MOJOK.CO – Habib Bahar sudah resmi ditetapkan sebagai tersangka karena hinaan kepada Jokowi dan sentimen anti-Cina. Ustaz Abdul Somad: nanti bisa tabayyun.
Jumat (06/12), Habib Bahar bin Smith ditetapkan sebagai tersangka. Habib yang suka mengenakan kaca mata hitam itu disangkakan Pasal UU Nomor 1 Tahun 1946 KUHP No. 40 Tahun 2006 tentang Penghapusan Ras dan Etnis, UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 1 Tahun 2008 tentang ITE, serta Pasal 207 KUHP, Pasal 16 juncto Pasal 3 huruf b angka 1, dan Pasal 45 ayat (2) juncto Pasal 28 ayat (2).
Intinya adalah, beliau melanggar UU ITE yang dikenal dengan pasal-pasal karetnya. Pangkal masalahnya adalah ceramah Habib Bahar yang dianggap melecehkan Presiden Jokowi. ketika berceramah di Palembang, Habib Bahar menyebut Jokowi “banci”. Selain itu, beliau menumbuhkan kebencian terhadap etnis Cina.
Aziz Yanuar, Kuasa Hukum tersangka, berpendapat bahwa kliennya hanyalah korban diskriminasi dari pihak kepolisan. Perlu pembaca ketahui, ceramah yang menjadi masalah tersebut terjadi dua tahun yang lalu. Mengapa baru sekarang menjadi masalah? Tuduhan keputusan yang bermuatan politis menyeruak.
“Secara lugas kami kuasa hukum menyatakan bahwa justru klien kami adalah korban perlakuan diskriminasi dari rezim yang sedang menguasai dan membajak negara,” kata Aziz Yanuar, dilansir dari CNN.
Aziz Yanuar juga menegaskan bahwa ada yang ingin membungkam dakwah. “Bahwa proses hukum terhadap Habib Bahar terkesan dipaksakan dan sengaja dipercepat seolah ada pihak yang berkepentingan dengan cepat menjebloskan Habib Bahar ke penjara dan membungkan dakwah Habib Bahar.” Pihak kepolisan membantah tudingan tersebut.
Bareskrim sendiri tidak menahan sang Habib karena tiga alasan. Pertama, tersangka tidak melarikan diri. Kedua, Bareskrim yakin tersangka tidak akan mengulangi perbuatannya, dan tersangka tidak menghilangkan barang bukti serta kooperatif selama masa pemeriksaan.
Menanggapi status tersangka Habib Bahar, Ustaz Abdul Somad berpandangan bahwa jika memang tidak suka dengan dakwah sang habib, ya tangkap saja. Ada hukum yang berlaku dan nantinya bisa tabayyun, konfirmasi. “Itu gaya dia berapi-api. Kalau tidak senang ya tangkap. Nanti kan bisa tabayyun, ada hukum,” ungkap Ustaz Abdul Somad. (yms)