MOJOK.CO – Rangkaian Acara Jelajah Almamater Universitas Brawijaya alias RAJA Brawijaya 2023 menuai sejumlah kritikan. Bagaimana tidak, salah satu kegiatannya dikabarkan membuat beberapa mahasiswa baru pingsan dan tidak sedikit yang mengeluhkan penugasan yang terlewat berat.
Mahasiswa baru biasanya mengikuti orientasi terlebih dahulu sebelum benar-benar berkegiatan di kampus. Dulu, wadah transisi dari dunia SMA ke kuliah ini dikenal dengan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek). Kini, kegiatan itu bernama Pengenalan Kehidupan Kampus Baru Mahasiswa Baru (PKKMB).
PKKMB Universitas Brawijaya (UB) tahun ini sepenuhnya digelar secara luring selama tiga hari. Kegiatan orientasi itu diikuti oleh 15.486 mahasiswa baru dari berbagai daerah di Indonesia. Kondisi ini jelas berbeda dibanding beberapa tahun terakhir. Tahun lalu, PKKMB digelar secara hybrid. PKKMB juga sempat berlangsung daring sebelumnya karena di tengah pandemi Covid-19.
Adapun PKKMB tingkat universitas merupakan satu dari Rangkaian Acara Jelajah Almamater (RAJA) Brawijaya. Rangkaiannya terdiri dari PKKMB universitas yang berlangsung 14-16 Agustus 2023, dilanjutkan PKKMB di masing-masing fakultas pada 18-20 Agustus 2023. Tidak lupa, pelaksanaan Open House (OH) pada tanggal 26 dan 27 Agustus 2023 menjadi penutup RAJA Brawijaya.
Berbeda dengan PKKMB yang menjadi wadah menyambut maba agar lebih mengenal lingkungan belajarnya, OH merupakan expo kegiatan-kegiatan mahasiswa. Di sana mahasiswa bisa mengenal dan dan memilih Lembaga Kegiatan Mahasiswa (LKM) atau Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di Universitas Brawijaya sesuai dengan bakat serta minat yang dimiliki.
Sekilas, RAJA Brawijaya punya niat dan tujuan yang sesuai dengan pedoman-pedoman kegiatan orientasi yang tertuang dalam Pedoman Umum PKKMB 2023 yang disusun Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbud. Namun, salah satu rangkaian RAJA Brawijaya yang sudah terselenggara, PKKMB universitas ternyata menuai kritikan dari netizen.
Halaman selanjutnya …
Maba pingsan dan tugas tidak masuk akal
Maba pingsan dan tugas tidak masuk akal di RAJA Brawijaya
Kejadian pertama yang membuat mata netizen tertuju pada Ospek UB adalah puluhan maba yang pingsan saat latia papermob, Minggu (13/8/2023). Latihan itu dilakukan dalam rangka persiapan pembukaan PKKMB UB, Senin (14/8/2023). Setidaknya ada 30 mahasiswa yang pingsan siang itu.
Ketua Pelaksana RAJA Brawijaya, Pugoh Ananta Putra, menanggapi, kebanyakan mahasiswa baru yang tumbang karena berada dalam kondisi tidak fit. Faktornya beragam, seperti tidak sempat sarapan, sakit bawaan, hingga masa pemulihan pasca sakit.
Mewakili panita pelakansa, Pugoh akan melakukan evaluasi dan berkomitmen menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai selama berlangsungnya acara. Adapun dalam PKKMB tingkat universitas yang sudah digelar selama tiga hari, setidaknya ada 11 posko kesehatan tersebar ke berbagai titik dengan 1 posko besar. Selain itu, panitia juga menyediakan ambulans yang selalu siaga.
Tidak hanya latihan papermob yang menjadi perhatian. Peserta ospek UB ada yang mengeluhkan tugas-tugas terlalu berat dan biaya untuk membuatnya yang tidak sedikit. Asal tahu saja, selain tugas papermob yang menelan biaya cukup besar, ada enam tugas lain yang mesti disiapkan mahasiswa baru saat pra PKKMB. Enam item itu adalah twibbon dan video perkenalan di TikTok, esai IPP (Indeks Pembangunan Pemuda), esai Pancasila dan Kebangsaan, salindia atau alas slide tentang etika bermedia sosial, kuis tentang UB dan motivation letter masuk UB.
Sementara itu, pihak UB menanggapi, penugasan yang diberikan panitia sebenarnya tidak terlalu mahal dan menyulitkan. Apalagi kegiatan itu tidak dipungut biaya sepeser pun. Di sisi lain, panitia sudah melonggarkan jadwal pengumpulan tugas sampai 20 Agustus 2023.
Pihak Rektorat UB menambahkan komentar, atribut dan penugasan yang diberikan kepada mahasiswa baru juga masih dalam batas wajar. Namun, rektorat siap menggelar evaluasi ke panitia dan ketua panitia agar RAJA Brawijaya 2023 benar-benar bisa terlaksana dengan baik.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi