Kasus Stunting di DIY Masih 17 Persen, Tertinggi di Gunungkidul

kasus stunting di diy mojok.co

Ketua UPPKA DIY, GKR Bendara menyampaikan tentang stunting di Yogyakarta, Kamis (15/12/2022).(yvesta ayu/mojok.co)

MOJOK.CO – Kerja keras dalam penanganan kasus stunting atau gangguan perkembangan anak karena gizi buruk di DIY nampaknya masih harus dilakukan. Bilamana tidak, rerata angka kasus stunting di provinsi ini masih sekitar 17 persen pada 2022 ini.

Dari lima kabupaten/kota, angka kasus stunting tertinggi ada di Gunungkidul yang mencapai 20,6 persen. Disusul Bantul sebesar 19.1 persen. Sedangkan di Kota Yogyakarta sebesar 17,1 persen, Sleman sebesar 16 persen dan terendah Kulon Progo dengan 14,9 persen.

“Masih ada beberapa Kelurahan di Kota Jogja yang memiliki tingkat kasus stunting yang cukup tinggi,” papar Ketua Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Aseptor (UPPKA) DIY, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara di Yogyakarta, Kamis (15/12/2022).

Menurut Bendara, kasus stunting tidak hanya berdampak kepada keluarga yang ekonominya rendah. Namun ternyat juga terjadi pada masyarakat ekonomi menengah.

Persoalan ini terjadi biasanya karena keluarga salah asumsi dan tidak terlalu memahami tentang gizi. Mereka tidak memperhatikan menu makan sesuai gizi seimbang.

“Nah karena beberapa persoalan itu maka anaknya berpotensi untuk stunting,” tandasnya.

Karena itu berbagai upaya dilakukan DIY. Salah satunya melakukan pemberdayaan keluarga aseptor.

Selain itu pendirian dapur balita sehat bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), program yang dinamai Dapur Sehat Atasi Stunting (Dasyat) itu diterapkan di kabupaten/kota.

Program ini muncul dari Kota Yogyakarta dan menginspirasi BKKBN Nasional Indonesia. Program ini sebagai upaya pencegahan stunting tak hanya warga desa namun juga warga perkotaan.

“Justru edukasi terkait bisnis seimbang dan edukasi kesehatan bagi calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan kepada batita serta balita juga harus terus dilakukan. tujuannya kita bersama yaitu adalah mencapai zero stunting di manapun,” jelasnya.

Sementara Assisten Sekda Bagian Kesra Kota Yogyakarta, Yunianto Dwi Wasono mengungkapkan, Pemkot berupaya meningkatkan program perempuan berdaya. Program ini dilakukan sebagai penggerak dalam upaya meningkatkan ekonomi keluarga, termasuk menurunkan tingkat stunting di kota Yogyakarta.

“Pemulihan pasca-pandemi kolaborasi antara berbagai kelompok mempunyai peranan yang sangat strategis melalui berbagai program terutama untuk memberdayakan dan memperkuat ketahanan keluarga,” imbuhnya.

Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Angka Stunting di DIY Tinggi, BKKBN Minta 1.000 Bidan Intervensi

Exit mobile version