Pak Edy Rahmayadi Yuk Belajar Sejarah Sepakbola Indonesia - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Home
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Politik
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Politik
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Beranda Esai

Pak Edy Rahmayadi Yuk Belajar Sejarah Sepakbola Indonesia

Fandy Hutari oleh Fandy Hutari
25 Desember 2017
0
A A
Edy rahmayadi sepak bola mojok

Edy rahmayadi sepak bola mojok

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

[MOJOK.CO] “Sepak Bola, Pak Edy Rahmayadi, bukan cuma soal membela tim dalam negeri saja.”

Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, dengan tegas mengatakan, akan mencoret pemain Indonesia yang berlaga di luar negeri. “Jangan ada yang keluar dari Indonesia, yang keluar Indonesia saya coret dari PSSI,” kata Edy, kala menjadi tamu undangan malam penghargaan Liga 1 di Hotel Mulia, Jakarta. Lho piye to pak?

Tentu saja, Pak Edy Rahmayadi sedang menyindir dua pemain muda Indonesia yang kini resmi menjadi milik Selangor FA. Mereka adalah Evan Dimas dan Ilham Udin Armayn. Evan dan Ilham, mantan punggawa Bhayangkara FC yang menjadi jawara Liga 1, resmi menandatangani kontrak bersama tim papan atas Liga Malaysia itu awal Desember lalu.

Lho, salahnya apa toh Pak main di luar negeri?

Pak Edy Rahmayadi pernah bilang, hal ini berhubungan dengan nasionalisme pemain sepakbola kita. Nasionalisme seperti apa? Apakah pemain yang bermain di luar negeri lalu luntur jiwa nasionalismenya?

Sudah menjadi hal yang lumrah pemain Amerika Latin berkiprah di Eropa. Mereka justru terasah skill-nya di Benua Biru, bersama tim-tim hebat. Saya beri contoh pemain paling dikenal di jagat raya ini, Lionel Messi.

Baca Juga:

BAGAIMANA SEPAK BOLA INDONESIA TANPA DEGRADASI?

Bagaimana Jadinya Sepak Bola Indonesia Tanpa Degradasi?

18 Januari 2023
surat cinta untuk PSSI: Buatlah Sejarah!

Surat Cinta untuk PSSI, Buatlah Sejarah!

18 Januari 2023

Messi hanya bermain di Argentina, bersama Newell’s Old Boys, saat usianya baru tujuh tahun. Kemudian ia direkrut klub papan atas Spanyol, Barcelona, di usia 13 tahun. Kariernya terus menanjak. Hingga kini, ia masih setia bersama klub Catalan itu.

Apakah pimpinan federasi sepakbola Argentina menyindir Messi tak nasionalis? Tidak. Messi kerap jadi andalan timnas Argentina. Ia tak pernah berpikiran pindah kewarganegaraan.

Lagi pula, Pak, kiprah pemain sepakbola Indonesia di luar negeri sudah ada sejak lama. Ricky Yakobi pernah bermain di luar negeri. Pada 1988, ia direkrut oleh klub Liga Jepang, Matsushita, setelah bermain gemilang bersama Arseto Solo. Mungkin pak Edy Rahmayadi tidak tahu, atau beliau lupa, ini wajar saja.

Lantas, adakah pemain yang berlaga di Negeri Jiran? Ada banget.

Tentu saja, para penggemar sepakbola Indonesia tau nama bek tangguh legenda Persib, Robby Darwis. Robby, ketika sedang moncer-moncer-nya, pernah direkrut Kelantan FA pada 1989. Sayang seribu sayang, Bung, Robby berkarier tak sampai semusim. Ia pun mengaku hanya bermain di satu laga.

Ia kena skorsing, karena memukul salah seorang pemain Singapura, rival Kelantan di Liga Malaysia. Ia mendapatkan kartu merah. Ia pun dihukum tiga bulan larangan tampil, dan harus rela menonton kawan-kawan Garuda berjuang di SEA Games 1989.

Hubungan antara Malaysia dan Indonesia menghangat setelah kejadian tersebut. Ada yang bilang, hal itu adalah konspirasi untuk membuat salah satu bek andalan timnas tak bisa ikut dalam ajang SEA Games 1989. Usai SEA Games, Kelantan memintanya kembali. Tapi, federasi sepakbola kita tak memberikan izin.

Oh, tentu saja, tak direstuinya kembali Robby Darwis bukan di awal saat ia meneken kontrak. Hal itu merupakan imbas dari skorsing yang kontroversial. Nggak kayak sekarang, ribut-ribut di awal ketika dua anak muda yang sedang bersinar, Evan dan Ilham, hijrah ke Selangor. Beda, kan?

Nama yang jarang disebut-sebut adalah Ristomoyo Kassim. Bek kiri asal klub Galatama, Caprina, ini pernah bermain di Selangor FA pada 1986. Penampilannya di kualifikasi Piala Dunia 1986, membuat petinggi Selangor kepincut. Ristomoyo bahkan sempat membawa Selangor juara liga, mengalahkan Johor 6-1 dengan sumbangan satu gol.

Menilai sikap Pak Edy dengan latar belakangnya sebagai militer tentu saja salah besar. Keliru. Gegabah. Picik. Semberono. Anda berpikiran dangkal kalau berpikir seperti itu. Sebab, bukan kali ini aja lho PSSI dipimpin seseorang berlatar belakang militer.

Pada 1977 hingga 1981, PSSI pernah dipimpin Ali Sadikin, mantan Gubernur DKI Jakarta yang juga seorang letnan jenderal Korps Komando Angkatan Laut. Tentu masih segar dalam ingatan fans timnas Indonesia nama Agum Gumelar. Lulusan Akademi Militer Nasional Magelang yang pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan dan Menteri Pertahanan ini pernah menjabat sebagai Ketua PSSI pada 1999 hingga 2003.

Lantas, di era Robby Darwis nama Kardono yang merupakan jenderal bintang tiga Angkatan Udara, memegang pimpinan PSSI periode 1983 hingga 1991.

Menurut buku Selamat Jalan Pak Harto; Dokumen Kepergian Pemimpin Bangsa karya Sugiono MP, Kardono terpilih secara aklamasi menduduki jabatan Ketua PSSI pada 1983. Prestasi Kardono membawa timnas Indonesia di masanya tak diragukan lagi. Pada 1987, Indonesia meraih medali emas SEA Games. Ia pun merupakan Ketua AFF pertama, yang menjabat pada 1984 hingga 1989.

Berkat prestasi itu, Presiden Soeharto memberikan restu untuk Kardono memimpin PSSI kembali. Alhasil, Indonesia kembali meraih emas SEA Games pada 1991. Apakah Kardono melarang Robby Darwis melanjutkan kariernya ke Malaysia pada 1989? Saya tak pernah menemukan pernyataan larangan kepada bek tangguh itu, ketika meneken kontrak.

Eksodus pemain Indonesia ke Malaysia lalu berlanjut pada 2000an. Ada nama Ponaryo Astaman yang pernah membela Telekom Malaka pada 2006/2007, dan Budi Sudarsono di Polis Diraja Malaysia (PDRM) pada 2007.

Tentu saja yang fenomenal ada nama Bambang Pamungkas dan Elie Aiboy. Mereka didatangkan Selangor FA pada 2005. Bermain dua musim. Dan, menorehkan prestasi treble winner bagi Selangor, yakni juara Piala FA, Liga Primer Malaysia, dan Piala Malaysia. Bahkan di musim pertama Bepe berhasil menjadi top skor liga dengan 22 gol. Terbaru, ada nama Andik Vermansyah. Ia dikontrak pada 2013 hingga 2017, dengan penampilannya yang memikat.

Negara-negara sepakbola di manapun di dunia ini tentu akan senang jika atletnya menimba ilmu di negeri orang. Masalah yang mereka pikirkan bukan hanya uang. Namun juga karier dan iklim kompetisi yang ketat.

Bahkan, negara tertutup macam Korea Utara saja tak geram ketika pemainnya merumput di negeri kapitalis. Ada nama Jong Tae-Se, striker berjuluk Wayne Rooney dari Korut. Tae-se bahkan tak pernah bermain di klub negaranya.

Awal karier ia bermain di liga Jepang bersama Kawasaki Frontale. Pemain yang memang lahir di Jepang itu, usai Piala Dunia 2010 merumput di Liga Jerman, FC Koln. Setelah itu, ia hijrah ke klub Korea Selatan, Suwon Bluewings. Terakhir, ia berlaga di Liga Jepang, bersama Shimizo S-Pulse. Begitu, Bung.

Apakah sikap patriotisme dan nasionalisme Bambang Pamungkas, Ellie Aiboy, dan Andik Vermansyah luntur lantaran main di negeri orang? Oh, tentu saja tidak, kok. Mereka pemain profesional. Panggilan negara pastilah jadi pilihan utama.

Khawatir permainan kita dijiplak negara rival, kalau ada pemain yang berlaga di sana? Ya, ini lebih tak beralasan. Bukankah kita yang akhirnya bisa tau kekuatan dan kelemahan mereka, jika pemain kita berlaga di sana, ya?

Pertanyaan paling akhir. Apakah Bapak sudah ngopi? Jika belum, saya traktir dan menonton Manchester United. Eh, timnas Indonesia. Biar nasionalis.

Terakhir diperbarui pada 25 Desember 2017 oleh

Tags: Andik VermansyahBambang PamungkasBarcelonaBudi Sudarsonoedy rahmayadiEllie Aiboyevan dimasIlham Udin ArmaynPSSIRobby DarwisSepak BolaSoeharto
Fandy Hutari

Fandy Hutari

Penulis, periset sejarah, dan editor. Pengepul majalah lawas.

Artikel Terkait

BAGAIMANA SEPAK BOLA INDONESIA TANPA DEGRADASI?
Movi

Bagaimana Jadinya Sepak Bola Indonesia Tanpa Degradasi?

18 Januari 2023
surat cinta untuk PSSI: Buatlah Sejarah!
Esai

Surat Cinta untuk PSSI, Buatlah Sejarah!

18 Januari 2023
juventus mojok.co
Kilas

Dugaan Financial Fraud di Balik Mundurnya Para Petinggi Juventus

30 November 2022
sepak bola mojok.co
Uneg-uneg

Derita Bukan Penggemar Sepak Bola di Musim Piala Dunia

27 November 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
ilustrasi Jangan Lakukan 5 Hal Ini pada Teman Desainer Grafis. Pokoknya Jangan mojok.co

Jangan Lakukan 5 Hal Ini pada Teman Desainer Grafis. Pokoknya Jangan

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Suara Hati Pak Bukhori, Penjual Nasi Minyak yang Dihujat Warganet - MOJOK.CO

Suara Hati Pak Bukhori, Penjual Nasi Minyak Surabaya yang Dihujat Warganet

24 Januari 2023
PO Haryanto Bikin Perjalanan Cikarang Jogja Jadi Menyenangkan MOJOK.CO

PO Haryanto Sultan Bantul Bikin Perjalanan Cikarang-Jogja Jadi Sangat Menyenangkan

27 Januari 2023
Edy rahmayadi sepak bola mojok

Pak Edy Rahmayadi Yuk Belajar Sejarah Sepakbola Indonesia

25 Desember 2017
Suara Hati Petani di Gunungkidul Karena Monyet yang Marah Kena JJLS

Suara Hati Petani di Gunungkidul karena Monyet yang Marah Kena JJLS

26 Januari 2023
Suara Kader Muda NU untuk 100 Tahun NU / satu abad yang Gini-gini Aja MOJOK.CO

Suara Kader Muda NU untuk 100 Tahun NU yang Gini-gini Aja

28 Januari 2023
kecamatan di sleman mojok.co

5 Kecamatan Paling Sepi di Sleman yang Cocok untuk Pensiun

27 Januari 2023
Cak Nun Salah, Jokowi Bukan Firaun karena Firaun Tidak Setuju UU Cipta Kerja MOJOK.CO

Cak Nun Salah, Jokowi Bukan Firaun karena Firaun Tidak Setuju UU Cipta Kerja

21 Januari 2023

Terbaru

Waspada Penipuan Online Bermodus Tautan Paket! Duit Bisa Lenyap dengan Sekali Klik

Waspada Penipuan Online Bermodus Tautan Paket! Duit Bisa Lenyap dengan Sekali Klik

29 Januari 2023
Uneg-uneg untuk Persahatan: Akhirnya Aku Mengerti Dunianya Bukan Aku Lagi

Uneg-uneg Persahabatan: Akhirnya Aku Mengerti Dunianya Bukan Aku Lagi

29 Januari 2023
Untuk Dosen di Surabaya: Kalau Dosen Senior Memangnya Boleh Seenaknya Sendiri? MOJOK.CO

Untuk Dosen di Surabaya: Kalau Dosen Senior Memangnya Boleh Seenaknya Sendiri?

29 Januari 2023
Uneg-uneg untuk Masjid yang Tutup di Luar Jadwal Salat MOJOK.CO

Uneg-uneg untuk Masjid yang Tutup di Luar Jadwal Salat

29 Januari 2023
Pangeran Raja Atas Angin, Tokoh Islamisasi Tanah Priangan yang Terlupakan MOJOK.CO

Pangeran Raja Atas Angin, Tokoh Islamisasi Tanah Priangan yang Terlupakan

28 Januari 2023
Pangeran Diponegoro Ratu Adil untuk Pemberontakan Tani

Pangeran Diponegoro Ratu Adil untuk Pemberontakan Tani

28 Januari 2023
difabel penyelenggara pemilu

Penting! Keterlibatan Difabel sebagai Penyelenggara Pemilu Perlu Didorong

28 Januari 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In