Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Djaduk Ferianto, Seniman Pendiri Ngayogjazz, Meninggal Dunia

Redaksi oleh Redaksi
13 November 2019
A A
djaduk ferianto jazz mben senen ngayogjazz meninggal dunia obituari serangan jantung butet kertaradjasa

djaduk ferianto jazz mben senen ngayogjazz meninggal dunia obituari serangan jantung butet kertaradjasa

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Djaduk Ferianto meninggal mendadak karena serangan jantung. Sebelum berpulang, ia sedang sibuk mempersiapkan acara Ngayogjazz dan pentas Teater Gandrik.

Gregorius Djaduk Ferianto yang jadi panutan banyak seniman muda mengembuskan napas terakhirnya pada Rabu (13/11) di usia 55 tahun. Ia meninggal dunia pada pukul setengah tiga pagi, beberapa jam setelah menghadiri rapat Ngayogjazz, acara musik tahunan yang didirikannya di Jogja.

Butet Kertaradjasa, seniman yang juga kakak kandung almarhum, mengonfirmasi bahwa serangan jantung jadi penyebab kematian Djaduk.

“Tadi kurang lebih jam 2.30 WIB, Djaduk mendapatkan serangan jantung. Djaduk meninggal dunia di pangkuan istrinya. Yang pasti, di hari-hari terakhir ini Djaduk sangat sibuk untuk latihan musik dan sedang menyiapkan Ngayogjazz yang akan dilaksanakan tanggal 16 November di Godean,” ujar Butet kepada Kompas.

Dari persebaran info di kalangan seniman, jenazah akan disemayamkan di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) hingga pukul 2 siang. Setelahnya, akan ada pemberkatan dan proses pemakaman di makam keluarga Sembungan, Bantul, Yogyakarta.

Informasi kepergian Djaduk untuk selamanya ini pertama kali diterima publik dari unggahan foto Butet ke Instagram. Dini hari tadi Butet memasang foto hitam dengan tulisan “Sumangga Gusti” (Silakan, Tuhan) berwarna putih disertai caption “RIP Djaduk Ferianto”. Dari situ, ribuan ucapan untuk almarhum dan keluarga segera bermunculan.

 

View this post on Instagram

 

RIP. Djaduk Ferianto

A post shared by Butet Kartaredjasa (@masbutet) on Nov 12, 2019 at 1:21pm PST

Selamat berpulang mas Djaduk Ferianto… kearifan budi dan hangatnya tuan akan selalu manis dikenang….

— tompi (@dr_tompi) November 12, 2019

Turut berduka cita atas berpulangnya Mas Djaduk Ferianto.. sosok seniman istimewa, penuh kehangatan, kasih sayang, selalu membagi ilmu, semangat, dan harapan… sugeng tindak, Mas. Doa kami untukmu. Semoga keluarga diberikan kesabaran dan ketabahan. Aamiin.. [? @nalasatmowi ] pic.twitter.com/N6iGtFYODZ

— Endah N Rhesa (@endahNrhesa) November 13, 2019

Aji Wartono, sahabat dekat Djaduk, mengaku kaget dengan kabar ini mengingat pada malam harinya almarhum masih menghadiri rapat Ngayogjazz di Sekretariat Ngayogjazz di Jalan Munggur, Jogja.

Iklan

“Kami kaget sekali, karena tadi malam masih rapat dengan kami untuk persiapan Ngayogjazz 2019. Benar-benar kaget. Pagi-pagi mendengar kabar Mas Djaduk sudah wafat,” ujar Aji kepada Detik.

Djaduk lahir pada 19 Juli 1964 sebagai anak bungsu dari seorang legenda seni Indonesia Bagong Kussudiardja. Djaduk muda bertekad mengabdikan hidupnya pada seni dengan menempuh pendidikan di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI). Ia memiliki istri bernama Petra dan lima orang anak: Gusti Arirang, Rajane Tetabuhan, Presiden Dewa Gana, Ratu Hening, dan Kandida Rani Nyaribunyi.

Sampai akhir khayatnya, Djaduk berhasil menjaga pesan ayahnya untuk melestarikan dan menghidupkan Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, padepokan tari yang dibangun Bagong. Berpusat di padepokan tersebut, Djaduk mendirikan dan memimpin grup musik Kuaetnika, Ring of Fire Project, dan Orkes Keroncong Sinten Remen yang sudah mementaskan berbagai bentuk musik tradisi Indonesia sampai ke Eropa. Selain bermusik, ia juga pernah terlibat dalam penyutradaraan beberapa pertunjukan Teater Gandrik serta mengerjakan ilustrasi musik untuk sinetron dan film.

Seharusnya, kita masih bisa menikmati bakat seni sang maestro bermusik pada akhir pekan nanti. Apadaya, bakat seninya sepertinya lebih dibutuhkan di tempat yang lain. Selamat jalan legenda, Djaduk Ferianto.

djaduk ferianto jazz mben senen ngayogjazz meninggal dunia obituari serangan jantung butet kertaradjasa

(awn)

BACA JUGA Kenapa Bom Bunuh Diri di Medan Seperti Dilakukan Sembarangan atau kabar terbaru lainnya di rubrik KILAS.

Terakhir diperbarui pada 13 November 2019 oleh

Tags: bagong kussudiardjaButet Kertaradjasadjaduk feriantoNgayogjazzObituari
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

timbul raharjo mojok.co
Kilas

Prof. Timbul Raharjo, Rektor ISI yang Selalu Kedepankan Kreativitas Itu Telah Berpulang

6 September 2023
djoko pekik mojok.co
Kilas

Maestro Lukis ‘Berburu Celeng’ Djoko Pekik Meninggal Dunia

12 Agustus 2023
nirwan ahmad arsuka mojok.co
Kilas

Duka atas Berpulangnya Nirwan Ahmad Arsuka, Tokoh Literasi Penggagas Pustaka Bergerak

8 Agustus 2023
ngayogjazz 2022 mojok.co
Hiburan

Dimeriahkan 40 Musisi Lokal dan Internasional, Ribuan Penonton Padati Ngayogjazz 2022

20 November 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.