MOJOK.CO – Jumlah korban gagal ginjal akut yang terus bertambah mendorong Kementerian Kesehatan mendatangkan obat gagal ginjal ke Indonesia. Obat gagal ginjal yang dimaksud adalah Fomepizole dalam bentuk injeksi.
Per Sabtu (22/10/2022), terdapat 245 orang mengalami gagal ginjal akut dengan mayoritas pasien bayi di bawah lima tahun (balita). Sebanyak 141 pasien yang mengalami gagal ginjal itu tercatat meninggal dunia. Dengan kata lain, tingkat kematian kasus ini mencapai 57,5%.
Menyikapi kondisi ini, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi mengungkapkan, pemerintah akan mendatangkan obat antidotum dengan merek Fomepizole di Indonesia. Berikut beberapa fakta terkait obat tersebut:
1. Harga satuannya Rp16 juta
Pemerintah Indonesia telah memesan sebanyak 200 vial obat dengan harga Rp16 juta satuannya. Pada Minggu (23/10/2022), sebanyak 26 vial obat Fomepizole sudah dibawa dari Singapura ke Indonesia.
Budi mengungkapkan, Fomepizole sebenarnya adalah obat yang langka. Akan tetapi pihaknya telah mengontak Kementerian Kesehatan negara tetangga, Singapura dan Australia, dan mereka bersedia membantu penanggulangan gagal ginjal akut di indonesia.
2. Bukan obat gagal ginjal
Guru Besar Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati menjelaskan, sebenarnya kurang tepat menyebut Fomepizole sebagai obat gagal ginjal akut. Menurutnya, Fomepizole lebih sebagai penawar intoksikasi dari kandungan Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) yang selama ini ditengarai menjadi penyebab gagal ginjal akut .
Kedua senyawa itu sebenarnya bukan bahan campuran obat, melainkan cemaran atau kontaminan dari zat pelarut obat sirup. Asal tahu saja, di dunia farmasi dikenal empat macam zat pelarut yakni polietilen glikol, propilen glikol, gliserin, dan sorbitol.
“Sebetulnya (Fomepizole) adalah seperti penawarnya gitu. Dalam hal ini terkait dengan intoksikasi Etilen Glikol,” jelasnya seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Fomepizole digunakan untuk menghambat enzim alcohol dehydrogenase dan dipakai dalam mengatasi keracunan methanol.
4. Cara kerja
Dalam kasus gagal ginjal, Fomepizole bekerja dengan menghambat enzim alcohol dehydrogenase. Oleh karenanya, Fomepizole harus diberikan dalam waktu cepat.
“Kalau sudah terlalu lama itu ya terlanjur jadi metabolitnya. Makanya enggak boleh kalau lewat dari 24 jam sebetulnya kalau mau efektif,” jelas Zullies.
Fomepizole diberikan sebanyak 15 mg/kg berat badan dilakukan lewat infus selama kurang lebih 30 menit untuk dosis awal. Dosis selanjutnya diberikan 10 mg/kg berat badan per 12 jam selama 48 jam. Kemudian, dosisi sebanyak 15 mg/kg berat badan per 12 jam. Prosedur pemberian Fomepizole pada pasien yang sudah menjalani hemodialisa atau cuci darah akan berbeda lagi.
Penulis: Kenia Intan
Editor : Purnawan Setyo Adi