Perilaku ghosting yang sedang ramai dibicarakan oleh warganet belakangan ini juga berpengaruh banyak pada program televisi di tanah air, salah satunya program mistis Dunia Lain. Kami mewawancarai Hary Pantja, presenter acara tersebut yang terpaksa mengubah konsep acara karena tuntutan rating.
Menurut Hary, saat ini banyak permintaan dari masyarakat agar segmen uji nyali di acara Dunia Lain dapat lebih relevan dan bermanfaat, salah satunya supaya masyarakat lebih siap untuk menghadapi tindakan ghosting dari pasangannya. Padahal selama ini premis uji nyali di acara Dunia Lain adalah bagaimana supaya para hantu dapat mengganggu peserta uji nyali.
“Saya dan tim kreatif awalnya cukup bingung dan mendapat banyak protes dari para kru hantu kami. Meski ada kaitannya dengan hantu, istilah ghosting itu kan perilaku menghilang tiba-tiba. Padahal selama ini para kru hantu kami dibayar untuk mengganggu peserta uji nyali yang berlangsung selama lima jam,” ujar Hary.
Hary mengungkapkan bahwa timnya sudah siap dengan konsep uji nyali yang baru. “Kalau dulu peserta cuma duduk di tempat angker dan nunggu hantu, sekarang hantunya kami suruh ngobrol sama peserta sampai akrab dan merasa nyaman. Nah, pas lagi sayang-sayangnya, baru kami minta hantu tersebut untuk menghilang. Untuk waktunya juga sekarang lebih fleksibel ya. Kalau shooting uji nyali biasanya lima jam, dari 12 malam sampai 5 pagi, sekarang supaya lebih real, kami sudah menginstruksikan para kru hantu kami untuk menjalin hubungan selama mungkin. Kalau bisa sampai 5 tahun sebelum ngilang.”
Harapannya dengan konsep baru uji nyali ini, masyarakat baik calon korban maupun calon pelaku, dapat lebih siap dan merasakan secara langsung perilaku ghosting.