MOJOK.CO – Petinggi TNI tak akan memberikan toleransi kepada para personel yang terlibat dalam insiden penyerangan Mapolsek Ciracas.
Penyerangan dan perusakan Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur, pada Sabtu, 28 Agustus 2020 kemarin benar-benar menjadi sebuah insiden yang memalukan bagi institusi TNI. Setelah sebelumnya diberitakan tak ada satu pun anggota TNI yang terlibat dalam perusakan Mapolsek Ciracas, belakangan terbukti bahwa pelaku penyerangan justru adalah para personel TNI.
Insiden penyerangan Polsek Ciracas memang membesar menjadi pemberitaan nasional dan mau tak mau membuat banyak petinggi TNI untuk ikut bicara.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa dalam jumpa pers di Mabes TNI AD pun menyampaikan permintaan maafnya atas insiden tersebut.
“TNI Angkatan Darat memohon maaf atas terjadinya insiden yang menyebabkan korban maupun kerusakan yang dialami rekan-rekan baik dari masyarakat sipil maupun anggota Polri yang tidak tahu apa-apa,” terang Andika. “kami akan mengawal agar ada tindak lanjut, termasuk memberikan ganti rugi perawatan rumah sakit maupun kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan oleh para pelaku.”
Andika mengatakan bahwa pihak TNI akan bertanggung jawab sepenuhnya atas insiden penyerangan Mapolsek Ciracas.
Andika juga meminta kepada Kodam Jaya untuk membayar seluruh biaya ganti rugi atas kerusakan yang ditimbulkan.
Lebih lanjut, hukuman berat pun sudah menanti para personel TNI yang ikut terlibat dalam penyerangan. Bukan hanya hukuman pidana yang akan mereka dapatkan, melainkan juga pemecatan. Rasa malu yang sudah ditimbulkan membuat tak ada lagi toleransi untuk para pelaku penyerangan.
“Sejauh ini dari hasil pemeriksaan, semua yang diperiksa ini sudah memenuhi pasal Kitab Undang-undang Hukum Pidana Militer untuk diberikan hukuman tambahan berupa pemecatan dari dinas militer,” terang Andika. “Lebih baik kita kehilangan 31 atau berapapun prajurit yang terlibat, apapun perannya. Daripada nama TNI AD akan terus rusak oleh tingkah laku tidak bertanggung jawab yang sama sekali tidak mencerminkan sumpah prajurit yang mereka ucapkan, janjikan saat menjadi anggota TNI AD.”
Insiden penyerangan Mapolsek Ciracas sendiri terjadi karena hal sepele, yakni karena adanya informasi palsu dari salah seorang prada berisial MI yang mengaku dikeroyok oleh orang tak dikenal. Kawan-kawan prada MI yang emosi kemudian menyerang Mapolsek Ciracas.
Belakangan baru terbukti bahwa prada MI bukan dikeroyok, melainkan mengalami kecelakaan tunggal saat mengendarai motor.
Ah, memang apa pun yang berlebihan selalu tak pernah baik, termasuk jiwa korsa yang berlebihan. Setia kawan itu memang perlu, namun harus tetap dengan logika, sebab kalau tidak, bakal repot dan gawat jadinya. Insiden penyerangan Mapolsek Ciracas menjadi contoh yang nyata.
Emosi karena termakan tipuan teman sendiri, kemudian nyerang mapolsek, kemudian ditangkap, dan ujung-ujungnya terancam dipecat.
Apes betul. Nyerang Mapolseknya cuma sehari, tapi setelah itu, nganggurnya berhari-hari.