Politisi agaknya memang profesi yang begitu menarik dan memesona, sampai-sampai banyak orang tertarik dan berjuang untuk bisa menjadi salah satunya. Mulai dari penyanyi tenar, komedian, pengusaha, sampai kiai, semuanya berebut ingin menjadi politisi.
Di tengah kondisi yang demikian, hal yang berbeda justru ditunjukkan pengacara kondang Hotman Paris Hutapea. Pengacara pilih tanding ini mengatakan dirinya beberapa kali menolak tawaran bergabung ke partai politik
Maklum saja, selain punya nama besar sebagai pengacara, Hotman juga sosok yang dinilai cocok sebagai influencer sehingga keberadaannya di dalam sebuah partai dianggap sangat strategis untuk meningkatkan kepopuleran partai.
Ia mengaku pernah mendapat tawaran untuk bergabung bersama Partai Gerindra, Partai Perindo, Partai Golkar, dan beberapa partai yang lain, namun semuanya ia tolak.
Hotman menolak bukan karena ia tak suka dengan partainya, namun karena memang secara pribadi tak suka dengan politik.
“Buat apa? Semua saya miliki sudah. Saya lebih populer dari partai politik,” ujar Hotman. “Kalau di kawinan, kalau menteri VIP, saya juga VIP. Apalagi yang saya cari?” tambahnya.
Selain itu Hotman juga mengaku jika ia menjadi politisi, ia khawatir akan ada banyak pihak yang sakit hati, sebab selama ini gaya bicaranya memang blak-blakan, bukan tak mungkin jika ia menjadi politisi, ia bisa dengan mudah membuat politisi lain meradang.
Nah, alasan yang paling savage bagi Hotman dalam menolak menjadi politisi adalah pendapatan. Hotman menganggap gajinya sebagai pengacara sudah sangat, sangat cukup.
“Sebagai lawyer pendapatan saya ratusan kali lipat daripada menjadi anggota DPR. Kepopuleran saya kadang-kadang setara menteri,” ujar Hotman.
Mantap, Bang Hotman. Sungguh, bagi seorang Hotman Paris Hutapea, politik adalah perkara yang sudah selesai.
Jika politik adalah syariat, Hotman Paris sudah berada di tingkat makrifat.