Mari Mengapresiasi Wali Kota Depok yang Instruksikan ASN Khatamkan Al-Quran Seminggu Sekali di Masa Pandemi

wali kota depok

MOJOK.COWali Kota Depok instruksikan ASN khatamkan Al-Quran seminggu sekali untuk meningkatkan iman di masa pandemi. Dan langkah jenius itu harus kita apresiasi. 

Depok memang akan selalu menjadi semesta yang lain dalam khazanah kehidupan berbangsa dan bernegara. Keabsurdan, keganjilan, dan keunikan yang ada di Depok benar-benar telah membuat kota ini seperti punya dimensi kehidupan tersendiri.

Dari lagu lampu merah wali kotanya, fenomena keranda melayangnya, sampai babi ngepetnya, membuat daerah yang dulu pernah benar-benar menjadi sebuah negara ini membangun dengan baik pamor keabsurdannya.

Maka, ketika muncul berita tentang instruksi Walikota Depok M. Idris yang meminta seluruh ASN di Depok yang beragama Islam untuk mengkhatamkan Al-Quran seminggu sekali untuk meningkatkan keimanan di masa pandemi Covid-19 yang semakin mengganas, banyak orang yang kemudian langsung memakluminya.

Instruksi Walikota bernomor 3 Tahun 2021 tentang Tilawah dan Khataman Al-Quran Secara Berjemaah bagi Seluruh ASN Kota Depok itu diteken M Idris pada 1 Juli 2021.

Instruksi tersebut mengamanatkan agar seluruh kepala perangkat daerah kota Depok memimpin kegiatan tilawah dan khataman Al-Quran setiap satu minggu sekali di perangkat daerah masing-masing secara berjemaah dan dilakukan secara daring/online.

Kendati banyak yang memakluminya, namun tak sedikit pula netizen yang langsung memberikan sentimen buruk terhadap instruksi tersebut. Maklum, hal tersebut dianggap sebagai perkara seremonial belaka.

Orang-orang bilang bahwa pandemi yang semakin menggila dengan segenap varian virusnya yang semakin banyak membutuhkan tindakan-tindakan penanganan yang taktis dan nyata.

Tracing, testing, peningkatan vaksinasi, penegakan aturan protokol kesehatan, dan aneka tindakan-tindakan nyata lainnyalah yang seharusnya diutamakan.

Tentu saja anggapan itu tak salah sepenuhnya, namun juga tak melulu benar. Depok, bagaimanapun adalah wilayah yang penuh dengan semangat spiritualitas. Spiritualitas adalah nyawa Depok. Dan unsur spiritualitas tentu juga menjadi hal yang penting utamanya dalam penanganan pandemi Covid-19 di Depok.

Orang lupa, bahwa imun tubuh, berhubungan erat dengan kebahagiaan, semangat, optimisme, dan hal-hal yang bersifat spiritual lainnya.

Nah, di titik inilah tampak belaka bahwa wali kota Depok menembuh jalan yang jenius. Beyond.

Kota yang spiritual harus punya solusi yang spriritual pula. Dan itu bisa dimulai dengan tilawah Al-Quran.

Agama adalah tiang ketenangan, ketenangan adalah jalan menuju kebahagiaan, dan kebahagiaan adalah jalur tercepat menuju imun tubuh yang lebih kuat.

Maka, instruksi Wali Kota Depok harus diartikan sebagai sebuah ikhtiar yang layak diapresiasi. Meningkatkan iman di masa pandemi Covid-19 harus dipandang sebagai sebuah usaha untuk menegaskan kedepokan Depok. Sebuah upaya yang depokifying.

Depok, sebagai salah satu daerah dengan tingkat spiritualitas yang tinggi memang harus menjadi pionir dalam urusan keimanan. Apalagi, Indonesia, berdasarkan data dari Pew Research Center, merupakan salah satu negara paling religius di dunia.

Lebih dari itu, upaya Depok dalam menangani pandemi melalui jalur-jalur spiritual ini juga harus diapresiasi sebagai bentuk sindiran terhadap pemerintah pusat yang dianggap tidak mampu mewujudkan tindakan-tindakan yang taktis dan nyata, sehingga upaya-upaya yang bersifat spiritual menjadi pilihan untuk diambil.

Sudah banyak lembaga yang mengaplikasikan teknik ala “Depok” ini dalam menyelesaikan masalah yang berkenaan dengan lembaga kerjanya.

Kementerian Agama, misalnya, melalui divisi Bina KUA dan keluarga Sakinah pernah menyarankan agar pasangan suami-istri rajin mengaji untuk menekan angka perceraian utamanya di masa pandemi.

Bahwa Si Doel yang rajin sembahyang dan mengaji itu toh pada akhirnya tetap cerai juga dengan Sarah, itu tentu lain soal. Namun yang jelas, menghabiskan waktu dengan mengaji tentu jauh lebih baik ketimbang menghabiskan waktu dengan nongkrong di luar.

Kelak, dunia akan mencatat, bahwa langkah-langkah bijak ala “Depok” yang erat dengan spiritualitas itu akan menjadi salah satu solusi yang taktis untuk banyak masalah.

Ingat, kalau bukan karena kekuatan spiritual, Depok dengan segala kemacetannya yang tak bisa dinalar, kesemrawutannya yang luar biasa, serta keabsurdan masyarakatnya itu, mungkin sudah punah dari peta peradaban sejak dulu.


BACA JUGA Di Depok, Makan dengan Tangan Kanan Lebih Penting daripada Pengadaan Selokan dan artikel AGUS MULYADI lainnya. 

Exit mobile version