MOJOK.CO – Kuliah Kerja Nyata (KKN) nyatanya bukan sekadar mengabdi di sebuah desa dan membumikan ilmu-ilmu yang didapat di perkuliahan. Lebih dari itu, tersimpan rupa-rupa kejadian serta pengalaman unik saat KKN. Kejadian umum yang nyaris terjadi di tiap tim KKN adalah cinta lokasi atau cinlok dan selingkuh.
Lucunya, terkadang cinlok ini memunculkan prahara dalam tim. Ada yang sudah punya pacar, tapi malah cinlok di pondokan. Ada juga yang cinlok di KKN lalu putus dan membuat suasana menjadi canggung dalam tim. Apapun itu, sering kali teman-teman satu tim terciprat getahnya.
Hal serupa dialami oleh Nona, kebetulan ia menjabat sebagai koordinator sub-unit di tim KKN-nya. Berbagai dinamika dirasakannya, termasuk anggota satu sub-unit yang terjebak cinlok. Menurutnya dan teman-teman satu pondokan, ada dua orang yang terlihat lebih dekat dibandingkan dengan yang lainnya. “Yang laki-laki emang lagi nyari pacar, sih,” ujar Nona.
Menjalani KKN di sebuah desa yang sepi barangkali mendorong anggota tim mencari teman dekat. Salah satunya, kedua teman Nona yang saat itu sedang dekat-dekatnya. Sayangnya, pihak perempuan sudah memiliki pacar dan sedang KKN juga di tim yang sama, hanya beda pondokan.
“Temenku di pondokan satunya tuh bingung kenapa si cowok itu (pacar asli si perempuan) marah-marah terus. Ya iyalah, wong pacarnya selingkuh,” terang Nona.
Kondisi orang untuk bertahan hidup di lingkungan baru
Menanggapi cinlok di KKN, Zahwa Islami selaku psikolog melihat bahwa kejadian tersebut sangat sering ditemui. Ia menjelaskan tentang psikologi evolusi yang di dalamnya membahas alasan manusia melakukan sebuah tindakan.
Ketika manusia berada di tempat yang mengharuskan adaptasi, maka kecenderungan mereka untuk berkembang biak semakin tinggi. “Kadang kita mikir kok bisa ya orang-orang itu hamil di tengah peperangan? Ya karena itu situasi yang mengharuskan tingkat survival tinggi,” pungkasnya.
Zahwa melanjutkan, KKN adalah fase di mana kita berada di tempat asing dan harus beradaptasi untuk menyelesaikan program kerja. Kondisi ini semakin membuka kemungkinan orang-orang saling berusaha bertahan hidup.
Bisa jadi, caranya dengan menjalin ikatan yang lebih dari teman. “Support system bisa jadi dukungan yang lebih besar untuk bertahan hidup,” tegas Zahwa.
Uniknya, ternyata manusia memiliki mekanisme membangun identitas baru di sebuah tempat yang juga baru. Seseorang bisa saja memiliki hubungan baru di KKN meski sebenarnya dia telah menjalin hubungan serius dengan orang lain.
Zahwa mencontohkan, “Bisa jadi mereka berpikiran, ya aku emang punya pacar, tapi jauh, aku butuhnya yang sekarang ada di sampingku.” Lanjutnya, ketika KKN selesai, orang yang selingkuh cenderung kembali ke pemikiran normalnya, ke dunia yang sebenarnya.
Penjelasan Zahwa tersebut serupa dengan cerita dari Nona. Sepasang pemuda kasmaran di tim KKN Nona pun harus mengakhiri hubungan mereka. Pada akhirnya, si perempuan lebih memilih pacar aslinya ketimbang pasangan yang ia temui saat KKN.
Singkat cerita, berakhirnya hubungan tersebut membuat reuni KKN menjadi lebih sepi. “Sekarang yang perempuan jadi nggak pernah hadir kalau tim KKN kita lagi kumpul,” ungkap Nona.
Tips tidak cinlok dan selingkuh di KKN
Zahwa memberikan tips agar orang-orang yang sudah punya pasangan tidak cinlok dan selingkuh saat KKN. Menurutnya, sesibuk apapun kita saat KKN, tetaplah berusaha menjaga komunikasi dengan orang-orang terdekat. Meskipun harus mendaki gunung untuk mendapat sinyal, atau hanya bisa di waktu tertentu untuk membalas pesan, maka lakukanlah.
Curilah waktu sebisa mungkin untuk mengabari tentang keadaan kita. Zahwa menambahkan, kita harus memiliki tujuan jelas saat menjalani KKN. Tegaskan bahwa ini merupakan tugas akademik yang harus diselesaikan dan bangunlah batasan-batasan.
“Mungkin memang ada fase di mana kita bosan menjalani LDR, tapi terima saja rasa bosan tersebut. Pahami bahwa fase bosan hanya sesaat dan fokuslah dengan komitmen yang sedang kamu jalani,” tegasnya.
Reporter: Viola Nada Hafilda
Editor: Agung Purwandono