Rombongan mahasiswa dari Nanyang Polytechnic of Singapore (NYP) belajar membuat klepon, combro, dan nagasari di Fakultas Vokasi UNY yang berlokasi di Gunungkidul. Mereka terlihat antusias dengan makanan-makakan tradisional Indonesia ini.
Kunjungan para mahasiswa dari Singapura ini dalam rangka Overseas Education and Learning Programme (OELP). Kunjungan ini diisi dengan workshop : ‘Indonesian Local Food Production’ yang dipimpin oleh Kurni Marifa M.Pd. dan Ngabdul Munif M.Pd. Keduanya merupakan Dosen Tata Boga, Departemen Busana dan Rias Kecantikan Fakultas Vokasi UNY, Jumat (6/9).
Mahasiswa NYP dibagi menjadi 2 group dan melakukan praktek memasak makanan di ruangan laboratorium pastry dan laboratorium KWU tata boga yang berada di gedung baru utara Fakultas Vokasi UNY. Mahasiswa NYP dipandu untuk memasak makanan khas indonesia klepon, combro dan nagasari.
Sebelum praktik, mahasiswa NYP dibekali dengan resep makanan khas indonesia yang ingin dibuat dan perlengkapan masak seperti celemek dan topi koki. Proses praktik memasak juga didampingi oleh kedua dosen dari NYP, Mr. Tan Tsu Soo dan Mr. David Koh KW.
Mahasiswa Singapura suka makanan Gunungkidul
Mahasiswa NYP terlihat antusias dan bersemangat dalam praktek memasak. Praktik ini dipenuhi pertanyaan-pertanyaan dari peserta karena rasa penasaran mereka terhadap kuliner tradisional Indonesia.
“Saya tidak pernah mencoba membuat klepon dan combro. Saya tidak tahu bahwa onde-onde memiliki cara penyebutan nama yang berbeda. Karena di Singapura, kami menyebut klepon sebagai onde-onde, jadi sangat menarik, ujar Qisthina Raudhah, salah satu mahasiswa NYP, melansir laman resmi UNY.
Sat memasaknya, Qisthina mengaku teringat kembali kenangan saat melakukannya bersama ibu dan nenek saya. Lebih lanjut, Qisthina juga menyampaikan bahwa dia ingin memasak makanan ini lagi di Singapura. Resep yang didapat dari sesi ini ingin ia praktikkan sendiri.
“Saya pasti akan memasak cemilan ini lagi karena ibu saya suka tempe dan adik saya suka kue, jadi saya akan membuatnya untuk mereka” jelas Qisthina.
Setelah sesi memasak selesai, para mahasiswa NYP mencicipi hasil masakan mereka sendiri dengan kebanggaan. Kegiatan ditutup dengan makan siang dan dokumentasi bersama.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Aly Reza
BACA JUGA: Jogja Tak Pernah Lengkap Tanpa Buku, Musik, dan Seni Rupa
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News