Ketika Seorang Jomblo Menyiram Kotoran ke Masjid, Gereja, dan Vihara sebagai Bentuk Protes kepada Tuhan

Beberapa waktu yang lalu, banyak umat Islam yang marah pada sosok Suharmin Lias, pria yang tertangkap tangan menyiramkan air seni ke karpet Masjid Kubah Emas, Limo, Kota Depok. Orang-orang menganggap perbuatan Suharmin sebagai perbuatan yang murni didasari oleh kebencian terhadap Islam.

Namun kemudian, alasan soal kebencian terhadap Islam itu gugur karena ternyata, Suharmin melakukan aksi gobloknya itu bukan hanya pada masjid, tapi juga vihara dan gereja. Suharmin mengaku sebelum menyiram karpet Masjid Kubah Emas Depok, dirinya juga sempat menyiram patung Buddha di sebuah vihara di Ancol, Jakarta Utara, dan patung Yesus di sebuah gereja di daerah Kedoya.

Hal tersebut membuat kemarahan yang timbul padanya bukan hanya dari umat Islam, tapi juga dari umat agama Buddha dan Nasrani.

Usut punya usut, berdasarkan hasil interogasi dari pihak kepolisian, Suharmin Lias ini melakukan aksinya sebagai bentuk protes terhadap Tuhan karena kejombloan dirinya.

“Pelaku menyemprotkan air seni ke karpet Masjid Kubah Emas dengan alasan protes sama Tuhan yang tidak memberinya kebahagiaan dan jodoh. Dia juga mengaku ada suruhan atau bisikan lewat mimpi harus melakukan itu,” ujar Kasatreskrim Polresta Depok Kompol Putu Kholis Aryana.

Alasan ini tentu saja membuat banyak orang menjadi bingung bersikap. Antara marah bercampur dengan geli.

Marah karena ia mengotori dan menghinakan kesakralan tempat ibadah, dan geli karena alasannya begitu receh dan ndlogok: jomblo.

Ulah Suharmin ini membuat dirinya dijerat dengan Pasal 156 KUHP tentang Penistaan Agama. Selain itu, polisi juga akan akan melakukan tes kejiwaan terhadap Suharmin. Maklum, sekacau-kacaunya dunia ini, hanya orang edan yang berada di tingkatan paripurnalah yang sampai kepikiran untuk melakukan hal seekstrem Suharmin.

Yah, urusan jodoh memanglah urusan yang sangat rumit. Namun, di mata Suharmin Lias, ia menjelma menjadi urusan yang bukan hanya rumit, tapi juga sangat, sangat, sangat berat. Saking beratnya, ia sampai tidak muat ditanggung oleh satu agama.

Semoga jomblo-jomblo yang lain tidak mengikuti jejak Suharmin.

jomblo

Exit mobile version