MOJOK.CO – Kalau kalian bosan dengan destinasi wisata yang itu-itu saja, mengunjungi toko buku indie di Jogja bisa menjadi pilihan. Selain menjajakan bacaan, toko-toko ini juga menawarkan suasana yang bikin nyaman.
Ada banyak toko buku indie di Jogja yang bisa menjadi alternatif membeli buku. Kalau sedang tak ingin menambah koleksi, mampir ke toko-toko ini tetap bisa menjadi pilihan karena tempatnya yang unik dan bikin nyaman. Di bawah ini beberapa toko buku indie di Jogja yang Mojok rekomendasikan untuk kalian:
Ruang Melamun
Bagi kalian yang gemar mengoleksi bacaan lawas, Ruang Melamun adalah destinasi yang tepat. Berbagai genre buku lawas tersedia di sini dengan rentang harga yang beragam, tergantung kelangkaan. Bahkan, kalian juga bisa curhat ke penjaga toko tentang buku lawas yang kamu inginkan agar dibantu carikan.
Saya sendiri sudah mengoleksi sekitar lima Jurnal Prisma terbitan tahun 60—70an berkat toko antik ini. Harganya pun cukup murah, sekitar dua puluh lima ribu rupiah tiap majalah. Terkadang, saya beli lebih dari satu koleksi, semata agar bisa nawar harga.
Dulunya, Ruang Melamun terletak di Karangmalang, tepatnya di belokan seberang lembah UGM. Namun, saat ini sudah pindah ke daerah Kotagede. Untuk info lebih lanjut, bisa cek @ruang.melamun di Instagram.
Kebun Buku
Menyesap cokelat panas sembari baca buku adalah perpaduan yang serasi. Apalagi jika suasana mendukung, lantai yang dingin serta bangunan kuno dengan dinding-dinding penuh lukisan. Suasana inilah yang akan kalian rasakan di Kebun Buku, sebuah toko buku indie yang memiliki koleksi buku-buku lawas, berbahasa Inggris, bahkan bahasa Belanda. Koleksi-koleksi tersebut dapat kamu baca di tempat. Beberapa koleksi juga bisa dibeli.
Lokasi Kebun Buku tak jauh dari Alun-Alun Kidul, Tamansari, Prawirotaman, serta destinasi wisata lain di daerah selatan Jogja. Berada di Suryodiningratan, Mantrijeron, membuat Kebun Buku mudah diakses karena letaknya yang strategis. Untuk jam buka, Selasa—Kamis pukul 09.00—22.00, kemudian Jumat—Minggu pukul 13,00—23.00.
Buku Akik
Toko buku yang pernah dikunjungi oleh Najwa Shihab ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi banyak orang. Di samping menjual buku, Buku Akik turut memberikan kesan berbeda untuk orang-orang yang datang. Bahkan Mojok sendiri pernah membuat tulisan khusus soal tempat ini.
Nuansa vintage yang terdiri dari barang-barang antik serta penataan yang begitu rupa membuat suasana Buku Akik sangat menarik. Toko buku ini memang terbilang jauh dari pusat kota sebab berada di Jalan Kaliurang km 12 atau memakan waktu kurang lebih 30 menit menggunakan sepeda motor. Namun, jarak toko yang jauh dari pusat kota itu tidak mengurungkan niat orang-orang berkunjung. Terlebih, bukan hanya buku, melainkan Buku Akik juga menjual merchandise berupa totebag, kaos, stiker, sampai buku catatan.
Boekoe Theotraphi
Toko buku di sebuah sudut di Umbulharjo tak kalah unik. Seperti tercantum di akun Facebook-nya, Theotraphi ternyata akronim dari Theologi, Sastra, dan Philosophy. Tentu buku-buku yang dijual pun tak jauh-jauh dari ketiga hal tersebut. Selain berjualan buku, Teotraphi juga memiliki kafe. Lain dari yang lain, menu kopinya sungguh ajaib sebab menggunakan nama-nama berbau filsafat. Contohnya, saat berkunjung beberapa waktu silam, saya memesan menu Nihilisme.
Ruangannya cukup kecil, tapi inilah yang mendorong adanya interaksi dengan orang-orang di dalamnya. Di samping beli buku, Theotraphi juga tempat yang tepat untuk mencari teman dan relasi baru.
The Lucky Boomerang Bookshop
Apabila melancong ke Malioboro, ada baiknya mampir sejenak kemari. Cukup belok ke gang Sosrowijayan, kita sudah bisa mengunjungi toko buku dengan nuansa yang juga vintage. Berdiri sejak tahun 1995, The Lucky Boomerang Bookshop konsisten dengan ciri khasnya menjual buku-buku berbahasa asing mulai dari Inggris, Perancis, Italia, Jerman, bahkan Belanda. Terletak di pusat wisata Jogja, target pasar dari toko ini memang para turis mancanegara.
Sayangnya, The Lucky Boomerang Bookshop tidak buka setiap hari. Hanya tiga hari, toko buku ini buka hari Jumat—Minggu pukul 11.00—17.00.
Penulis: Viola Nada Hafilda
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Kisah Toko Buku Akik di Jogja yang Membuat Dian Sastro Rela Menunggu
Cek berita dan artikel lainnya di Google News