Kerusakan stadion Gelora Bung Karno yang terjadi karena ulah para suporter dalam perhelatan pertandingan final Piala Presiden 2018 antara Persija Jakarta melawan Bali United beberapa waktu yang lalu rupanya menjadi perhatian yang serius.
Maklum saja, kompleks Stadion Gelora Bung Karno belum lama ini baru saja selesai direnovasi untuk persiapan event Asean Games 2018 yang memang akan dihelat di Palembang dan Jakarta dengan Stadion Gelora Bung Karno menjadi salah satu venuenya.
Kerusakan Stadion Gelora Bung Karno beberapa waktu yang lalu tentu saja disayangkan banyak pihak.
“Ini pelajaran buat kita,” kata Menteri Perumahan Umum dan Pekerjaan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono. “Ini dibangun dengan uang pajak kita semua kok bisa dirusak oleh kita sendiri? Kita sudah silakan dipakai kok bisa rusak padahal masih ada final AFC,” tandasnya.
Menurut Direktur Utama Pusat Pengelola Kompleks GBK Winarto, kerusakan yang ditimbulkan saat perhelatan pertandingan final Piala Presiden kemarin cukup banyak dan bervariasi.
Pertama, kata Winarto, ada 3 pintu masuk yang rusak. Kerusakannya beragam, dari yang miring sampai engsel patah. Kedua, ada 7 segmen (pembatas antara penonton dengan lapangan). Satu segmennya berupa satu modul dengan ukuran 1 x 2,3 meter. Selain itu, ada 7 segmen yang roboh sampai kerusakan kursi. Dan tak ketinggalan, kerusakan taman di kawasan GBK yang tertinjak-injak. Dari seluruh areal taman, hampir 80% rusak parah.
Atas kerusakan ini, Stadion Gelora Bung Karno akan segera diperbaiki oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan biaya perbaikan fasilitas yang diperkirakan mencapai Rp150 juta.
Yah, seperti kata pak Menteri, semoga insiden ini menjadi pelajaran yang berharga bagi kita semua.
Ini menjadi momen yang pas bagi para suporter di Indonesia agar memperbaiki sikap demi menjadi suporter yang lebih tertib. Itu yang paling penting. Sebab kerugian yang paling besar bukanlah biaya renovasi, melainkan berkurangnya kepercayaan publik terhadap penyelenggaraan event olahraga yang diselenggarakan di Indonesia, yang mana nilainya jauh lebih besar ketimbang sekadar Rp150 juta.
Ingat aturan suporter nomor 86: Suporter berhak nyocot. Berhak nggoblok-nggoblokin wasit atau pemain. Tapi ia tidak berhak merusak stadion tempat pertandingan berlangsung.