MOJOK.CO – Kalau pemerintah blokir Tumblr, kucurhat di mana lagi? :'(
Kabarnya, Menkominfo blokir Tumblr karena banyak mengandung konten yang mengundang syahwat. Seolah tidak ada orang-orang yang menggunakannya untuk kemaslahatan. Padahal selama ini saya tidak pernah menemukan konten porno di Tumblr. Sebab di Tumblr, saya biasa baca-baca curhatan teman. Saya malah pernah menemukan cerita dewasa di Wattpad yang mana penulisnya masih usia SMA.
Seperti yang saya ceritakan di atas, teman-teman saya menjadikan Tumblr sebagai diari digital. Ibarat kata, Tumblr adalah fenomena gunung es yang tidak tampak di permukaan. Sebab orang-orang curhat di Tumblr bukan untuk cari ketenaran seperti dedek-dedek di Wattpad. Mereka curhat di Tumblr hanya untuk merasa lega. Jika Blogspot dan WordPress dijadikan media menulis yang umum, seperti paid post dan content placement, Tumblr bisa dibilang sebagai deep blog. Sisi gelap dari para bloger bisa dibaca di Tumblr.
Jika seorang bloger punya blog dan Tumblr, itulah pengamalan dari teori menulis untuk tiga hal: keuangan, kesenangan, dan ketenangan. Tulisan berbayar untuk uang. Menulis fiksi adalah hobi. Curhatan sebagai media terapi jiwa.
Membaca curhatan seorang teman di Tumblr membuat saya seperti memiliki kemampuan membaca pikiran. Bagaimana bisa? Sebab teman saya mencurahkan isi hatinya di sana secara total tanpa tedeng aling-aling. Seolah buku diary digembok yang hanya bisa dibaca olehnya, padahal Tumblr-nya di-setting private saja tidak. Hal-hal yang seharusnya menjadi rahasia hati, dia ceritakan dengan gamblang. Bahkan saya sampai tahu apa yang dia pikirkan tentang saya. Dia menuliskan uneg-unegnya tentang saya. Akibatnya, saya berniat menjauhinya karena dia mengatakan saya adalah teman yang malu-maluin setiap diajak jalan. Ouch.
Pada pertemuan terakhir kami, saya mengaku bahwa saya sering membaca tulisan-tulisannya di Tumblr. Sontak dia terkejut. Dia juga marah, “Ngapain sih kamu baca-baca Tumblr saya? Udah kayak mantan aja.”
Bagaimana bisa saya melewatkan kesempatan mengetahui pendapat orang lain tentang saya? Dengan keunggulan, dia tidak tahu jika saya mengetahuinya. Seharusnya dia mengantisipasi hal tersebut sejak dia memberitahukan kepada saya alamat tumblr-nya.
Setelah itu, dia ganti alamat Tumblr sehingga saya tidak bisa membaca isi hatinya lagi. Sedih. Mungkin begitulah yang sekarang dirasakan oleh para pengguna Tumblr yang tidak bisa menikmati tulisan dari penulis favorit masing-masing.
Tumblr juga pernah membuat saya berbunga-bunga. Saat itu saya sedang dekat dengan seorang blogger sinefil, tapi statusnya belum murtad seperti sinefil murtad. Selain di blog utama, teman cewek saya ini mengaku sering curhat di Tumblr. Namun dia tak mau memberi tahu alamat Tumblr-nya. Alasannya, dia sering cerita masalah pribadinya di sana. Malu, katanya.
Suatu hari, dia mengirimkan kepada saya via Telegram berupa tangkapan layar tentang seorang blogger yang menyindirnya di Tumblr. Nah, itulah lucunya Tumblr. Bisa juga dijadikan ajang saling sindir tanpa rame-rame. Berbeda dengan twitwar di Twitter yang sudah pasti bakalan diliput InfoTwitwor. Di tangkapan layar tersebut, dia lupa menutupi username-nya dengan sticker. Luput dari sensor. AHA! Akhirnya saya tahu! Secepat kilat, saya langsung cari akun tumblr-nya. Ketemu!
Membaca judul postingan teratas saja, saya langsung terkaget-kaget. Judul postingannya adalah “(130) Days of Haris”. Jadi, dia menuliskan catatan hatinya tentang saya di Tumblr setiap hari. Saat itu sudah ada puluhan tulisannya tentang saya. Saya terharu. Judulnya mirip dengan film favorit saya yang kebetulan dia sukai, yaitu (500) Days of Summer.
Semalam suntuk, saya membaca tulisan dia sejak hari pertama sampai hari terakhir. Semua hal yang saya ucapkan, dia catat di sana. Segala hal yang kami lakukan, dia ceritakan ulang. Apa yang dia rasakan dan pikiran tentang saya, dia abadikan. Membacanya, saya merasa seperti Dilan yang sosoknya dituliskan dengan penuh kebanggaan oleh Milea di novel Dilan. Sayangnya, dia tidak kenal dengan Pidi Baiq. Coba kalau Pidi Baiq menuliskan ulang Tumblr teman cewek saya ini, mungkin nanti bakalan ada novel dan film berjudul “Haris 2016”.
Gara-gara ini, saya jadi tahu kurang-lebih rasanya menjadi cewek yang pernah saya jadikan bahan tulisan di notes Facebook. Mungkin inilah balasan untuk saya.
Hal pertama yang saya pikirkan ketika Tumblr diblokir Menkominfo adalah perasaan para pengguna yang menampung tulisan di sana. Saya tahu rasanya kehilangan tulisan karya sendiri yang dikumpulkan dengan perasaan cinta.
Suatu hari, akun Facebook saya kena retas. Saya tidak bisa masuk ke akun saya sendiri. Otomatis saya tidak bisa menuliskan curhatan tentang cewek yang saya suka saat itu. Lebih-lebih, saya akan kehilangan koleksi tulisan jika sang peretas tega menghapus akun saya.
Saya stress. Di kampus, saya minta bantuan kepada mahasiswa jurusan Informatika Komputer, dia malah menyalahkan saya yang sering ngomongin orang di notes Facebook. “Makanya, jangan sering jelek-jelekin mantan. Tuh kena balasannya!” Ucap dia seolah menuduh mantan pacar saya yang melakukan perbuatan kejam tersebut.
Saya tanya kepada teman saya yang punya pengalaman serupa. Ialah Ari yang akun Facebook-nya pernah diretas oleh sepupunya sendiri. Dengan baik hati, Ari membantu. Tanpa menunggu pergantian presiden mahasiswa, Ari berhasil mengembalikan akun saya. Saya langsung sungkem kepadanya.
Ari memang teman yang baik dan perhatian. Saking perhatian, dia pernah menanyakan dimana saya lahir. Dia juga tahu jika nama paman saya adalah Andrea Hirata. Dia percaya kendati saya halu.
Ketika wisuda, Ari membongkar siapa oknum yang pernah hack Facebook saya, yaitu dirinya sendiri. Saya langsung melempar topi toganya ke langit sama orang-orangnya juga.
“Jadi, dulu saya mau tes ilmu. Sebelum balas hack akun sepupu saya, saya hack akun Facebook kamu dulu untuk percobaan. Ternyata berhasil. Ingat dulu saya pernah nanya tempat lahir dan nama paman kamu? Karena itulah pertanyaan rahasia di email Yahoo kamu, Ris,” beber Ari.
Jika berkaca dari kisah saya, jangan-jangan alasan sebenarnya Menkominfo blokir Tumblr adalah ingin tes ilmu juga seperti Ari. Ternyata berhasil.
Sejak peristiwa peretasan itu, saya rutin back up tulisan saya di internet. Jaga-jaga jika nanti Ari pengen ngetes ilmu lagi. Untuk sekarang, sepertinya saya juga harus back up esai saya di mojok.co/penulis/haris-firmansyah. Jaga-jaga kalau nanti Mojok berniat tutup lagi.