MOJOK.CO – Universitas Gadjah Mada (UGM) berdiri di wilayah bernama Bulaksumur. Bukan tanpa makna, penamaan kawasan itu ternyata memiliki sejarah panjang.
Civitas UGM mungkin tidak asing dengan wilayah Bulaksumur. Namun, tidak semua mengetahui sejarah di balik penamaannya. Melansir berbagai sumber, inspirasi penamaan Bulaksumur berasal dari sumur jumbo yang berada di kawasan tersebut di masa lalu.
“Bulak” merupakan bahasa jawa yang artinya jalan panjang yang terapit persawahan. Sementara “Sumur” berarti mata air. Konon dahulu, di salah satu sudut di mana seakrang UGM berdiri, terdapat sumur besar yang menjadi sumber air untuk perkebunan tebu yang berada di sekitarnya.
Sedikit gambaran, saat masih dalam masa penjajahan Belanda, sekitar 1915, daerah yang saat ini menjadi Jalan Kaliurang dipenuhi oleh tebu. Hasil kebun digunakan untuk memenuhi kebutuhan pabrik gula di sebuah kampung yang kini bernama Muja-Muju. Pabrik gula di Muja-Muju mungkin tidak selegendaris pabrik Madukismo. Namun, pabrik ini sempat berperan penting sebagai tempat pengumpulan senjata saat perang 1946-1949. Begitu pula, pabrik-pabrik gula kecil lainnya seperti pabrik gula Gejayan dan pabrik gula Demak Ijo.
Halaman selanjutnya …
Menelusuri sumur di Bulaksumur