Masih Adakah Hatimu yang Tersisa di Hari Raya Qurban Ini? - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Masih Adakah Hatimu yang Tersisa di Hari Raya Qurban Ini?

Esty Dyah Imaniar oleh Esty Dyah Imaniar
12 September 2016
0
A A
Masih Adakah Hatimu yang Tersisa di Hari Raya Qurban Ini?

Masih Adakah Hatimu yang Tersisa di Hari Raya Qurban Ini?

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Kalau sebagai muslim kita begitu marah ketika ada yang bertanya, “Kenapa harus menyembah Allah?” sepertinya kita tidak jauh beda dengan bapaknya Ibrahim AS yang naik pitam ketika anaknya mempertanyakan ritual penyembahan berhala di zamannya.

“Tapi, kan, Tuhanku sudah jelas, sementara berhala bapaknya Ibrahim tidak!”

Lho kamu kok jadi menghina proses pencarian ketuhanan paling fenomenal itu? Apa yang dipertanyakan Nabi Ibrahim juga merupakan sesuatu yang dianggap sudah jelas di zamannya lho: agama nenek moyang.

Ibrahim AS sempat berpindah Tuhan beberapa kali sebelum pada akhirnya meyakini entitas metafisika yang disebutnya Allah. Seperti pengelana cinta pada umumnya, dia yang telah lama mencari akan benar-benar mencintai ketika telah memilih. Kecintaannya sampai-sampai membuat Ibrahim AS disebut Khalilullah (kekasih Allah).

Sebagai Khalilullah, blio menyatakan rela memberikan apapun demi Tuhannya. Maka ketika perintah menyembelih anak kandungnya datang, beliau harus berani walk the talk. Singkat cerita, di detik-detik terakhir proklamasi cintanya itu, tubuh anaknya diganti dengan domba. Begitulah sejarah ritual qurban yang diyakini umat Islam hingga hari ini.

Baca Juga:

Cara Memilih Hewan Kurban Terbaik untuk Idul Adha Menurut Peternak

Akademisi UI: Wabah PMK Tak Akan Turunkan Potensi Ekonomi Idul Adha

Muhammadiyah Tetapkan 9 Juli Idul Adha, Minta  Pemerintah Antisipasi PMK 

Sebagaimana ritual keagamaan lainnya, banyak simbol dari pelaksanaan ibadah qurban ini. Secara bahasa, qurban berasal dari kata qaruba atau qarib yang artinya (men)dekat.

Harapannya dengan berqurban seseorang bisa mendekatkan diri dengan Tuhan maupun manusia. Dekat dengan Tuhan karena rela berkorban untuk “membuktikan cinta” pada-Nya. Dekat dengan manusia karena rela berbagi pada sesama.

Sayangnya, pada hari pelaksanaan qurban tahun ini, masih banyak yang enggan melakukannya.

Saya memang enggak secantik SPG di Mall Hewan Qurban. Makanya sebagai relawan qurban untuk pelosok, saya sering banget ditolak ketika menawarkan program. Sedihnya, mereka menolak bukan karena tidak ada duit untuk menafkahi saya, eh, untuk membeli hewan qurban.

Katanya, bagi-bagi daging qurban begitu enggak penting. Lebih baik kasih uang cash buat orang miskin. Apalagi orang miskin banyak kebutuhan, tega sekali kita sibuk beli hewan qurban tanpa memedulikan kebahagiaan mereka.

Ya ampun, bahagia itu sederhana, Sir. Mungkin kamu sudah terlalu sering makan steak, burger, lasagna, dan menu olahan daging internesyenal lain sambil membahas program sosial untuk anak-anak miskin.

Tapi anak-anak yang kamu bahas dalam rapat itu, cuma punya idul qurban sebagai momen pesta daging mereka. Dengan mencabut pesta setahun sekali itu, pada kebahagiaan apa lagi mereka harus menanti?

Ada juga yang bilang program beginian tidak baik sebab hanya memanjakan orang miskin. Dikasih daging, makan-makan, kenyang, tapi tidak diberdayakan.

Nah, kan, ketahuan banget selama ini kamu nggak pernah perhatian. Padahal saya sudah sering bilang kalau sekarang ini banyak program qurban dengan agenda pemberdayaan. Itu lho, tabungan hewan qurban.

Jadi, kamu beli hewan pas masih kecil untuk diternak warga desa binaan. Ketika masa qurban, hewan dijual dengan pembagian hasil untuk para peternak. Daging hewan qurban juga akan disalurkan ke warga.

Tapi kamu masih ngeyel dan bilang kalau kegiatan beginian nggak sustain. Hanya rame pas idul qurban, setelah itu lupa lagi sama nasib orang miskin.

Dear brother, mau program beginian sustain atau enggak, kan, pilihanmu. Sebenarnya hampir setiap saat saya menawarkan diri, eh proposal sosial, ke kamu. Tapi gimana mau sustain kalau kamunya juga sustain menolak?

Ada juga yang menolak dengan alasan klise, “kamu terlalu baik untukku.” Eh bukan. Katanya qurban adalah pembantaian hewan secara massal. “Hewan kan punya hak hidup juga. Kenapa Islam mengajarkan pembantaian penuh kekerasan ini?” katanya yang masih hidup karena makan olahan hewan dan tumbuhan.

Sebenarnya saya agak malas menjelaskan etika penyembelihan dalam Islam. Tapi karena kamu masih pakai logika lama itu, ya sudahlah.

Jadi begini, sis, sebagai anak dari perempuan yang berani menyembelih ternak sendiri, saya sudah terbiasa melihat adegan pembunuhan ayam di halaman belakang. Dalam rangka menjaga hak-hak hewan bahkan menjelang ajalnya, Ibu akan menajamkan pisau dengan mengasahnya tanpa memperlihatkannya kepada ayam itu, serta membaringkannya pada lambung kiri agar melancarkan proses sakaratul maut, selain karena pose itu lebih memudahkan penyembelihan.

Apa yang dilakukan ibu saya juga diterapkan dalam ritual qurban. Dalam metode penyembelihan Islam, hewan dibikin meninggal secepat mungkin. Kamu tahu sendiri kan, disakiti berlama-lama itu enggak enak. Ingat apa yang biasa kamu ucapkan kalau sudah sakit banget tapi masih terus disakitinya? “Bunuh saja aku sekalian!”

Nah, itu sudah.

Tetapi menyembelih sapi tentu beda dengan ayam. Makanya kalau hewan qurban berhasil “ditumbangkan” dengan cepat dan segera disembelih, kamu akan dengar teriakan takbir. Itu karena para petugas lega proses menyakitkan itu tidak lama. Bukannya bahagia karena bisa melakukan kekerasan terhadap hewan seperti pikiranmu.

Lagipula, kalau memang nafsu membunuhlah yang mendasari qurban, sudah pasti kepala dan tubuh hewan akan terputus. Mak dhel. Nyatanya penyembelihan hewan secara Islam tidak boleh lebay sampai memutus kepala dan badan, karena qurban merupakan simbol penyembelihan nafsu diri dan keserakahan.

Tidak seperti ketika kamu menghajar selingkuhan pacarmu. Sampai (mereka) putus baru berhenti.

Sayangnya, ritual sembelih ini sering dijadikan kesempatan menyebut Islam sebagai agama yang tidak bermoral atau ajaran yang penuh kekerasan. Sekalipun output ritual itu adalah bakti sosial daging qurban ke masyarakat miskin tanpa peduli agama mereka, Islam akan disebut keji, tidak seperti agama lain yang penuh kasih sayang.

Padahal teman-teman ini cuma kurang ngobrol sama penganut kepercayaan lain.

Di Toraja nih, masyarakatnya yang mayoritasnya Protestan dan Katolik itu masih menjalankan tradisi aluk mereka. Pada setiap upacara kematian dilaksanakan ritual ma’tinggoro tedong yakni pemotongan kerbau dengan sekali tebas menggunakan parang. Kerbau yang ditambatkan di batu akan terkapar sebelum akhirnya mati.

Ketika yang meninggal bangsawan, setidaknya diperlukan 24 hingga 100 ekor kerbau. Jika ritual ini pun disebut pembantaian, bayangkan berapa banyak kerbau yang dibantai pada setiap kematian? Padahal para penganut ajaran Kristus itu tentu paham dengan nilai-nilai cinta kasih.

Sebenarnya kalau mau mengikuti logika begituan, setiap hari kita yang merasa paling bermoral ini juga telah membantai tumbuhan. Atau jangan-jangan selama ini kamu pikir tanaman tidak punya perasaan? Ih, jahat banget.

Urusan makan nasi saja, bukan cuma hak hidup padi yang terabaikan, melainkan kita telah menyakiti hati para penyembah Dewi Padi yang menjadikannya perangkat ritual penyembahan. Di tempat lain padi begitu dihormati, tetapi kita begitu saja menginjak-nginjaknya demi menghilangkan kulitnya, mengakhiri hidupnya, lalu dimakan. Ckckck.

Terus, kalau makan daging dibilang melanggar hak hidup hewan dan makan sayuran dibilang melanggar hak hidup tumbuhan, kita makan apa, dong?

Mungkin kita bisa belajar dari kasih sayang ibu saya yang suka bikin adegan pembunuhan ayam itu. Kepada tanamannya, Ibu sangat sayang. Tidak jarang Ibu memberi lotion pada daun-daun tertentu agar mengkilap, padahal anaknya sendiri jarang pake lotion.

Ibu juga hobi “menyisiri” setiap daun demi membersihkan ulatnya karena Ibu tidak memberi minum pestisida ke mereka. Bahkan ketika menyirami, tanaman-tanaman itu suka diajak ngobrol Ibu. Beliau merawat mereka penuh kasih sayang. Tetapi waktu masa panen, Ibu juga tetap memakannya.

“Terus gimana, dong?” tanyamu yang hobi disuapi pikiran. Jadi, guys, poinnya bukan pada hak hidup yang hilang dari hewan atau tumbuhan. Mereka diciptakan bukan untuk saling lihat-lihatan sama kita terus mati bareng karena kelaparan.

Tapi dari sekian banyak penolakan qurban, saya paling sering ditolak dengan alasan, “Setiap hari aku udah qurban hati, Es.”

Padahal kan hati manusia cuma satu. Karena tiap hari sudah kamu qurbankan, saya jadi curiga. Masih adakah hati yang tersisa di dirimu, yang akan menjawab bahagia ketika ajakan membantu orang miskin sampai padamu. Bukan justru sibuk membuatmu sibuk memproduksi alasan dan hujatan.

Terakhir diperbarui pada 18 Juli 2017 oleh

Tags: featuredHari Raya KurbanIdul Adhaqurban
Esty Dyah Imaniar

Esty Dyah Imaniar

Artikel Terkait

cara memilih hewan kurban di idul adha 2022 mojok.co

Cara Memilih Hewan Kurban Terbaik untuk Idul Adha Menurut Peternak

30 Juni 2022
Idul Adha membawa dampak ekonomi yang luar biasa(ANTARA/Foto: Feru Lantara)

Akademisi UI: Wabah PMK Tak Akan Turunkan Potensi Ekonomi Idul Adha

29 Juni 2022
Idhul Adha

Muhammadiyah Tetapkan 9 Juli Idul Adha, Minta  Pemerintah Antisipasi PMK 

22 Juni 2022
pmk mojok.co

Satgas Pengendalian PMK IPB: Tingkat Kematian Ternak Rendah Jelang Idul Adha

16 Juni 2022
Andre Rosiade Akan Dipanggil MK Gerindra soal Gerebek PSK

Kalau Ibadah Jadi Gengsi, Dana Haji pun Bisa Bikin Calon Jemaah Jadi Emosional Sekali

11 Juni 2021
Tak Bolehkah Saya Ikut Kurban Meski Hanya Mampu Kurban Ayam, Gus?

Tak Bolehkah Saya Ikut Kurban Meski Hanya Mampu Kurban Ayam, Gus?

31 Juli 2020
Pos Selanjutnya
Mario vs Kiswinar: Sebuah Prediksi Peta Politik

Mario vs Kiswinar: Sebuah Prediksi Peta Politik

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Masih Adakah Hatimu yang Tersisa di Hari Raya Qurban Ini?

Masih Adakah Hatimu yang Tersisa di Hari Raya Qurban Ini?

12 September 2016
Lokasi 18 SPBU di Jogja untuk uji coba MyPertamina

Lokasi 18 SPBU di Jogja yang Jadi Tempat Uji Coba MyPertamina untuk Roda Empat

30 Juni 2022
kecurangan SBMPTN

Polisi Amankan 15 Pelaku Kecurangan SBMPTN di UPN Veteran Yogyakarta

28 Juni 2022
Garuda Pancasila, Sudharnoto

9 Fakta Pencipta Lagu Garuda Pancasila yang Tersingkir dari Sejarah

26 Juni 2022
Pertamina dan aplikasi MyPertamina yang bikin ribet rakyat kecil! MOJOK.CO

MyPertamina dan Logika Aneh Pertamina: Nggak Peka Kehidupan Rakyat Kecil!

29 Juni 2022
PPDB SMA/SMK DIY dan sekolah pinggiran kekurangan murid

PPDB SMA/SMK Ditutup, Sekolah Pinggiran di DIY Kekurangan Murid

30 Juni 2022
Teror Spirit di Puncak Bogor Hingga Makassar MOJOK.CO

Teror Spirit di Puncak Bogor Hingga Makassar: Antara Keriaan dan Kemarahan yang Tak terjawab

30 Juni 2022

Terbaru

kericuhan babarsari mojok.co

Sehari Setelah Kericuhan Babarsari, Sejumlah Pedagang Belum Berani Buka

5 Juli 2022
ganja medis mojok.co

IDI Angkat Bicara Soal Wacana Penggunaan Ganja untuk Medis

5 Juli 2022
ACT Bikin Geger! Petingginya Tilap Miliaran Dana Kemanusiaan MOJOK.CO

ACT Bikin Geger! Petingginya Tilap Miliaran Dana Kemanusiaan, Kepercayaan Publik Berpotensi Koyak

5 Juli 2022
Deputi II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Imdadun Rahmat. (Dok. Baznas.go.id)

Deputi Baznas Sebut Global Zakat Milik ACT Tak Punya Izin

4 Juli 2022
Sepeda motor dibakar dalam bentrok di Babarsari, Senin (04/07/2022)

Bentrok Antarkelompok di Babarsari, Sri Sultan Minta Polisi Tindak Keras Pelaku 

4 Juli 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In