Ensiklopedia Musik Keroncong Diluncurkan, Memuat Arsip yang Berserakan Selama Satu Abad

ensiklopedia musik keroncong mojok.co

Peluncuran buku Ensiklopedia Musik Keroncong (Purnawan S. Adi/Mojok.co)

MOJOK.COEnsiklopedia Musik Keroncong baru saja diluncurkan. Buku esensial ini memuat informasi tentang musik keroncong di Indonesia yang berserakan selama satu abad.

Senin (12/12/2022) malam jadi momen yang bersejarah untuk eksistensi musik keroncong di Indonesia. Sebuah buku setebal 450 halaman yang memuat catatan penting sejarah tentang musik ini resmi diluncurkan.

“Ensiklopedia Musik Keroncong” demikian tajuknya. Buku ini digagas oleh Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Penyusunan Ensiklopedia Musik Keroncong ini melibatkan tak kurang dari 150 orang, terdiri dari kontributor, narasumber, tim produksi, instansi pemerintah, swasta, maupun komunitas-komunitas keroncong yang tersebar di berbagai tempat di Indonesia.

Secara umum, ensiklopedia ini mengumpulkan informasi seputar musik keroncong yang berserakan selama ini. Tim melakukan penelitian atas arsip- arsip lama mulai awal abad ke-20; baik media massa, foto-foto, manuskrip, maupun rekaman musik.

Penelusuran sejarah dilanjutkan dengan melacak secara kronologis perjalanan musik keroncong, hingga pada peristiwa-peristiwa terkini. Tim penyusun ensiklopedia ini memiliki visi yaitu mewujudkan keberagaman musik keroncong dalam ekspresi dan pengetahuan.

Pasalnya, dua variabel tersebut adalah penanda penting untuk membaca musik keroncong sebagai kekuatan budaya bangsa Indonesia yang otentik. Keberagaman ekspresi telah ditunjukkan di dalam ensiklopedia ini, bahwa musik keroncong tidak hanya berkembang di Jawa; dan keberagaman pengetahuan mewujud dalam pemetaan berbagai bab di ensiklopedia ini, baik peristiwa sejarah, transmisi, pengetahuan emik, instrumen-organologi, dan seterusnya.

“Dengan membaca buku ini, diharapkan kita dapat memperoleh rujukan yang andal atas inovasi-inovasi budaya yang telah terjadi selama ini sehingga memungkinkan kita memetakan jalan bagi inovasi masa mendatang,” ucap Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid yang dikutip dari siaran persnya.

Sementara itu, ketua tim penyusun buku Ensiklopedia Musik Keroncong, Erie Setiawan, menjelaskan bahwa buku ini masih berpotensi untuk dilanjutkan. “Pada waktu itu kita menyusun sampai 16 kategori namun kita kerucutkan lagi,” ujarnya saat sesi diskusi peluncuran buku di Gedung Balai Pelestarian Nilai Budaya, Yogyakarta, Senin (12/12/2022).

“Kita belum bisa mengakomodasi yang ‘teknik’ makanya di buku ini tidak ada petunjuk-petunjuk teknis soal notasi, lagu, dll, itu nantinya bisa jadi buku sub ensiklopedia sendiri,” ucapnya.

Penulis: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Remy Sylado, Pelopor Puisi Mbeling yang Melawan Orba

Exit mobile version