Kondisi Geografis Pulau Kalimantan: Letak, Bentang Alam, hingga Keragaman Hayati

kondisi geografis pulau kalimantan mojok.co

Ilustrasi peta dunia (Mojok.co)

MOJOK.COSejak zaman dahulu, Pulau Kalimantan dikenal karena lokasinya yang strategis. Selain mempertemukan sejumlah jalur perdagangan, kondisi geografis pulau kalimantan yang berada di garis khatulistiwa juga membuat wilayah ini kaya akan sumber daya alam.

Lantas, seperti apa gambaran dari kondisi geografis Pulau Kalimantan. Berikut penjelasannya:

#1 Letak Geografis Pulau Kalimantan

Ditinjau dari letak geografisnya, ada dua pemahaman soal Pulau Kalimantan. Yakni Kalimantan yang diartikan secara sempit (administratif) dan Kalimantan “secara luas” yang disebut Borneo.

Jika merujuk arti luas, Pulau Kalimantan yang juga dinamai Borneo, terletak di sebelah utara Pulau Jawa. Adapun, pulau ini juga terletak di sebelah timur Selat Malaka, sebelah barat Pulau Sulawesi, dan sebelah selatan kepulauan Filipina.

Selain itu, terdapat sejumlah laut yang mengelilingi Pulau Kalimantan, antara lain 1) Laut China Selatan, di bagian barat serta barat-laut, 2) Laut Sulu di timur-laut, 3) Laut Sulawesi dan Selat Makassar di timur, 4) Laut Jawa dan Selat Karimata di bagian selatan.

Sedangkan dalam artian sempit, “Kalimantan” hanya mengacu pada area yang masuk ke dalam wilayah administratif Indonesia, dengan batas-batas berikut ini:

#2 Bentang Alam

Luas Pulau Kalimantan diketahui mencapai 743.330 kilometer persegi. Kondisi geografis atau bentang alam Pulau Kalimantan sebagian besar didominasi oleh dataran, dengan lebih dari separuh wilayahnya berada di bawah ketinggian 150 mdpl. Tutupan lahan di Pulau Kalimantan didominasi sebagian besar oleh hutan hujan tropis primer serta sekunder, dan yang lainnya berupa hasil budidaya.

Mengutip buku Atlas Bentang Lahan Kalimantan (2017) yang dilansir laman tataruang.id, Pulau Kalimantan terkenal dengan banyaknya sungai yang cukup panjang. Sungai-sungai tersebut digunakan sebagai jalur transportasi utama bagi warga di sana.

Sungai terpanjang di Kalimantan adalah Sungai Kapuas (1.143 km), yang berada di Kalimantan Barat. Sungai Kapuas juga merupakan sungai terpanjang di Indonesia. Selain itu, ada juga Sungai Barito dengan aliran sepanjang 880 km di Kalimantan Tengah serta Kalimantan Selatan, serta Sungai Mahakam (980 km) yang berada di Kalimantan Timur.

Pulau Kalimantan juga dilalui garis khatulistiwa, yang menyebabkan wilayah ini beriklim tropis dengan suhu relatif konstan di sepanjang tahun sekitar 25 derajat celcius serta 35 derajat di dataran rendah. Curah hujan yang minimal 60 mm di setiap bulan menyebabkan hutan tropis di Kalimantan dapat selalu hijau.

Rata-rata angka curah hujan di daerah Kalimantan mencapai 2.992 mm, dengan suhu rerata sekitar 26,7 derajat celcius. Adapun, bulan terhangat di pulau Kalimantan biasanya berlangsung pada bulan Mei.

Sementara dilihat dari relief muka buminya, wilayah Pulau Kalimantan terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:

Di kebanyakan wilayah pegunungan Kalimantan, terdapat sejumlah taman nasional yang jadi lokasi konservasi beraneka ragam flora serta fauna.

#3 Flora dan Fauna

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa terdapat taman nasional yang jadi lokasi konservasi beraneka ragam flora serta fauna di Kalimantan. Hal ini wajar, mengingat pulau ini memiliki keberagaman hayati yang melimpah. Bahkan beberapa di antaranya adalah spesies endemik alias hanya bisa dijumpai di sana.

Beberapa flora yang dapat dijumpai antara lain Kantong Semar, Tenggaring, Anggrek Hitam, Ulin, hingga Durian Anggang. Sedangkan untuk fauna yang hidup di Pulau Kalimantan di antaranya Orangutan, Gajah Kerdil Borneo, Bekantan, Beruang Madu, dan Kucing Merah.

#4 Sumber Daya Alam

Pulau Kalimantan menjadi salah satu daratan yang memiliki keberagaman sumber daya alam terbesar di Indonesia. Paling terkenal adalah hasil tambangnya, antara lain batubara, minyak bumi, bauksit, besi, dan emas. Selain itu, ada pula hasil pertanian (padi, jagung, jeruk siam), hasil hutan (rotan, nipah), dan perkebunan (sawit, kelapa, pinang).

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Bagaimana Kondisi Geografis Pulau Jawa? Berikut Penjelasannya

Exit mobile version