Perceraian Song-Song Couple adalah Bukti bahwa Menikah Bukan Solusi

song song couple

MOJOK.CO Song Joong-Ki dan Song Hye-Kyo yang dikenal sebagai Song-Song couple kini mulai kandas. Menikah itu sesulit itu, ya?

Bulan September 2018, di Instagram beredar sebuah postingan yang dahsyat sekali nan berbunyi: “Saat wanita lelah bekerja, maka ia hanya ingin dinikahi”. Statement ini memang jadi bulan-bulanan, tapi ya oleh warganet budiman saja.

Pada kenyataannya, anggapan pendek bahwa “apa pun masalahnya, rabi solusinya” tetap saja diyakini masyarakat.

Misalnya, sebagaimana cukup viral di awal tahun, pernikahan seorang laki-laki berusia 14 tahun dan masih duduk di kelas 5 SD dengan perempuan berusia 15 tahun yang masih kelas 8. Pernikahan yang terjadi di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan ini disebutkan terjadi karena “kalau mereka ditegur (karena pacaran), malah kabur….”

Mantep, to? Kalau ini terjadi di era Shakespeare, maka Romeo dan Juliet tidak perlu repot-repot bunuh diri. Mereka cukup kabur saja kalau ditegur, jelas langsung secepat kilat bakal dikawinkan, dan mereka berdua bisa hidup bahagia berdua selamanya.

Eh, apa? Selamanya? Se-la-ma-nya?

Gundulmu~

Kita tidak kurang contoh bahwa pernikahan itu bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah perjalanan panjang yang belum tentu sampai garis akhir. Perceraian mengagetkan, seperti yang terjadi pada pernikahan Ray Sahetapy dan Dewi Yull, atau Jamal Mirdad dan Lydia Kandou, atau bahkan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) dan Veronika Tan, nyatanya ya selalu saja ada.

Termasuk juga yang terjadi pada couple goals dunia Drama Korea: Song-Song couple, alias Song Joong-Ki dan Song Hye-Kyo.

Pasangan ini terlibat cinta lokasi pada serial drama epik Descendants of the Sun (DOTS) pada tahun 2016 silam. Bagi bala drakor se-Bima Sakti, keduanya dianggap sangat bersenyawa satu dengan yang lain sehingga banyak yang mulai menjodoh-jodohkan kedua Song ini.

Apa lagi pada saat itu, usia Song Hye-Kyo, kalau dibawa ke Indonesia, pasti sudah jadi pergunjingan, baik di arisan, antrean tukang sayur, maupun di bus jemputan PNS. Yah, untuk sosok secantik dan sesempurna Song Hye-Kyo, belum menikah pada usia 35 tahun tentu betul-betul klop untuk dijadikan bahan ghibah.

Gayung ternyata bersambut dan dorongan publik untuk melihat kisah cinta sempurna jadi nyata. Song Hye-Kyo yang kelahiran 22 November 1981 itu akhirnya resmi berpacaran dengan Song Joong-Ki yang 4 tahun lebih muda karena lahir 19 September 1985. Pengumuman kisah cinta ini tidak lama setelah keduanya teridentifikasi sedang bersama-sama di Bali—kemungkinan besar sedang ingin mencicipi babi guling.

Masa pacaran keduanya cukup singkat karena pada 31 Oktober 2017, mereka menikah secara privat di Seoul. Segitunya mereka masih berusaha privat, padahal keduanya tercatat sebagai couple goals, dan tidak sedikit media yang ingin menjadikan pernikahan mereka sebagai tayangan eksklusif, yang tentu saja terkait dengan cuan, cuan, dan cuan~

Dalam keterangan pasca persoalan ini mengemuka di publik, Song Joong-Ki dan Song Hye-Kyo menyebut bahwa persoalan pribadi, perbedaan karakter, dan “daripada saling mencela” sebagai alasan mereka bercerai.

Dari logika berpikir Indonesia, digabung dengan alasan perceraian Song-Song couple ini, kiranya kita bisa mendapatkan siklus wagu sebuah hubungan: Pacaran – Daripada Fitnah – Menikah – Daripada Berantem – Cerai – Pacaran (lagi).

Kalau hanya sekadar sawang-sinawang, tentu tidak ada yang kurang dari keduanya.

Beberapa waktu sesudah menikah, Song Joong-Ki dengan terang bilang ke media bahwa istrinya itu cantik sekali. Dia tidak mengeluhkan soal daster istri maupun bau dapur sebagaimana yang kerap jadi pembenaran para suami di negara ber-flower untuk mengeluh tentang istrinya.

Soal uang belanja, juga pasti bukan masalah. Lha wong dua-duanya sudah kaya lebih dahulu, kok. Sebelum menikah, keduanya bahkan sudah punya rumah seharga lebih dari 100 miliar rupiah. Nggak ada lagi itu perkara uang kontrakan naik atau susahnya kehidupan pasca promo bunga KPR habis dan beranjak menjadi floating nggak karu-karuan dan selisih kenaikannya bisa 2 juta sendiri.

Hidup mereka tampak sudah begitu sempurna. Karier bagus—otomatis pendapatan juga bagus—plus pasangan juga sama-sama cakep. Pada kenyataannya, mereka memilih mengakhiri kebersamaan itu sekaligus menihilkan makna couple goals yang sudah disematkan para fans pada Song-Song couple sejak pertama kali mempublikasikan hubungan.

Menikah itu telah terbukti secara sah dan meyakinkan sebagai sebuah hal baru yang tidak akan menyelesaikan semua masalah. Kalau tadi di awal ada wanita lelah bekerja tapi kemudian disuruh menikah, pada akhirnya dia malah tambah lelah. Ha, ya minimal, kan, volume umbah-umbah akan meningkat 2 kali lipat—belum termasuk merapikan tempat tidur, mencuci piring, hingga aktivitas lain seperti skidipap atau wik-wik-wik.

Menikah juga menjadi awalan untuk sebuah kehidupan baru dengan adanya 4 orang tua, adanya sekian Pakdhe, Budhe, Paktuo, Maktuo, Sumando, Mangcek, Bicek, Popo, dan yang lain-lainnya lagi. Ya, dua keluarga dengan masalahnya masing-masing, dan itu belum tentu mudah untuk diterima satu sama lain, termasuk mungkin dialami oleh Song-Song couple.

Menikah itu bukan lagi ketika menghadapi masalah dengan pasangan hidup, lantas bisa balik kanan dan balik ke ketiak orang tua. Sebab, secara agama maupun negara, pasangan yang sudah menikah adalah institusi sendiri yang diakui eksistensinya.

Menikah juga soal menghadapi masalah bersama-sama, mulai dari ketipu marketing apartemen yang disangka baik karena peserta aksi paling kondang se-Jakarta, acara keluarga besar masing-masing yang bertabrakan, keinginan untuk beli gundam padahal DP beli rumah belum terkumpul, gaji belasan juta berdua di Jakarta yang nyata-nyata tetap mepet apalagi kalau rumah jauh dan sudah punya anak, serta begitu banyak masalah lainnya, yang sejujurnya tidak akan ada kalau kita tidak menikah.

Oh, dan sebagaimana mungkin dirasakan oleh Song-Song couple ini, bahwa bersua orang yang sama ketika bangun tidur dan mau tidur lagi, sementara bawaan kita emosi melihatnya, pastilah tidak enak. Segitunya mereka masih mending, karena suami sama istri walaupun menyebalkan tapi ya tetap saja cakep.

Jadi, begitulah, perceraian dua superstar drakor ini sesungguhnya adalah peneguhan bahwa menikah adalah proses yang tidak mudah, tapi akan bisa dijalani kalau dua orang yang mau menikah itu setidaknya punya kesamaan visi dalam menjalani kehidupan. Nah, kesamaan visi tersebut baru akan bisa tercapai jika ada saling mengalah satu sama lain. Dan tentu saja, ini tidak mudah, Bambang~

Satu hal yang penting, semoga baik Song Joong-Ki maupun Song Hye-Kyo sesudah ini tidak tampil di channel YouTube untuk sekadar menyebut jeroan mantannya sebagai “bau ikan asin”. Amin.

Exit mobile version