MOJOK.CO – Program konservasi Hiu Paus terus berjalan. TN Teluk Cenderawasih bersama dengan Pertamina Foundation bersepakat untuk melakukan kerjasama pengelolaan Whale Shark Center (WSC).
Hiu Paus Putih termasuk dalam kategori ikan yang rentan. The International Union for Conservation of Nature (IUCN) sejak tahun 2016 telah memasukkan hiu paus putih dalam daftar merah yang tergolong terancam punah (endangered).
Bertepatan dengan International Whale Shark Day, langkah untuk mewujudkan kelestariannya kemudian direalisasikan. Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TN Teluk Cenderawasih) bersama dengan CSR PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Foundation (PF) bersepakat untuk melakukan kerjasama pengelolaan Whale Shark Center (WSC).
Penandatanganan perjanjian kerja sama terjadi pada Jumat (30/09/2023) di Gedung Manggala Wanabakti. Kerjasama ini melibatkan Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih dan Pertamina Foundation (PF).
Kerja sama tersebut memuat tentang Penguatan Fungsi Kawasan dan Konservasi Keanekaragaman Hayati melalui Dukungan Pengelolaan Whale Shark Center (WSC).
Adapun kegiatannya, antara lain pengembangan Whale Shark Center (WSC), pemberdayaan dan peningkatan kesadaran masyarakat akan perlindungan hiu paus. Lalu, penelitian ilmiah dan pemantauan populasi hiu paus di TN Teluk Cenderawasih.
TN Teluk Cenderawasih sendiri merupakan Kawasan Pelestarian Alam Perairan/Kawasan Konservasi Perairan seluas 1.453.500 Ha. Hal ini berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 8009/Kpts-II/2002 Tanggal 29 Agustus 2002.
Salah satu mandat penunjukanan TN Teluk Cenderawasih adalah untuk penyelamatan 7 Spesies Kunci dan Prioritas, yaitu Junai Mas, Tiram Kuda, Hiu Paus, Dugong, Lumba-Lumba, Kima dan Penyu.
Menjaga keberlangsungan konservasi Hiu Paus Putih
Kepala Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Supartono, S.Hut.,M.P, menyatakan kerja sama ini menjadi cerminan nyata menjaga keberlanjutan alam.
“Kerja sama ini adalah cerminan nyata dari kolaborasi yang kuat dalam menjaga keberlanjutan alam kita. Sebab, TN Teluk Cederawasih juga merupakan salah satu lokasi agregasi hiu paus di Indonesia sehingga kondisi sumberdaya alam dan ekosistemnya perlu terus kita jaga untuk keberlangsungan hidup flora, fauna dan masyarakat yang bergantung pada TNTC.”
Supartono menjelaskan dalam banyak kegiatan ilmiah, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi keberhasilan dan tantangan dalam penandaan hiu paus. Salah satu kendalanya adalah biaya yang tinggi untuk penandaan hiu paus, termasuk biaya pengembangan, pembelian, pemasangan perangkat penanda, dan pemantauan jarak jauh.
Keterbatasan sumber daya ini dapat menghambat kelancaran pemantauan. Hingga bulan Agustus 2023, dari 42 penanda yang dipasang bersama mitra pada hiu paus, hanya satu penanda satelit yang masih dapat dipantau.
“Kerjasama dengan Pertamina Foundation menjadi penting untuk melanjutkan kegiatan pemantauan hiu paus,” tambahnya.
Sementara itu, Presiden Direktur Pertamina Foundation Agus Mashud S. Asngari juga mengatakan kerja sama ini menjadi bentuk kontribusi terhadap keberlanjutan alam Indonesia.
“Penandatanganan PKS ini menjadi kelanjutan dari program lingkungan ikonik kami, harapannya usaha bersama ini akan menjadi model kerja sama yang berhasil dalam pelestarian lingkungan dan konservasi hayati, serta memberikan kontribusi yang signifikan terhadap keberlanjutan alam Indonesia dan dunia,” ungkap Agus.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi
BACA JUGA Pengusaha Pertashop Berbagi Kunci Raih Keuntungan Saat yang Lain Surut
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News