MOJOK.CO – Dua guru SMK S di Kalurahan Tridadi, Sleman diamankan pihak kepolisian. Keduanya diduga melakukan korupsi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Satu tersangka RD (43) merupakan kepala sekolah yang berasal dari Kapanewon Turi. Sedangkan tersangka lain NT (61) dari Tempel, merupakan bendahara BOS di SMK S.
Keduanya menilep dana BOS yang didapat SMK S saat pencairan dari pemerintah. Dana tersebut tidak seluruhnya diserahkan untuk kepentingan sekolah sehingga negara mengalami kerugian sebesar Rp299,99 juta.
“Dugaan korupsi di SMK S di Kalurahan Tridadi, Kapanewon Sleman, sejak periode 2016-2019,” ujar Waka Polresta Sleman Kompol Andhyka Donny Hendrawan dalam keterangannya, Jumat (07/10/2022).
Menurut Andhyka, penangkapan keduanya dilakukan usai Unit IV Tipidkor Sat Reskrim Polresta Sleman menerima aduan dari masyarakat pada 8 Januari 2020. Dalam laporan tersebut kedua tersangka diduga menyalahgunakan dana BOS di sekolah mereka.
Penyelidikan pun dilakukan hingga 2 September 2021 melalui pengawalan dan audit investigasi dari BPKP Kanwil Yogyakarta. Dari hasil penyelidikan atas aduan tersebut dilakukan gelar perkara oleh penyidik unit IV Tipidkor Sat Reskrim Polresta Sleman pada 9 November 2021.
“Lalu akhirnya naik ke penyidikan. Dengan adanya bukti-bukti pendukung, duanya ditetapkan sebagai tersangka pada 26 September 2022,” jelasnya.
Kedua tersangka yang ditahan di rutan Mapolresta Sleman 4 Oktober 2022 lalu, lanjut Andhyka dijerat Pasal 2 atau Pasal 3 atau Pasal 8 UU RI no 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang undang no 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang undang no 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, juncto pasal 55 KUH Pidana Jo Pasal 64 KUH Pidana.
Sementara Kanit IV Tipikor Sat Reskrim Polresta Sleman, Iptu Apfryyadi mengungkapkan modus korupsi dilakukan kedua tersangka dengan cara menarik dana BOS dari bank. Alih-alih digunakan untuk kepentingan sekolah, dana BOS disisihkan terlebih dahulu untuk kepentingkepentigan ppribibadi.
“Sisanya baru disetor ke bendahara sekolah. Dana yang masuk ke bendahara sekolahpun dipotong lagi, untuk dibagi-bagi kepentingan pribadi para pelaku,” jelasnya.
Dari pengakuan tersangka, pengurangan dana tersebut dilakukan agar mereka mendapatkan tambahan pendapatan. Hal itu mereka lakukan karena banyaknya tambahan beban pekerjaan dan untuk kebutuhan hidup sehari-harinya.
Pelaku mengaku tidak mengetahui detil perruntutukadna BOS. Sehingga mereka menyisihkn sebagian untuk kepentingan pribadi. Potongan dana BOS yang diambil tersangka berbeda nominalnya tergantung pengajuan sekolah ke pemerintah.
“Mereka tahunya itu jatahnya,” imbuhnya.
Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA: ASN Lecehkan Tiga Siswi SMK di Gunungkidul: Kasus Berakhir Damai