Elektabilitas Gerindra Turun Signifikan Karena Isu Hoax

Jangan pernah main-main dengan hoax, sebab bisa-bisa, diri sendirilah yang bakal kena akibatnya. Itulah yang sekarang kiranya dirasakan oleh Gerindra. Partainya Pak Prabowo ini baru-baru ini harus menerima konsekuensinya.

Baru-baru ini, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Riset Publik (LRP), menunjukkan bahwa elektabilitas Partai Gerindra turun secara signifikan, dan salah satu faktor yang ikut mempengaruhinya adalah isu hoax yang melanda para petinggi Gerindra.

Berdasarkan hasil survei yang dirilis oleh LRP, elektabilitas partai Gerindra per akhir Desember 2018 adalah 17 persen. Nilai elektabilitas tersebut turun secara signifikan dibandingkan dengan dua bulan sebelumnya yang mencapai 18,6 persen.

Menurut Direktur Riset LRP Arvan Maulana, faktor penurunan elektabilitas Gerindra tersebut adalah isu hoax yang melibatkan petinggi Gerindra. Salah satunya tentu saja adalah kabar hoax tentang selang cuci RSCM yang dipakai 40 kali yang sempat dilontarkan oleh Prabowo yang sempat bikin gaduh linimasa.

Hal tersebut semakin diperparah dengan hoax yang dilontarkan oleh Sandiaga yang menyebut Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dibangun tanpa utang. Padahal kenyataannya, tol tersebut dibangun melalui skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) dengan pinjaman dari beberapa bank.

“Suka atau tidak suka, hasil riset kami menunjukkan kabar bohong atau hoax, isu kampanye negatif dan kampanye hitam berpengaruh pada penurunan elektabilitas Partai Gerindra,” ujar Arvan.

Menurut Arvan, hoax menjadi bagian dari kampanye hitam yang bisa menurunkan elektabilitas partai.

“Tiap kampanye hitam di media berimplikasi negatif pada parpol.”

Penurunan elektabilitas ini menjadi peringatan yang nyata bagi Gerindra untuk segera memperbaiki citra dan meningkatkan kembali elektabilitasnya. Hal tersebut karena pemilu tinggal menunggu waktu. Masih ada waktu setidaknya tiga bulan untuk menarik simpati masyarakat.

Para elit Gerindra harus berhati-hati dan jangan mudah terjatuh dalam lubang yang sama. Sebab kalau sampai iya, maka “elek” akan menjadi kata dasar “elektabilitas” bagi Gerindra.

elektabilitas

Exit mobile version