MOJOK.CO – Gelar bangsawan di Yogyakarta ada banyak. Penamaannya pun berbeda dari satu dan yang lain. Begini penjelasan tentang gelar bangsawan di Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman.
Di awal kuliah di Yogyakarta, saya kerap kebingungan saat membaca berita lokal terkait Keraton. Bukan perihal kebijakan yang dibuat, melainkan perihal nama gelar bangsawan yang tersemat kepada keluarga kerajaan. Dulu, singkatan GKR Hemas dan GKR Bendoro saja saya tidak tahu.
Setelah menahun, sedikit demi sedikit saya tahu dan bisa membedakan nama gelar gelar bangsawan yang ada di Yogyakarta. Kebingungan tersebut rasanya banyak dialami oleh para perantau di Kota Gudeg. Untuk itu, saya akan membagikan sedikit pengetahuan seputar gelar kebangsawanan ini.
Bangsawan dalam tradisi Jawa
Dalam tradisi Jawa, mulanya ada dua jenis bangsawan. Pertama, bangsawan dari keluarga raja. Kedua, bangsawan dari pejabat pemerintahan. Konsep bangsawan dari keturunan atau keluarga raja tercermin dari istilah Jawa yang hingga kini masih sering terdengar: Priyayi. Priyayi berasal dari kata ‘para yayi’ yang berarti ‘para adik’. Adik di sini merujuk pada adik raja.
Sementara itu, bagi para pejabat pemerintahan yang bekerja untuk kepentingan kerajaan juga diberikan status yang sama dengan keluarga besar. Kendati demikian di kemudian hari, ada juga orang yang bukan dari keluarga raja, bukan juga pejabat pemerintahan tapi berjasa besar bagi raja, negara, dan masyarakat diberi status bangsawan.
Peraturan mengenai gelar keturunan beberapa kali mengalami perubahan menyesuaikan situasi dan kondisi zaman. Terutama sejak Kesultanan Mataram Islam terpecah menjadi empat; Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta, Kadipaten Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman. Masing-masing keraton dan kadipaten menetapkan peraturan yang berbeda.
Baca halaman selanjutnya
Gelar bangsawan Keraton Yogyakarta
Gelar bangsawan Keraton Yogyakarta
Sejumlah gelar kebangsawanan yang tersemat pada keluarga, keturunan, dan kerabat Keraton Yogyakarta. Gelar tersebut biasa tersemat pada awal nama figur yang bersangkutan. Hingga kini, gelar tersebut masih dipakai oleh keluarga kerajaan.
Gelar keturunan raja untuk laki-laki berdasarkan buku Nama dan Gelar di Keraton Yogyakarta (2004) yang ditulis oleh Sulistyowati.
- Gusti Raden Mas (G.R.M.), gelar untuk putra sultan dari istri permaisuri yang belum menikah. Sesudah menikah, gelarnya berubah menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Harya (KGPH)
- Gusti Bendara Raden Mas (G.B.R.M.), gelar untuk putra sulung raja dari istri selir yang belum menikah. Sesudah menikah, gelarnya berubah menjadi Gusti Pangeran Harya (GPH).
- Raden Mas (R.M.), gelar untuk cucu, cicit, dan piut raja
- Gusti Bendara Pangeran Harya (GBPH), sama dengan gelar GPH. Gelar ini mulai ditambahkan pada masa Sri Sultan HB IX
- Raden Bagus (R.Bg.), merupakan gelar untuk anggas raja dan keturunan seterusnya yang belum menikah
- Raden (R.), gelar untuk anggas raja dan keturunan seterusnya yang sudah menikah
Gelar keturunan raja untuk perempuan
- Gusti Raden Ajeng (G.R.A.), gelar untuk putri raja dari istri permaisuri yang belum menikah. Sesudah menikah gelarnya berganti menjadi Gusti Kanjeng Ratu (GKR)
- Gusti Bendara Raden Ajeng (G.B.R.A.), gelar untuk putri sulung raja dari istri selir yang belum menikah
- Gusti Bendara Raden Ayu (G.B.R.Ay.), gelar untuk putri sulung raja dari istri selir yang sudah menikah
- Bendara Raden Ajeng (B.R.A.), gelar untuk putri bukan sulung raja dari istri selir yang belum menikah
- Bendara Raden Ayu (B.R.Ay.), gelar untuk putri bukan sulung raja dari istri selir yang sudah menikah
- Raden Ajeng (R.A.), gelar untuk cucu, cicit, dan piut raja yang belum menikah
- Raden Ayu (R.Ay.), gelar untuk cucu, cicit, dan piut raja yang sudah menikah
- Raden Rara (R.Rr.), gelar untuk anggas raja dan keturunan seterusnya yang belum menikah
- Raden Nganten (R.Ngt.), gelar untuk anggas raja dan keturunan seterusnya yang sudah menikah
Kadipaten Pakualaman dan gelar bangsawannya
Seperti halnya Keraton Yogyakarta, gelar keturunan bangsawan di Kadipaten Pakualaman terbagi menjadi dua. Yakni untuk laki-laki dan perempuan.
Gelar keturunan untuk laki-laki
- Gusti Raden Mas (G.R.M.), gelar untuk putra adipati dari istri permaisuri
- Gusti Raden Mas Harya (G.R.M.H.), gelar untuk putra adipati dari istri permaisuri yang sudah dewasa
- Bendara Raden Mas (B.R.M.), gelar untuk putra adipati dari istri selir
- Bendara Raden Mas Harya (B.R.M.H.), gelar untuk putra adipati dari istri selir yang sudah dewasa
- Raden Mas (R.M.), gelar untuk cucu, cicit, dan piut adipati
- Raden (R.), gelar untuk anggas adipati dan keturunan seterusnya
Gelar keturunan untuk perempuan, yaitu:
- Gusti Raden Ajeng (G.R.A.), gelar untuk putri adipati dari istri permaisuri yang belum menikah
- Gusti Raden Ayu (G.R.Ay.), gelar untuk putri adipati dari istri permaisuri yang sudah menikah
- Bendara Raden Ajeng (B.R.A.), gelar untuk putri adipati dari istri selir dan cucu adipati dari istri permaisuri yang belum menikah
- Bendara Raden Ayu (B.R.Ay.), gelar untuk putri adipati dari istri selir dan cucu adipati dari istri permaisuri yang sudah menikah
- Raden Ajeng (R.A.), gelar untuk cucu adipati dari istri selir, cicit, dan piut adipati yang belum menikah
- Raden Ayu (R.Ay.), gelar untuk cucu adipati dari istri selir, cicit, dan piut adipati yang sudah menikah
- Raden Rara (R.Rr.), gelar untuk anggas adipati dan keturunan seterusnya yang belum menikah
- Raden Nganten (R.Ngt.), gelar untuk anggas adipati dan keturunan seterusnya yang sudah menikah
Itulah beberapa nama gelar bangsawan di Yogyakarta. Kendati saat ini Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman sudah menjadi bagian dari Indonesia, namun masih banyak warga yang menghormati figur penyandang nama tersebut.
Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Kotagede, Tanah Hadiah Saksi Lahirnya Mataram Islam
Cek berita dan artikel lainnya di Google News