MOJOK.CO – Sejumlah komik lokal Indonesia mulai banyak difilmkan dan mendapatkan apresiasi positif dari para pecinta film tanah air. Agar bisa bersaing dengan komik luar negeri, komikus Indonesia harus melek soal intellectual property.
Komikus sekaligus Dosen Prodi Desain Komunikasi Visual (DKV) ISI Yogyakarta, Indira Maharsi mengungkapkan, film yang dibuat dari komik lokal tersebut harusnya bisa jadi momen kebangkitan komikus di Indonesia. Sebab, saat ini masyarakat banyak mengenal komik lokal berkat film-film yang banyak dibuat para sineas nasional.
“Banyaknya film ini pasti bisa mengembalikan kejayaan komik kita hingga ke internasional. Sekarang semua orang tahu namanya Gundala, Sri Asih. Dulunya tidak tahu ya, tapi sekarang tahu. Komikusnya siapa juga sudah tahu,” papar Indira dalam Huion The First 2.K Flagship: Comic and Sequential Arts Festival di ISI Yogyakarta, Kamis (22/09/2022).
Apalagi saat ini, menurut Indira, komikus tidak lagi perlu woro-woro atau memperkenalkan karyanya secara offline. Perkembangan teknologi digital semakin memudahkan mereka menjual atau memasarkan karya-karyanya secara online ke berbagai negara.
Banyak teknologi digital yang bisa digunakan untuk membuat komik. Tak lagi harus manual dengan menggunakan kertas dan pensil, mereka bisa menggunakan teknologi menggambar digital dan pen digital.
Namun, perlu kerjasama dan peran dunia industri untuk merangkul para komikus di Indonesia. Dengan demikian karya-karya mereka bisa dihargai dan dijual setara dengan komik-komik dari luar negeri.
“Karena kebanyakan komik kita yang orderannya banyak dari luar negeri juga,” tandasnya.
Cara bisa bersaing dengan komikus luar negeri
Indira menambahkan, yang perlu ditingkatkan para komikus untuk bisa bersaing dengan komik dari luar negeri, mereka harus mampu memanfaatkan kearifan lokal dalam pembuatan intellectual property (IP) yang merupakan karya orisinil untuk diperjualbelikan.
Para komikus pun perlu menunjukkan jati dirinya dalam berbagai kesempatan seperti pameran, workshop dan sebagainya. Dengan demikian komikus Indonesia tidak akan kalah dari komikus luar negeri seperti Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat.
“Jadi komik lokal kita yang berbasis kearifan lokal bisa dikenal dunia,” ujarnya.
Sementara Bara Adhyaksa, Sales and Marketing Manager PT Bintang Indah Cemerlang mengungkapkan, kolaborasi dilakukan sejumlah komunitas komik, termasuk dengan Bumi Langit dalam proyek pengembangan komik di Indonesia. Bersama Bumi Langit, dukungan diberikan dalam pembuatan komik Patriot “Aftermath” yang menceritakan sekelompok superhero serta Godam, Gundala, Aquanus, Maza, Sri Asih, Tira, Virgo, Mlaar, Nusantara, Sembrani dan Merpati.
“Kami menciptakan edisi khusus untuk patriot tahun lalu,” ujarnya.
Kolaborasi tersebut diharapkan bisa menginspirasi para seniman dan profesional dalam berkarya khususnya untuk menciptakan karya ilustrasi dan komik secara digital agar lebih kreatif dan produktif. Termasuk dalam melalukan digitalisasi komik-komik yang sudah ada saat ini.
“Kalau memang ada produsen komik yang mau melakukan digitalisasi, maka bisa saja ada dukungan untuk ke arah sana,” imbuhnya.
Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA: Rahasia Rental Komik di Jogja yang Bertahan Tanpa Perlu Menahan Kartu Identitas