Bertambah 28 Ton Setiap Hari Selama Libur Lebaran, Sampah Berserakan di Trotoar Malioboro

Bertambah 28 Ton Per Hari Selama Libur Lebaran, Sampah Berserakan di Trotoar Malioboro. MOJOK.CO

Sampah-sampah berserakan di kawasan Malioboro selama libur Lebaran 2023 ini. (Yvesta Ayu/Mojok.co)

MOJOK.COLibur panjang Lebaran sepekan terakhir tak hanya mendatangkan lebih dari 5,9 juta pemudik yang masuk ke Yogyakarta. Namun, dampak timbunan sampah pun jadi persoalan serius yang harus dihadapi kota ini.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta mencatat, ada peningkatan sekitar 28 ton sampah per hari di Kota Yogyakarta selama periode 19-26 April 2023. Padahal sebelum Lebaran, volume sampah di Kota Yogyakarta sudah mencapai 238 ton setiap harinya. Dengan tambahan sekitar 28 ton sampah baru selama Liburan, maka sampah yang di Kota Yogyakarta selama libur Lebaran ini rata-rata mencapai 267 ton per hari.

Malioboro menjadi salah satu kawasan yang penuh tumpukan sampah. Meski tempat sampah sudah tersedia, sampah-sampah masih terlihat berserakan di sepanjang trotoar Malioboro.

Banyak wisatawan dan pengunjung Malioboro yang membuang sampah di trotoar karena tempat sampah di kawasan tersebut tidak mampu menampung. Kebanyakan sampah merupakan bekas makanan dan minuman pengunjung yang membeli penganan dan minuman dari pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan sekitar trotoar. Meski sebenarnya ada larangan PKL berjualan di kawasan pejalan kaki tersebut.

Penjabat (pj) Walikota Yogyakarta, Sumardi, Minggu (30/04/2023) mengakui terjadi penumpukan sampah yang luar biasa selama libur Lebaran 2023 ini. Termasuk di kawasan Malioboro yang menjadi kawasan favorit wisatawan selama libur Lebaran.

“Wisatawan datang terus bawa sampah ya itu konsekuensi bagi kita,” ujarnya.

Sumadi menyatakan, pihaknya menyayangkan PKL yang nekat berjualan di sepanjang Malioboro.  Padahal Pemda DIY dan Pemkot Yogyakarta sudah melarang mereka berjualan di trotoar sejak Februari 2022 lalu.

Namun, menurut Sumadi, momen Lebaran menjadi alasan sejumlah PKL untuk kembali berjualan di trotoar demi meraup keuntungan. Akhirnya sampah-sampah meluber di trotoar.

“Teman teman UPT [malioboro] selalu menghimbau, mengedukasi masyarakat dan PKL untuk steril dari jualan [di trotoar] dulu. Jangan sampai malah jualan gitu [karena banyak wisatawan], malah [Malioboro jadi] kotor,” tandasnya.

Tambah volume pengangkutan sampah selama libur Lebaran

Untuk mengatasi tumpukan sampah di Malioboro, lanjut Sumadi, Pemkot Yogyakarta pun akhirnya menambah volume pengambilan sampah. Kalau biasanya pengambilan sampah dilakukan pada pagi hari, maka selama libur Lebaran ini pada pagi dan sore hari.

Kebijakan ini berlaku hingga Senin (01/05/2023). Sebab diperkirakan masih ada wisatawan yang berlibur di Kota Yogyakarta hingga pekan depan.

“Karenanya kita tambah volume kerja pengambilan sampah, ini yang memungkinkan. Kita bersihkan gitu aja dari teman teman lingkungan hidup,” ungkapnya.

Sebelumnya Kepala Bidang Pengolahan Sampah DLH Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko menjelaskan, peningkatan produksi sampah paling banyak memang dari kawasan wisata seperti di Malioboro. Di kawasan Malioboro misalnya, tercatat rata-rata sampah mencapai 12 ton per hari.

“Jika dibandingkan saat libur lebaran tahun lalu volume sampah terbilang menurun. Peningkatan volume sampah saat itu bahkan menyentuh 100 ton per hari. Sementara libur Lebaran tahun ini hanya meningkat sebanyak 28 ton per hari,” imbuhnya.

Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Daerah Terpadat di Yogyakarta, Ngampilan Punya 15 Ribu Penduduk dalam Area yang Sempit dan tulisan menarik lainnya di kanal Kilas.

Exit mobile version