Ingin Bikin Bangunan Tahan Gempa? Ini Tiga Kuncinya

bangunan tahan gempa mojok.co

Ilustrasi gempa bumi (roadlight/pixabay)

MOJOK.CO – Bangunan tahan gempa diperlukan di Indonesia. Letaknya yang berada di pertemuan lempeng dan banyaknya gunung berapi, membuat Indonesia rawan akan bencana alam, khususnya gempa bumi

Panduan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) konsep bangunan tahan gempa adalah bangunan yang bisa rusak saat gempa, akan tetapi tidak boleh runtuh. 

“Bangunan yang rusak dengan cara yang diinginkan sehingga dapat tetap berdiri meski terkena gempa, itu adalah konsep bangunan tahan gempa,” kata Sekretaris Departemen Profesi Keinsinyuran Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Ari Wibowo seperti dilansir dari laman resmi Universitas Brawijaya, Kamis (1/12/2022). 

Konsep bangunan tahan gempa sebenarnya ada tiga. Pertama, bangunan tidak rusak ketika terkena gempa kecil. Kedua, ketika bangunan terkena gempa sedang, bangunan bisa rusak di struktur sekunder seperti dinding dan pelat. Namun, struktur utama tidak boleh rusak. Ketiga, struktur utama seperti balok dan kolom boleh rusak tapi tidak boleh runtuh ketika terkena gempa besar. 

Mempertimbangkan konsep itu, Ari membagikan tiga kunci bangunan tahan gempa: 

Sederhana, Ringan, Kuat

Sederhana yang dimaksud, bentuk bangunan beraturan seperti kotak. Diperlukan juga kolom di setiap pertemuan dinding yang menerus sampai ke bawah agar kerusakan terjadi di balok bukan kolom. 

Bangunan juga perlu ringan. Ini penting karena efek gempa pada struktur sebanding dengan berat bangunan. Bangunan ringan bisa disiasati dengan penggunaan bata ringan untuk dinding, penggunaan rangka baja ringan seperti galvalum. Isi rumah juga harus dipertimbangkan agar tidak terlalu berat.  

Kuat pada bangunan tahan gempa salah satunya berkaitan dengan kualitas material dan metode konstruksi. Ia mencontohkan, pembuatan beton yang sesuai aturan mulai dari ukuran, jumlah besi, dan komposisi material.

Pertimbangkan kondisi tanah

Bangunan perlu mempertimbangkan kondisi tanah karena semakin lunak tipe tanah, efek gempa ke bangunan semakin besar. Oleh karenanya, pondasi bangunan harus mencapai tanah keras atau tanah cadas. 

“Sangat menjamin untuk bangunan tahan gempa. Jika tidak, maka efeknya gempanya juga akan lebih berat”, imbuh dosen Teknik Sipil ini.

Bahan-Bahan Organik

Bahan-bahan yang bersifat organik dapat dimanfaatkan untuk bangunan karena lebih mampu bertahan dalam kondisi deformasi yang besar. Bahan organik yang dimaksud seperti kayu atau bambu yang memiliki sifat elastis. 

“Kedua bahan ini bisa lebih bertahan walaupun bangunan sudah doyong besar dan tidak gampang runtuh,” katanya. Hanya saja, kelemahan dua bahan itu adalah rentan terhadap rayap, jamur, kelembaban dan sejenisnya. 

Sebenarnya panduan bangunan tahan gempa sudah disediakan oleh Kementerian PUPR dan bisa di akses oleh masyarakat. Namun, tidak ada salahnya juga meminta bantuan konsultasi atau pemakaian jasa konstruksi yang benar dan taat aturan. Apalagi, dalam pembangunan seperti ini banyak istilah-istilah yang jarang didengar telinga. 

Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Pakar UGM: Gempa Cianjur Bukan Pemicu Rentetan Gempa Setelahnya 

Exit mobile version