Meski jalani kuliah S1 dan S2 pada waktu bersamaan, ternyata sejumlah mahasiswa UGM bisa raih IPK nyaris sentuh angka 4.0. Mereka mengambil kuliah dengan jalur fast track.
Salah satunya adalah Muhammad Faris Al Rif’at dari prodi Proteksi Tanaman , Fakultas Pertanian. Faris yang baru menjalani wisuda pada 24-25 Agustus lalu mendapat IPK 3,93.
Meski baru selesai wisuda S1, Faris sudah terdaftar dan menjalani kuliah S2 di prodi Ilmu Hama Tanaman.
“Mulai semester 7 di program sarjana, saat penyusunan skripsi, saya juga harus menjalani kuliah reguler untuk program magister. Senang sekali karena satu fase perjalanan pendidikan berhasil dilalui,” terang Faris dikutip dari laman UGM.
Ia memulai program fast track atau akselerasi saat di semester 7 dan 8. Di saat yang sama ia juga menjalani kuliah mengambil 14 sks di semester 1 dan 16 sks di semester 2 pada program magister. Faris mengaku ia harus pintar-pintar membagi waktu antara kegiatan penelitian skripsi S1 dengan kegiatan kuliah reguler S2 program fast track.
“Tantangan terberat saat kuliah adalah menyesuaikan timeline waktu antara penelitian, kuliah program master, menjadi asisten peneliti dan praktikum, dan pembinaan asrama,” ungkapnya.
Meski begitu, Faris memiliki kiat khusus untuk mengatasi tabrakan jadwal yang padat tersebut. Ia selalu mempersiapkan bahan bacaannya sebelum memulai kelas dan kemudian menetapkan fokusnya pada kelas serta memperbanyak diskusi.
“Menurut saya tidak ada yang berat. saya mengerjakan penelitian skripsi di sore atau sebaliknya, walau tidak jarang ketika weekend atau hari libur saya tetap harus ke kampus atau laboratorium untuk mengerjakan,” kenangnya.
Skripsi dilanjut untuk penelitian tesis S2
Topik penelitian skripsinya soal lalat buah masih menjadi hama utama penyebab kerusakan dan menghambat ekspor pada buah salak. Hasil penelitian skripsinya ini dilanjutkan pada penelitian tesis tentang pola perilaku serangan Lalat Buah pada buah salak dalam skala Lapangan. Ia berharap, dari penelitian dasar di laboratorium dan penelitian skala lapangan ini dapat memberikan solusi permasalahan tersebut.
“KIta ingin dari penelitian ini dapat membantu petani khususnya petani buah salak,” ujarnya.
Fast track merupakan program percepatan pembelajaran bagi mahasiswa yang merupakan pendidikan khusus di UGM berdasar Peraturan Rektor UGM Nomor 23 tahun 2024. Masing-masing jenjang program fast track mensyaratkan ketentuan yang berbeda untuk persyaratan seleksinya yang meliputi IPK, kemampuan bahasa inggris maupun kemampuan potensi akademik.
Program fast track bisa dibuka untuk program studi magister atau magister terapan, dan program doktor atau doktor terapan. Untuk program magister atau magister terapan, syaratnya harus sudah menempuh 6 semester atau belum yudisium pada jenjang sarjana. Sedangkan untuk program doktor atau doktor terapan, syaratnya minimal telah menempuh 2 semester dan belum yudisium pada saat di jenjang magister.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Aly Reza
BACA JUGA: 4 Renungan jika Ingin Jadi Driver Ojol, Pekerjaan Sampingan yang Tak Semudah Bayangan
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News