mendapat fasilitas tes yang memadahi di Ruang Laboraturium IDB FE UNY. Penanggungjawab Lokasi (PJL), Rendy Roos Handoyo M.Pd mengungkapkan bahwa komputer yang tersedia memiliki spesifikasi khusus. Terdapat fasilitas perangkat lunak dan audio yang memudahkan mereka untuk mengerjakan soal.

“Bagi para tunanetra yang melakukan tes di UNY kami sediakan pendamping masing-masih satu orang per calon mahasiswa yang diambil dari prodi Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi UNY” paparnya.

Ia menambahkan, prodi Pendidikan Luar Biasa memiliki staf pengajar yang berpengalaman dalam melayani mahasiswa berkebutuhan khusus. Sehingga, ia berharap peserta tidak mengalami kendala selama melakukan ujian.

Sebelumnya, Peraruran Menristekdikti No 46 Tahun 2017 tentang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus di Perguruan Tinggi telah mengatur jaminan bagi penyandang disabilitas agar bisa menempuh pendidikan tinggi dengan baik. Rendy menjelaskan UNY berkomitmen untuk menerapkan perarutan itu dengan optimal.

Mendikbudristek Nadiem Makarim juga telah menyatakan bahwa penyandang disabilitas mendapat prioritas penggunaan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK). Sebelum perkuliahan pun, dukungan telah diberikan.

Beberapa contoh dukungan seperti menyediakan pendamping pada saat ujian masuk PTN lewat jalur SNBT atau Seleksi Mandiri, penyediaan sarana belajar bagi siswa disabilitas seperti pengadaan buku pelajaran Braille. Akses ke perpustakaan hingga perpindahan antar gedung bertingkat juga telah tersedia lift dan jalur khusus kursi roda.

Reporter: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Cerita Fatur, Mahasiswa Tunanetra yang Hobi Merantau, Membaca Buku, dan Main Catur.  Temukan tulisan menarik Mojok.co lainnya di Google News.

Exit mobile version